Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Ngerinya Latihan Calon Prajurit Kopaska TNI AL, Pantas Jadi Pasukan Elite, Mau Telan Nasi 'Blender'

Latihan calon prajurit Kopaska TNI AL dikenal berat. Di antaranya mereka harus memakan nasi komando.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA
ILUSTRASI - Pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dalam upacara persiapan pengamanan APEC Summit di Bali, 26 September 2013. 

Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran.

Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.

Minuman yang diberikan adalah jamu brotowali meski menyehatkan, tapi rasanya pahit.

Ngerinya Pelatihan Prajurit Kopassus, Pantas Jadi Pasukan Elit, Tahap Akhir Dijuluki Minggu Neraka

ILUSTRASI - Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menunjukan kelihaiannya membebaskan tawanan saat demonstrasi di depan ratusan Taruna dan Taruni di KRI Dr Soeharso, Kamis (28/6/2018).
ILUSTRASI - Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menunjukan kelihaiannya membebaskan tawanan saat demonstrasi di depan ratusan Taruna dan Taruni di KRI Dr Soeharso, Kamis (28/6/2018). (Istimewa)

Selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut seperti tongkol, udang, paus, kakap.

Tak ada paksaan untuk mengikuti latihan ini, para prajurit yang tak kuat bisa berhenti kapan saja.

Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan.

Dikuak Sintong Panjaitan, Serangan Ganas Kopassus Buat Separatis Papua Kocar-kacir Pasca Mengepung

Setelah lulus Hellweek para prajurit ini dikenalkan berbagai senjata dan memulai latihan menembak.

Para calon anggota Kopaska juga harus menjalani latihan komando gunung hutan dan longmarch.

Setelah latihan Komando gunung hutan selesai dilalui para calon pasukan katak mesti menjalani latihan terjun.

Setelah itu mereka digembleng aneka praktik demolisi dan pertempuran bawah laut khusus.

Setelah itu dilakukan latihan praktik intelejen.

Total rangkaian seluruh pendidikan ini makan waktu 10 hingga 12 bulan. 

Setelah lulus barulah mereka berhak mengenakan brevet Pasukan Katak dan baret merah.

Hebatnya Slamet Riyadi Gempur Penjajah & Pemberontak, Si Pelopor Pembentukan Kopassus yang Mati Muda

Kopaska Pertama Dibentuk 12 Orang yang Lulus Seleksi

Saat pertama Kopaska dibentuk pada tahun 1962 suasana di tanah air sedang tegang.

Indonesia terlibat konfrontasi dengan Belanda dalam perebutan Irian Barat.

Kopaska pun berdiri dengan motto Tan Hana Wighna Tan Sirna.

Tak ada rintangan yang tak bisa dilewati.

Kopaska TNI AL
Kopaska TNI AL (IST via Tribun Jambi)

Perekrutan dan Latihan Dirahasiakan

Untuk merekrut anggota Komando Pasukan Katak, pada Akhir Januari 1962, Markas Besar AL memanggil sejumlah personel korps pendidikan jasmani AL dengan kepangkatan mulai dari tamtama sampai perwira pertama (Pama).

Jika dijumlah, personel yang terkumpul saat itu mencapai 17 orang, dengan pangkat mulai dari kopral sampai kapten.

Mereka kemudian diwajibkan ikut dalam tes Lapsi AL dan kesamaptaan, termasuk di dalamnya tes menyelam selama beberapa menit (decompresion chamber).

Dari hasil seleksi ternyata hanya ada 12 orang yang dinyatakan lulus.

Mengintip Gaji Kopassus, Pasukan Elit yang Dapat Serangkaian Latihan Neraka, Berapa Paling Tinggi?

Awal Februari 1962 mereka mulai melaksanakan latihan fisik sekaligus juga menjalani pendidikan ke-Kopaska-an.

Pelatihan diberikan oleh para senior TNI AL yang pernah mendapat pelatihan khusus di AS, yakni Mayor O.P Koesno, Mayor Urip Santoso, dan Mayor Emil Joseph.

Pelatihan dan pendidikan yang kemudian diberikan meliputi penyelaman ringan dengan alat pemyelam khusus (SCUBA), penggunaan bahan peledak di dalam air, renang jarak jauh siang/malam, latihan peledakan bawah air/darat dalam rangka pembersihan tumpuanpantai pendaratan, teknik sabotase, menembak menggunakan pistol, dan taktik prosedur pelarian.

Pendidikan dan latihan itu khusus itu sebenarnya merupakan bagian dari perjalanan pembentukan Grup Instruktur.

Seiringan dengan perjalanan waktu pelaksanaan pelatihan, para personel Grup Instruktur ditempatkan di Hotel Thamrin, Tanah Abang, Jakarta.

Artikel ini pernah tayang di TribunJambi.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved