Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kelabui Polisi, Pria Surabaya Ini Simpan Sabu di Casing Power Bank dan Pakai Kata Gorengan

Baru dua bulan iseng berjualan sabu buat nambah penghasilan, pemuda asal Wiyung akhirnya dicokok Tim Anti Bandit Polsek Wonocolo, Surabaya, Senin

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Today Online
Ilustrasi penangkapan 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Baru dua bulan iseng berjualan sabu buat nambah penghasilan, pemuda asal Wiyung akhirnya dicokok Tim Anti Bandit Polsek Wonocolo, Surabaya, Senin (26/8/2019).

Pelaku bernama Ryfan Arseto (28) warga yang tinggal di Kawasan Dukuh Karangan, Surabaya.

Laki-laki bertubuh tambun itu terpaksa berfikir ulang soal pekerjaan sambilan yang dapat ia lakukan untuk menambah penghasilan.

Bukannya berusaha mencari pekerjaan paruh waktu yang halal, justru memilik cara instan berjualan sabu-sabu.

Kanit Reskrim Polsek Wonocolo Iptu Philips R Lopung menuturkan, motif pelaku berjualan sabu, hanya untuk menambah penghasilan.

"Dia kan pekerja swasta. Motif ya cuma buat tambahan uang aja buat hidup," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (30/8/2019).

BREAKING NEWS - Polisi Periksa 72 Saksi Soal Aksi di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya

BREAKING NEWS: Ibu SBY-Susilo Bambang Yudhoyono, Siti Habibah Meninggal Dunia

Otavio Dutra Dipanggil Timnas Meski Belum WNI, Bejo Sugiantoro Minta PSSI Lebih Cermat

Atas dasar motif tersebut, lanjut Philips, pelaku berhasil menjalankan bisnis haramnya itu selama kurun waktu dua bulan.

"Dia 2 bulan jadi pengedar sabu, belum lama juga sih," lanjutnya.

Pelaku memperoleh barang sabu dari seorang kurir yang telah dicokok polisi beberapa waktu yang lalu.

"Dia dapat dari orang lain, kami udah tangkap kurirnya, hasil pengembangan aja," ungkapnya.

Selama ini, lanjut Philips, pelaku menjalankan bisnisnya dengan mekanisme penjualan sistem setoran.

"Dia dapat untung Rp 100 Ribu setiap 1 gram berhasil dijual," jelasnya.

Pelaku menjual barang haram dagangannya itu ke semua kalangan.

Namun agar bisnisnya tetap aman selama bertransaksi, ungkap Philips, pelaku kerap pakai idiom kata 'gorengan' agar tak dicurigai polisi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved