Kerusuhan di Papua
Komitmen 4 Kepala Suku Besar di Papua Atas Kerusuhan yang Terjadi di Manokwari
Komitmen 4 Kepala Suku Besar di Papua atas kerusuhan yang terjadi di Manokwari.
Haji Kamil Aeni (45), warga Jayapura, menggambarkan, sejak pagi, mahasiswa dan warga membaur ke kantor pemerintahan untuk menyampaikan penyesalan atas kekerasan berbau rasisme yang dilakukan oknum ormas di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di sekitar Pelabuhan Jayapura, beberapa kelompok massa yang pawai keliling kota, dikawal aparat.
Mobil truk tanki PDAM Jayapura juga ikut mengawal massa.
Dikabarkan, massa mencoba mambakar ban bekas di sejumlah ruas jalan.
Aparat mengkhawatirkan jika aksi bakar ban juga bisa memicu aksi massif dan anarkis seperti yang terjadi di Manokwari.
Wakil Ketua KKSS Papua Barat, Haji Syahruddin Makki kepada Tribun, sekitar pukul 13.00 WIT, melaporkan, jika pusat perdagangan di Kawasan Wosi, Sanggung, Manokwari, dijarah dan dibakar massa yang beringas.
Hingga, sekitar pukul 14.00 WIT, kondisi Kota Manokwari masih mencekam.
• Kelakuan Pejabat Studi Banding Luar Negeri Disindir Jokowi, Fadli Zon Sebut Saat Ini Sudah Tak Ada
Aparat keamanan dari Polri dan TNI, lebih banyak fokus untuk menahan pergerakan ribuan massa ke pemukiman lain, dan kantor pemerintah dan pusat layanan publik.
Aparat berjaga di kantor bank, kantor BUMN, dan pusat ibadah.
Eskalasi kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, hingga Senin (19/8/2019) siang, masih berlanjut.
Suasana di pusat ekonomi, jasa dan perkantoran di kota Dagang terbesar kedua di Papua Barat, setelah Sorong itu, dilaporkan kian mencekam.
Haji Syahruddin Makki (56), warga dan pedagang di Pasar Manokwari, kepada Tribun, pukul 13.00 WIT, melaporkan, massa kian tak terkendali.
"Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar," kata Syahruddin Makki, melalui sambungan telepon selular.
• 3 Pelaku Video Vina Garut Tersangka, Pria Bertopeng & Gendut Masih Diburu Polisi, Kabur ke Jakarta
Makki yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), mengabarkan, jika para pedagang yang sebagian besar pendatang sudah pasrah.