Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tangis Keluarga Korban KM Santika Nusantara Saat Tahu Mr X Adalah Si Ayah, Tewas Saat Lahir Si Cucu

Tangis Keluarga Korban KM Santika Nusantara Saat Tahu Mr X Adalah Si Ayah, Tewas Saat Lahir Si Cucu.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
Aris bersama ibunya duduk bersama dengan anggota kelaurga korban kapal KM Santika Nusantara di RS Bhayangkara 

Tangis Keluarga Korban KM Santika Nusantara Saat Tahu Mr X Adalah Si Ayah, Tewas Saat Lahir Si Cucu

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Duduk di kursi bersandar yang terbuat dari kayu bercat putih di depan Ruang Jenazah RS Bhayangkara Surabaya, tak membuat bapak satu anak asal Blora, Aris (23) tenang.

Pasalnya, ia masih harap-harap cemas kalau sesosok jenazah pria yang baru saja dipindah dari mobil ambulan polisi ke dalam ruang otopsi, bukanlah ayahnya yang bernama Wiji (54) asal Blora.

UPDATE 5 Korban KM Santika Nusantara Terbakar Dievakuasi Nelayan, Luka Bakar & Dirawat di Puskesmas

Kisah Penumpang KM Santika Nusantara Teriak Minta Tolong di Laut 12 Jam, Akhirnya Ditolong Nelayan

UPDATE Tiga Korban Kebakaran KM Santika Nusantara yang Meninggal Dunia Tiba di Surabaya Sore Ini

Jikalau benar sesosok jenazah yang belum teridentifikasi identitasnya itu adalah ayahnya yang sempat menumpang di KM Santika Nusantara untuk bekerja di sebuah proyek di Kalimantan.

Aris mengaku tidak ada yang bisa dilakukannya selain pasrah dan berdoa.

Mata aris tampak memerah saat ditemui TribunJatim.com di emperan depan Kamar Jenazah RS Bhayangkara Surabaya.

Kendati dmeikian ia tampak berusaha tegas melayani segala bentuk pertanyaan yang kami lontarkan.

Intonasi suaranya terdengar begitu terkontrol, ia menjawab rentetan pertanyaan TribunJatim.com dengan frasa bahasa Indonesia yang lugas.

Meskipun sesekali idiom-idiom bahasa Krama Inggil melecut begitu saja ditengah percakapan kami berdua.

Aris mengaku tak ada yang aneh dari tingkah laku bapaknya sebelum berangkat ke Surabaya untuk naik kapal menuju Kalimantan.

Sejak dirinya berusia tujuh tahun atau masih menginjak Sekolah Dasar, bapaknya itu sudah bekerja di sebuah proyek infrastruktur yang berlokasi di luar pulau jawa.

Namun, untuk garapan proyek yang ada di Kalimantan, sengat Aris baru terhitung kurun waktu 3 tahun belakangan ini.

Artinya, pulang pergi keluar pulau jawa naik kapal, menurut Aris, sudah biasa bagi bapaknya.

“Iya ke Balikpapan untuk kerja proyek, sudah punya mandor disana, jadi sudah biasa. Memang dari dulu sudah kerja disana,” katanya pada Tribunjatim.com, Sabtu (24/8/2019).

Pria berpostur tegap yang mengenakan setelah kemeja flannel warna biru polos itu mengaku tidak memiliki firasat aneh perihal bapaknya.

Pasalnya, tepat di hari kapal nahas itu terbakar hingga menewaskan bapaknya dan dua orang lainnya, Kamis (22/8/2019) malam.

Aris termasuk keluarga besarnya mengaku sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kelahiran anak pertamanya, atau cucu Wiji, bapaknya.

“Saya kan posisinya, kemarin apalagi kemarin anak saya kan baru lahir. Lah malamnya dikabari (insiden KMP Santika Nusantara terbakar),” tukasnya.

Sesekai Aris membuang muka dari TribunJatim.com, tampak sekelebatan tatapan pupil matanya yang memerah itu kosong, saat bercerita tentang kelahiran anaknya.

Aris menganggap, seharusnya kelahiran anak pertamanya Kamis (22/8/2019) itu diketahui Wiji sebagai kakeknya.

Pasalnya beberapa jam sebelum wiji diketahui berangkat menuju ke Kalimantan menumpang KM Santika Nusantara, sudah tak terhitung lagi berapa kali bapaknya itu menelpon memastikan kelahiran cucu pertamannya di Blora.

“Siangnya itu sering telpon tanya, ‘sudah lahir belum’. Lah yang terakhir, saya bilang ini sudah lahir, lah waktu itu terputus karena mungkin sinyal sudah mulai angel,” katanya.

Aris mengaktakan komunikasi antara Wiji dan keluaganya di Blora terakhir terputus sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (22/8/2019) kemrin.

“Jam 1 siang itu sudah gak ada kabar,” jelasnya.

Itulah terkahir kali ia mengetahui kabar bapaknya Wiji yang kini sudah menjadi seorang kakek.

Aris menutrukan, jikalau dirinya masih belum bisa memastikan langsung apakah benar sesosok jenazah berjenis kelamin laki-laki korban kapal terbakar itu adalah ayahnya.

Ia mengaku masih menunggu proses pembersihan tubuh jenazah dan pencocokan DNA yang dilakukan tim dokter.

“belum ini masih dibersihkan dulu. Belum dikenali, nanti kan baru dimintai keterangan, lah nanti dicocoki dulu. Kami masih belum tahu,” ungkapnya.

Sekitar empat menit lamanya TribunJatim.com menyita waktu Aris dengan cara berdiri di depan pintu utama kamar jenazah.

Setelah memungkasi percakapan diantara kami dengan uluk salam yang salim terjawabkan, ia bergegas kembali masuk ke dalam ruang administrasi kamar jenazah yang berpintu kaca di belakang kami.

Cukup lama Aris berada di dalam ruangannya tersebut.

Lalu sekitar pukul 19.45 WIB, Aris menyeruak keluar dari balik pintu berkaca itu, dibelakangnya diikuti beberapa kerabatnya. Dan tangisannya pecah.

Informasinya, sesosok jenazah yang semula diketahui sebagai Mr X itu memang benar bernama Wiji.

Seorang bapak dua anak asal Blora yang tepat dihari meninggalnya, telah menjadi kakek karena cucu pertamanya lahir.

Ia menangis sambil memeluk ibunya yang mengenakan busana muslim merah muda, hingga beberapa saat kemudian, pelukan diantara mereka belum juga reda.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved