Impor Tembakau Jatim Tinggi, Gubernur Jatim Koordinasi dengan Ganjar Dampak Kenaikan Cukai Rokok
Kebijakan pemerintah pusat yang bakal menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen disikapi serius oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.CO, SURABAYA - Kebijakan pemerintah pusat yang bakal menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen disikapi serius oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Pasalnya kebijakan ini akan cukup berdampak pada ekonomi daerah khususnya Jawa Timur yang memiliki sejumlah industri produsen rokok.
Sebagaimana ramai diberitakan, pemerintah menyepakati adanya kenaikan cukai rokok hingga 23 persen. Angka interfensi ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan tarif cukai rokok yang dilakukan di tahun 2017 yaitu sebesar 10,5 persen.
Adanya kebijakan itu dikatakan Khofifah kini sedang dihitung dampaknya bersama dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Mengingat industri produsen rokok yang besar ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Saya sudah cocokkan ke Gubernur Jateng Pak Ganjar, lalu juga dengan salah satu tim yang dulu diminta exersize soal tembakau secara nasional yaitu Prof Candra, saya bilang ke Pak Ganjar bahwa kita harus saling cocokkan data dulu. Karena saya ingin kita bisa memotret kalau ini terjadi (kebijakan menaikkan cukai rokok 23 persen), dampaknya ke ekonomi daerah bagaimana," kata Khofifah kepada Tribunjatim.com, Jumat (20/9/2019).
• Liburan Nikita Mirzani Ditemani Elza Syarief, Sindir Statement Sang Pengacara: Aku Cinta Sekali
• VIDEO: Menikmati Sensasi Perawatan Kulit dengan Royal Spa Buah Pepaya di Mercure Hotel Surabaya
• Dipicu Korsleting Listrik, Rumah di Tuban Terbakar, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta
Sebab, disampaikan mantan Menteri Sosial RI ini, di Jawa Timur ada sebanyak 100 ton lebih tembakau yang diimpor untuk bisa memenuhi kebutuhan industri rokok. Sebagaimana diketahui Jawa Timur terdapat pabrik-pabrik rokok yang cukup besar nilai produksinya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa untuk jenis tembakau yang paling banyak diimpor adalah jenis tembakau virginia. Pemerintah sendiri sudah melakukan penelitian dan kajian terkait tembakau jenus ini. Khususnya potensi untuk ditanam sendiri di dalam negeri.
"Dari hasil exercise tembakau virginia ini lebih cocok ditanam di Lombok. Kita sudah pernah coba tanam di lereng Semeru, lalu juga mencoba menanam di Bojonegoro. Dan yang paling cocok itu di Lombok. Pemetaannya sudah detail soal ini," kata perempuan yang juga mantan Kepala BKKBN ini kepada Tribunjatim.com.
Oleh sebab itu, Khofifah ingin ada koordinasi detail dengan Ganjar untuk saling mencocokkan data. Terutama jika untuk dua daerah ini yang jumlah impornya cukup signifikan atau jumlahnya besar. Lalu jika ada kenaikan cukai, tentunya akan ada dampak yang relatif besar. Seberapa besar dampaknya untuk ekonomi kedua daerah ini, itulah yang sedang dikoordinasikan Khofifah dengan Ganjar.
"Beliau ini masih di Palu. Setelah ketemu Pak Ganjar, saya berencana melaporkan hasilnya ke pemerintah. Jadi mohon sabar ya," kata Khofifah pada wartawan.
Kebijakan menaikkan cukai rokok menuai banyak reaksi di banyak pihak. Terutama setelah mengetahui bahwa dengan pemerintah menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen, maka harga eceran rokok berpotensi naik hingga 35 persen di tahun 2020 mendatang.
(Fatimatuz zahroh/Tribunjatim.com).