Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilwali Surabaya 2020

Disindir Cawali Bonek Karena Sering Sapa Rakyat Kecil, Keponakan Khofifah Ini Justru Bersyukur

Disindir Cawali Bonek Karena Sering Sapa Rakyat Kecil, Keponakan Khofifah Ini Justru Bersyukur.

TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI
Pengurus Fatayat NU Jawa Timur, Lia Istifhama. Keponakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang digadang maju dalam Pilwali Surabaya 2020. 

Disindir Cawali Bonek Karena Sering Sapa Rakyat Kecil, Keponakan Khofifah Ini Justru Bersyukur

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jelang Pilwali Surabaya 2020 yang semakin dekat, tensi politik di Kota Surabaya ikut meninggi.

Sejumlah figur mulai turun ke bawah untuk menyapa masyarakat, salah satunya Lia Istifhama.

Dalam sosialisasinya, Ning Lia, sapaan akrabnya mulai merasakan persaingan antar bakal calon terutama ditataran pendukung dan tim sukses.

Jelang Pilwali Surabaya, PDIP Bongkar Kriteria Sosok yang Bisa Gantikan Wali Kota RIsma, Siapa?

Berpotensi di Pilwali Surabaya, Hendro Gunawan Disebut Pengamat Politik Jadi Jembatan Risma-DPRD

Bakal Bertarung di Pilwali Surabaya 2020, Whisnu Sakti Diminta Cari Cawawali dari Birokrat

Saling sindir di media sosial hingga kampanye negatif di akar rumput pun tidak terhindarkan.

Ning Lia mengakui mengalami hal tersebut. Ia mengaku disindir sebagai bakal calon wali kota bondo nekat (modal nekat) alias bonek.

"Saya disindir Cawali bonek atau bondo nekat. Saya ucapkan Alhamdulillah, tidak apa. Memang saya orang asli Surabaya. Wong Suroboyo memang memiliki semangat tinggi untuk berikhtiar. Pede aja, Bonek itu memang karakter khas Surabaya," ujar Ning Lia, Jumat (6/9/2019)

Semifinalis Ning Surabaya 2005 ini mengungkapkan, sebagai orang Surabaya karakter nekat justru harus dimiliki untuk bisa maju.

Dan selama ini Koordinator Bidang Pengembangan Dakwah Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Timur ini membeberkan, dirinya memang lebih banyak bergerak menyapa grass root (akar rumput) ketimbang ditataran elit.

Untuk itu ketika dirinya dianggap sebagai calon Bonek, ia tak mempersoalkan, karena menurut Ning Lia menyerap aspirasi masyarakat memang harus dari bawah untuk memahami permasalah warga Surabaya.

"Saya ini memang muncul karena didorong dari bawah oleh elemen masyarakat dan kelompok relawan. Saya tidak muncul dari elit. Pendukung saya banyak dari kalangan bawah. Karena itu, poster saya pun banyak terdapat di warung-warung kopi. Itu simpatisan saya yang pasang dengan inisiatif sendiri dan swadaya," tandas keponakan Khofifah itu.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved