Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Musim Kemarau Panjang, 30 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan hingga Terpaksa Beli Air Bersih

Sedikitnya 30 desa lebih di Kabupaten Sumenep kini dilanda kekeringan akibat musim kemarau panjang.

Penulis: Moh Rivai | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/MOH RIVAI
Saat distribusi air bersih dari BPBD Sumenep ke kawasan kekeringan dan krisis air bersih. 

TRIBUNMADURA.CO, SUMENEP - Sedikitnya 30 desa lebih di Kabupaten Sumenep kini dilanda kekeringan akibat musim kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Sumenep terus meluas. 

Hal ini berakibat pada menipisnya stok air bersih untuk kebutuhan memasak dan mencuci.

Hal itu ditandai dengan sebagian besar sumur-sumur milik warga mengering, sehingga warga terpaksa membeli air bersih dari beberapa daerah yang masih tersedia air bersih

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Abd Rahman Ready, membenarkan di sebagian wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya di 10 kecamatan tengah dilanda krisis air bersih.

Musim Kemarau Panjang, BPBD dan Polres Gresik Gerojok Air Bersih ke Desa-desa

Banyak di antara mereka yang membutuhkan air bersih dengan mencari air bersih ke beberapa desa lain.

Bahkan mereka terpaksa membeli air bersih kepada warga yang menyediakan jasa pengambilan air bersih ke beberapa daerah yang masih tersedia air bersih

“Kondisi ini, akhrinya kami memutuskan untuk membantu droping air bersih ke benerapa daerah yang membutuhkan,” kata Rahman Ready, Rabu (14/8/2019).

Menurutnya, hingga pertengahan Bulan Agustus ini, sudah ada sekitar 100 tanki air yang distribusikan ke sedikitnya 30 desa di 10 kecamatan yang kini dilanda krisis air bersih.

Distribusi akan tetap berlangsung hingga musim hujan tiba dan air bersih sudah mulai tersedia di kalangan masyarakat. 

Eduard Tjong Mengundurkan Diri sebagai Pelatih Madura FC, Penggantinya akan Tiba di Sumenep Hari ini

Dikatakan, dalam catatan BPPD Sumenep, dari 30 desa yang dilanda kekeringan dan krisis air bersih dengan rincian 11desa mengalami kritis dan 19 desa mengalami kering langka.

Jumlah itu tersebar tidak saja di wilayah daratan, tetapi juga di kepulauan.

Hanya saja untuk distribusi air selama ini masih di daratan dan sedang diusahakan distribusi air bersih ke kepulauan. 

Di wilayah daratan, BPBD Sumenep menyediakan angkutan tandon air bersih yang dibagi empat daerah.

Enam unit mobil tangki dari BPBD 2 unit, dari HIPPAM Kecamatan Batu putih 2 unit dan dari PDAM 2 unit.  

Dua unit tangki milik DPAM meliputi wilayah Kecamatan Bluto, Pragaan, Saronggi, Ganding.

Puncak Musim Kemarau Diprediksi Bulan Agustus, Ini Himbauan BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved