Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Terinspirasi Sang Nenek, Sufiah Ciptakan Kopi Simbah, Berdayakan Anak Difabel sebagai Pengemas Kopi

Kebiasaan sang nenek meminum kopi yang dicampur kelapa, beras dan jagung, membuat Sufiah (35) terinspirasi untuk menjualnya dengan gaya kekinian.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Melia Luthfi Husnika
SURYA.CO.ID/DELYA OCTOVIE
Sufiah memperkenalkan produk kopi 'Simbah' miliknya pada Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Ipong Wisnoe Wardhono dan Adi Candra, Tim Motivator Lingkungan Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat DKRTH (kaus merah), beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebiasaan sang nenek meminum kopi yang dicampur kelapa, beras dan jagung semasa hidup, membuat Sufiah (35) terinspirasi untuk menjualnya dengan gaya kekinian.

Guru SD Tri Bhakti Dinoyo ini mengungkap, neneknya yang biasa dipanggil Nyai Alimah tersebut memang suka meminum kopi campur bahan-bahan tersebut sambil bersantai.

Karena itu, ia menamakan produk kopinya 'Simbah', alias 'sang nenek'.

"Tapi kalau campur beras sama jagung, saya masih takut. Jadi saya pilih kopi kelapa. Saya coba bikin supaya varian kopi tidak itu-itu saja," katanya, Rabu (14/8/2019).

Isi Talkshow di Surabaya Great Expo 2019, BI Jatim Optimistis Pelaku UMKM dan IKM Jatim Bisa Sukses

Sufiah memulai kopi Simbah pada tahun 2005, setelah melewati berbagai proses coba-coba demi mendapat paduan rasa kopi dan kelapa yang pas.

Namun, ia baru mendapatkan surat-surat izin, sertifikasi halal, hingga uji nutrisi pada tahun 2015.

"Karena kan kami sempat ragu, kopi pakai kelapa aman atau tidak? Takutnya kandungan minyak kelapanya membuat kolesterol atau apa. Tapi setelah uji nutrisi, ternyata aman," jelas ibu dua anak tersebut.

Semua proses pembuatan kopi ia lakukan sendiri, kecuali membuat kemasan kopi.

Untuk melipat kemasan kopi, Sufiah mengajak anak-anak difabel di daerah asalnya, Gresik.

Video Pameran Kriya Keris Nusantara di Grand City Surabaya, Demi Dorong Peningkatan UKM Keris

Ia menjelaskan, kebanyakan anak difabel di lingkungan tempat tinggalnya di Gresik tidak sekolah.

"Di daerah saya, sebagian besar anak-anak difabel tidak sekolah. Makanya, saya berdayakan untuk melipat packaging. Ada 30 anak difabel yang membantu saya melipat kemasan kopi," ucapnya.

Kini, kopi Simbah yang terdiri dari kopi kelapa, kopi jahe dan kopi robusta tersebut sudah bisa ditemui di sentra-sentra usaha makanan swasta di Surabaya, serta Gedung Siola dan Balai Kota.

Simbah juga sudah mengikuti pameran di berbagai kota, mulai dari Semarang, Yogyakarta, sampai Kalimantan Timur.

Dari ketiga varian tersebut, kata Sufiah, yang paling disukai adalah kopi kelapa.

"Pesanan paling jauh dari Batam. Paling sering pesanan dari Sidoarjo, itu setiap minggu kami suplai 100 kilogram," katanya.

Tak heran, ia bisa meraup omzet per bulan hingga Rp 30 juta.

"Ke depannya kami ingin buka cabang di Gresik, supaya anak-anak difabel di sana benar-benar terwadahi," harapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved