Kilas Balik
Soekarno Nangis Saat Tahu Sorot Mata Kartosoewiryo Kala Dieksekusi, Anaknya Pilih Sikap Sebaliknya
Soekarno tiba-tiba berdoa saat tahu jawaban ajudan, terkait sorot mata Kartosoewiryo ketika dieksekusi mati.
Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Vonis mati dijatuhkan kepada Kartosoewiryo.
Soekarno menolak grasi mantan sahabatnya itu, sehingga Kartosoewiryo pun tetap dieksekusi mati.
Meski demikian, Soekarno bertanya kepada regu tembak pasca eksekusi itu dilakukan.
"Bagaimana sorot matanya? Bagaimana sorot mata Kartosoewiryo? Bagaimana sorot matanya?" tanya Soekarno.
Mendapatkan pertanyaan itu mereka pun menjadi bingung.
Meski demikian, seorang ajudan spontan menjawabnya.
"Sorot mata Kartosoewiryo tajam. Setajam tatapan harimau pak," jawabnya.
Mendapatkan jawaban semacam itu, Soekarno pun bernafas lega, dan melempar tubuh ke sandaran kursi,
Tak lama setelah itu, Soekarno pun mendoakan keselamatan arwah Kartosoewiryo.
• Cerita Soekarno Belanja Pakaian Dalam untuk Istrinya, Malah Ditemani Janda hingga Kumpulkan SPG Toko
Sang anak pilih sikap sebaliknya
Putra pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo, mengucap ikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Sikap itu justru kebalikan dari sikap politik sang ayah.
Ia adalah satu dari 14 anggota keluarga besar Harokah Islam, eks DI/TII, dan eks Negara Islam Indonesia (NII) yang berjanji untuk menjaga persatuan dan menolak aktivitas serta organisasi yang bertentangan dengan dasar negara.
Disaksikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Sarjono bercerita tentang keputusannya kembali kepada Pancasila.
Ia mengaku, selama ini menerima akibat buruk dari perpecahan. Perpecahan itu tak hanya menimpa dirinya, tetapi juga berdampak pada keluarga.