30 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, BPBD Sebut Hanya Sebagian Daerah yang Punya Tandon Air Bersih
Musim kemarau panjang mengakibatkan 30 desa di Kabupaten Sumenep, Madura kekeringan. Dari total desa tersebut, hanya sebagian yang punya tandon.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNMADURA.CO, SUMENEP - Musim kemarau panjang mengakibatkan 30 desa di Kabupaten Sumenep, Madura kekeringan.
Dari 30 desa tersebut, hanya sebagian daerah yang memiliki tandon atau tempat penyimpanan air bersih.
"Dari 30 desa yang masuk peta rawan kekeringan, mungkin hanya 25 sampai 30 persen yang memiliki tandon," kata Abd Rahman Riyadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Rabu (14/8/2019).
• Petani Madiun Kesulitan Airi Sawah di Musim Kemarau, Terpaksa Tambah Biaya Beli BBM Untuk Sedot Air
Menurut Abd Rahman Riyadi, hasil evaluasi selama ini masyarakat penerima bantuan air bersih dari pemerintah masih menggunakan cara-cara tradisional.
"Misalnya menggunakan jeriken dan semacamnya," katanya.
Padahal menurutnya, jika setiap desa terdampak kekeringan ada semacam tandon penyimpanan sebagai titik distribusi, maka proses distribusi tidak akan membutuhkan waktu terlalu lama.
• Musim Kemarau Panjang, 30 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan hingga Terpaksa Beli Air Bersih
Oleh karena itu, sambung dia, pada saat rapat koordinasi terkait penanganan bencana kekeringan, pihaknya meminta kepada instansi terkait agar memberikan bantuan tandon ke daerah-daerah terdampak kekeringan.
"Seperti di lokasi - lokasi yang memang tidak memiliki potensi air, seperti Desa Montorna dan Prancak, Kecamatan Pasongsongan. Di sana dibor berapa pun sulit menemukan air," katanya.
• Waspadai Ancaman Longsor di Musim Kemarau, BPBD Kota Malang Sebut 2 Kecamatan Ini Rawan Tanah Gerak