Kisah Penumpang KM Santika Nusantara Teriak Minta Tolong di Laut 12 Jam, Akhirnya Ditolong Nelayan
Kisah Penumpang KM Santika Nusantara Teriak Minta Tolong di Laut 12 Jam, Akhirnya Ditolong Nelayan.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
Kisah Penumpang KM Santika Nusantara Teriak Minta Tolong di Laut 12 Jam, Akhirnya Ditolong Nelayan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - 56 penumpang KM Santika Nusantara tiba di Terminal Garuda Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Sabtu (24/8/2019) sore.
53 penumpang selamat mengaku ditolong nelayan.
Salah satu penumpang selamat, Diki saat di ruang tunggu menceritakan rencananya pulang ke Sangatta, Kalimantan Timur untuk menemui keluarga berujung petaka.
• UPDATE Tiga Korban Kebakaran KM Santika Nusantara yang Meninggal Dunia Tiba di Surabaya Sore Ini
• 120 Penumpang KM Santika Nusantara Tiba di Surabaya, Diinapkan di Hotel & Diberi Baju Serta Sandal
• TERBARU Jumlah Korban KM Santika Nusantara Terbakar yang Telah Dievakuasi Mencapai 303 Orang
Dia mengaku saat kejadian dia berada di dek tiga. Usai diberi makan malam, kebanyakan para penumpang lainnya sedang beristirahat.
Tiba-tiba terdengar ada informasi kapal terbakar. Kemudian dia berusaha menyelamatkan diri turun ke bawah menggunakan tangga darurat. Ternyata tangga itu penuh sesak oleh penumpang. Mereka semua panik menyelamatkan diri hingga tangga darurat putus.
Suasana yang semakin panas, karena kepulan asap dari bawah. Membuatnya langsung melompat menggunakan pelampung. Mereka terombang-ambing di perairan Masalembu.
"11 sampai 12 jam di tengah laut. Semua dibantu nelayan. Kemungkinan yang saya tahu masih banyak yang belum ketemu," ujarnya.
Sama dengan yang dialami, Hadi. Kernet truk asal Blitar ini harus berada di perahu karet untuk menyelamatkan diri. Perahu karet itu ditumpangi 51 orang. Sehingga kondisinya sangat rawan tenggelam.
KM Santika Nusantara yang ditumpangi terbakar, saat ditengah laut hanya terlihat api yang membakar kapal.
"Sempat dilewati kapal tetapi tidak mau menolong kita teriak-teriak tidak ada yang tolong. Perahu karet diisi 51 orang hampir jebol," tuturnya.
Selama 12 jam terombang-ambing di laut, hanya berharap bantuan kapal datang. Saat itu, cuaca dingin, dan gelombang tinggi.
"Jam 08.00 wib baru ditolong nelayan," kata dia.
Lanjut Hadi, jika tidak ditolong nelayan maka nyawanya mungkin sudah tidak tertolong.
"Kalau tidak salah yang meninggal cowok semua. Semua pakai pelampung mungkin tidak kuat dingin di laut," tutupnya.