Tangis Si Anak Ingat Polisi Diserang di Polsek Wonokromo Sempat Video Call Cucu, Kaget Lukanya Parah
Tangis Si Anak Ingat Polisi Diserang di Polsek Wonokromo Sempat Video Call Cucu, Kaget Lukanya Parah.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
Tangis Si Anak Ingat Polisi Diserang di Polsek Wonokromo Sempat Video Call Cucu, Kaget Lukanya Parah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Aiptu Agus Sumarsono adalah salah satu korban penyerangan oleh seorang pria di Polsek Wonokromo, Surabaya.
Sebelum kejadian itu, ternyata korban sempat video call anaknya melihat cucunya yang masih berusia lima bulan.
Siti Fajari (28) anak pertama Aiptu Agus Sumarsono saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya awalnya mengaku kaget mendengar kabar ayahnya diserang kemarin.
• Pasca Polsek Wonokromo Diserang, Polda Jatim Pastikan Layanan SPKT di Mapolsek se-Jatim Normal
• Korban Penyerangan Polsek Wonokromo Dipindah ke RS Bhayangkara, Sempat Operasi Luka Kepala 5 Jam
• VIDEO Kronologi Penyerangan di Polsek Wonokromo, Pelaku Sabet Polisi Pakai 2 Senjata Tajam
"Awalnya dapat info ayah berantem dengan pelapor. Itu saya kaget tidak percaya, kok bisa?" Ujarnya, Minggu (18/8/2019).
Informasi itu didapat dari ibunya, Sri Ambarwati.
Sambil menggendong anaknya yang masih berusia lima bulan, dia tidak mengira ayahnya kelahi.
Sebab, selama ini dikenal sebagai sosok pria yang pendiam dan penyayang terutama kepada keluarga. Apalagi saat ini telah memiliki tiga cucu.
Kemudian, pukul 18.30 barulah dia mendapat kabar terbaru ayahnya dirawat di rumah sakit.
Mendengar kabar itu, dia langsung kaget bukan kepalang. Bersama tiga orang anaknya, wanita berusia 28 tahun ini dirumah sendiri.
Suaminya, Sugito sedang bekerja di luar kota.
Dia tidak bisa menemui langsung ayahnya yang baru saja teleponan setelah salat ashar. Saat itu ayahnya Video Call untuk melihat Mareta, cucunya yang paling kecil.
Mareta yang tidak pernah lepas dari pangkuannya itu ternyata salah satu penyemangat Aiptu Agus Sumarsono saat bekerja.
Kemudian, berlanjut chattingan melalui aplikasi Whatsapp (WA), saat itu. Ayahnya menanyakan nomor PDAM. Kemudian di balas. Setelah itu belum dibalas lagi.
"Padahal ayah tadi ya telepon biasa gitu, masa iya ayah sakit. Saya mau kesana terus anak saya bagaimana," terang Siti.
Kemudian, adiknya yang masih duduk di bangku SMA, Palupi (17) juga mengabari hal demikian. Dia meminta adiknya itu untuk mendampingi bu menemani ayah yang sedang dirawat di rumah sakit Polda Jatim.
Menjadi ibu rumah tangga mengurusi tiga orang anak yang masih kecil membuatnya hanya bisa mendengar kondisi sang ayah dari keluarga.
Sekitar pukul 21.00, dia menidurkan ketiga anaknya yang masih kecil itu di dalam kamar. Tidak lama, dia mendapati kabar, ayahnya ternyata mengalami luka bacok setelah diserang seorang pria di dalam Mapolsek Wonokromo.
Air matanya jatuh tak tertahan, sambil menenangkan si kecil di dalam kamar agar segera tidur. Dia berusaha mengabari sang suami yang sedang bekerja di Madiun.
"Saya langsung kabari suami saya, saya suruh pulang," tegasnya.
Siti tidak dapat tidur menemani ketiga buah hatinya di dalam kamar. Dia hanya memegang ponsel sambil mendengar kabar kondisi ayahnya yang dirawat intensif itu. Apalagi, ayahnya yang akan pensiun pada tahun depan mengalami luka bacok di bagian kepala.
Hal itu membuatnya terus menangis sembari berdoa untuk kesembuhan ayahnya.
"Ibu cuma bilang, luka di kepala, tangan jari manisnya sebelah kanan patah, ayah masuk ruang operasi, doain ya. Adik bilang jam 02.00 masih di dalam ruang operasi, jam 09.00 katanya sudah sadar," kata Siti.
Siti menambahkan, biasanya setiap pagi sebelum kerja, ayahnya selalu video call menanyakan kabar cucu-cucunya. Namun, sekarang malah dia sekeluarga yang sedang menunggu kesembuhan ayahnya yang diserang saat bertugas.
Tak lama, pukul 12.30 suaminya datang dan langsung bersiap-siap. Mereka kemudian bergegas, kedua anaknya yang sedang bermain kejar-kejaran di ruang tamu langsung diajak mandi. Sedangkan Mareta yang digendong Siti diserahkan ke suaminya yang sudah rindu dengan buah hatinya yang baru saja lahir pada tahun ini.
"Saya semalam dapat kabar jam 10 malam langsung saya beres-beres saya nunggu bus patas tidak ada. Saya nunggu akhirnya baru berangkat set 6 pagi tadi dari Madiun sampai sini baru saja, handphone saya juga mati," terang Sugito yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Siti mengaku, akan menemui ayahnya yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Dia ingin menjenguk ayahnya. "Ini langsung berangkat habis ini, mau ketemu ayah," ucapnya.
Dia mengerti betul profesi ayahnya sebagai petugas kepolisian. Resiko bisa datang kapan saja. Yang jelas, baru kali ini ayahnya mengalami musibah diserang oleh seorang pria yang merupakan pelapor di Mapolsek Wonokromo. Dia tidak dendam.
"Sejak kecil saya lihat ayah jadi Polisi baru kali ini ada kejadian seperti itu. Pelaku juga sudah diurus pihak yang berwajib," tutupnya.
Sebelumnya, dua anggota Mapolsek Wonokromo yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu menjadi korban penyerangan seorang pria pada Sabtu, (17/8/2019). Pria tersebut menyerang Brigadir Febian dan Aiptu Agus Sumarsono dengan cara melompat dan mengayunkan celurit kepada ketua petugas yang sedang melayani laporannya itu.
Akibatnya, Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka bacok di bagian kepala dan Brigadir Febian mengalami luka di bagian wajah.
Korps Bhayangkara langsung melumpuhkan pria bernama Imam Mustofa alias Ali itu. Di dalam tas pelaku, beberapa senjata tajam, ketapel, air soft gun dan panah dan kertas memilik lambang mirip bendera ISIS. Saat ini, pelaku ditangani langsung oleh Densus 88