Musim Kemarau Panjang, Ketinggian Waduk Wonorejo Tulungagung Berkurang 10 Sentimeter Tiap Hari
Kemarau panjang yang melanda wilayah Tulungagung berpengaruh terhadap ketinggian air di Waduk Wonorejo, Kecamatan Pagerwoko.
Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Kemarau panjang yang melanda wilayah Tulungagung berpengaruh terhadap ketinggian air di Waduk Wonorejo, Kecamatan Pagerwoko.
Setiap hari ketinggian air dalam waduk turun hingga 10 sentimeter per hari.
Namun menurut Kepala Sub Divisi Jasa ASA I-3 Perum Jasa Tirta, Hadi Witoyo, penurunan itu masih dibatas wajar.
Sebab pola yang ditetapkan untuk waduk ini, batas penurunan yang ditoleransi hingga 14 sentimeter per hari.
“Waduk ini kan punya pola operasi yang ditetapkan. Kondisi saat ini masih di atas pola,” terang Hadi.
• Baru Dua Bulan Keluar Penjara, Residivis Tulungagung ini Dibekuk Setelah Gagal Beraksi
Secara umum, ketinggian air masih 2 meter di atas pola.
Waduk ini masih punya cadangan 64 juta meter kubik air, hingga musim hujan yang diprediksi tiba November 2019.
Kali Song yang menjadi penyuplai air terbesar ke Waduk Wonorejo, saat ini tidak lagi menyalirkan air.
Air kali ini difokuskan untuk kepentingan irigasi lokal warga.
Sementara Kali Putih, Kali Wangi, dan Kali Bodeng masih bisa menyuplai 1-1,5 meter kubik.
• Dapat Rusunawa Baru di Tulungagung, 10 Persen Penghuni Keluar & 1 Orang Diusir Karena Bukan Pasutri
Sementara output Waduk Wonorejo saat ini juga difokuskan untuk PLTA, irigasi pertanian dan kepentingan Pabrik Gula Modjopanggoong.
“Untuk PLTA kami tambah operasionalnya, dari tujuh jam menjadi delapan jam. Agar menyesuaikan dengan polanya,” sambung Hadi.
Manajemen Waduk Wonorejo mulai mengurangi output sejak Bulan Juni 2019, saat hujan tak lagi turun.
Debet yang masuk tidak lagi dilepas sesuai dengan kapasitas PLTA.
Yang kerap menjadi kendala adalah ada petani yang tidak mengikuti instruksi tanam.
• Empat Orang Spesialis Maling Kambing Ditangkap Polres Tulungagung, Pemimpinnya Ditembak Polisi