35 Tahun Kemudian AM Hendropriyono Salut Pada Sintong Panjaitan, Dulu Minta Helikopter Ditolak
Banyak yang tidak mengetahui bagaimana kisah ini apabila Sintong Pandjaitan tak menulisnya.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Saat itu, Sintong Panjaitan merupakan atasan dari AM Hendropriyono.
Sintong merupakan atasan yang terkenal keras, apalagi sesama anggota Kopassandha (sekarang Koapssus).
Kisah ini terjadi pada awal 1970-an.
Saat itu, dia mendapat tugas operasi menumpas pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS), Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Tim Komando Pasukan Sandhi Yudha yang dipimpin AM Hendropriyono, mendaapt tugas memburu pemberontak yang menembak mati anggota Kopassus.
• Sandiaga Uno Dapat Kode Keras Dari Jokowi Seusai Namanya Disebut di Sidang Terbuka MPR,Menteri Baru?
• Jokowi Sampaikan 4 Poin Penting Soal Rusuh di Papua, Perintahkan Kapolri & Panglima TNI Tindak Tegas
• Nikita Mirzani Gelisah Jadi Tersangka Kasus Sajad Ukra & Dipo Latief? Ini Kata Elza Syarief!
• Elza Syarief Asyik Joget dengan Farhat Abbas, Nikita Mirzani Bilang Pengacara Sajad Ukra Berbakat
• Nikita Mirzani Bilang Nggak Mau Jadi Teman Mesra Hotman Paris, Sang Pengacara: Enak Aja Lu!
Hendropriyono mendapat tugas dari Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.
Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro
Kisah itu diceritakan dalam buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, karangan Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas.
Dalam setiap briefing, Sintong Panjaitan selalu menegaskan bahwa saat militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.
Itu berbeda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air, karena memudahkan untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lain.
Gerombolan musuh banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.
Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan anak buahnya.
Mereka mendirikan bivak di dekat air.
Ketika gerombolan dikejar-kejar Operasi Garu di hutan, mereka melarikan diri menyusuri sungai kecil.
Gerombolan ini melihat bivak di pinggir sungai.