Bank Sampah Panjang Jiwo Terima Satu Setengah Ton Sampah Tiap Bulan, DKRTH Ikut Kaget
Pilih mengolah sampah sendiri. warga RT 03 RW 01 Panjang Jiwo memanfaatkan Bank Sampah dalam enam tahun terakhir.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bank Sampah dimanfaatkan betul oleh warga RT 03 RW 01 Panjang Jiwo dalam enam tahun terakhir.
Fasilitas ini terbilang memberi keuntungan ganda di lingkungan Panjang Jiwo. Selain menjaga lingkungan, warga juga bisa mengumpulkan pundi-pundi uang.
Suhadi dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Panjang Jiwo, mengatakan jumlah sampah yang disetor tiap bulannya oleh warga cukup banyak, yakni satu setengah ton.
"Kami punya bank sampah Panji Arta, yang sudah berdiri enam tahun yang lalu. Itu jumlah sampahnya bisa satu setengah ton per bulan, biasanya kami jual ke pengepul," ujarnya, Senin (16/9/2019).
(Diduga Lupa Matikan Api Pembakaran Sampah, Gudang Rongsokan Mobil di Sidoarjo Ludes Terbakar)
Faturossi, Ketua RT 03 RW 01 Panjang Jiwo, menyebut bank sampah memang cukup efektif bagi warga.
Warga dulunya kebingungan ingin membuang sampah di mana, warga juga bisa mendapat penghasilan tambahan.
"Kadang sampahnya warga memilah sendiri, kadang tidak. Memang itu berpengaruh pada harga, sih. Kalau memilah sendiri, harga jualnya lebih mahal," katanya.
Plt. Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Eri Cahyadi, mengatakan ia kaget ketika mendengar bank sampah Panjang Jiwo bisa mendapat satu setengah ton per bulan.
Meski begitu, ia meminta warga untuk terus meningkatkan pendapatan sampah, karena DKRTH berencana pada tahun depan, akan mengolaborasikan bank sampah warga dengan investor swasta.
"Ini memang masih harus ditingkatkan lagi, karena nanti insyaallah tahun depan, kami buat bank sampah ini bukan berkolaborasi dengan pemerintah kota, tetapi dengan swasta," tutur Eri saat mengunjungi kampung Panjang Jiwo.
Kolaborasi ini dibentuk supaya warga tak lagi kebingungan menjual sampah, karena penjualan nanti bisa langsung melalui DKRTH.
Penjualan sampah pada swasta ini juga disebut-sebut lebih menguntungkan warga.
"Sekarang bapak jual berapa? Per botol Rp 300. Dijual ke pengepul, sama nilainya. Ketika nanti botol dijual (ke swasta), jadi Rp 400. Berarti 30 persennya kembali ke bank sampah warga," jelasnya.
Reporter: Surya/Delya Oktovie
(Pengguna Jalan Keluhkan Truk Sampah Bau di Surabaya, DKRTH: Itu Bukan Punya Kami)