Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Porter Pendamping Pendaki di Kebakaran Gunung Raung

- Para pendaki yang terjebak saat kebakaran Gunung Raung, Jawa Timur, Jumat (4/10), dihadapkan pada situasi serba sulit.

Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
ISTIMEWA
Tim SAR gabungan mulai melakukan operasi penyelamatan pendaki Gunung Raung melalui Kalibaru, Banyuwangi 

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Para pendaki yang terjebak saat kebakaran Gunung Raung, Jawa Timur, Jumat (4/10), dihadapkan pada situasi serba sulit.

Memilih bertahan akan mati kedinginan, atau turun tapi menerjang api. Mereka akhirnya memilih pilihan kedua. Setidaknya, apabila nasib mereka buruk, setidaknya mereka mati dengan berusaha bertahan hidup.

Terdapat 13 orang yang terjebak di tengah kebakaran yang melanda Gunung Raung. Dua orang porter, dua guide, dua pendaki dari Indonesia, serta tujuh warga asal Singapura.

Mereka sedang istirahat di camp 9. Pendaki dari Singapura dan tiga pendampingnya, baru saja turun dari puncak setelah menginap semalam. Kondisi mereka kelelahan. Sementara pendaki dari dalam negeri hendak naik ke puncak.

Sekitar pukul 11.30, Wageono, seorang porter yang tengah mendampingi tamunya dari Singapura, turun hendak memasak di camp 7.

"Saat itu saya mencium bau asap. Ternyata sudah sudah ada api. Saya coba padamkan sebisanya tapi kian membesar," kata Wageono kepada Tribunjatim.com.

13 Pendaki Gunung Raung Akhirnya Bisa Dievakuasi Lewat Pos Kalibaru, Alami Luka Bakar & Lecet

Kebakaran Semeru Masih Belum Padam, Lahan 102 Hektar Yang Terbakar

Ribuan Penonton Antusias Saksikan Karapan Sapi Piala Presiden di Bangkalan Madura

Dia lalu naik lagi untuk mengabarkan pada rombongan di camp 9. Saat itulah, mereka menghubungi petugas pos jaga melalui HT.

"Situasinya saat itu menegangkan. Saya sempat panik. Dalam pikiran saya bisa mati terpanggang. Tapi berusaha tenang yang penting tamu-tamu ini selamat," kata Wageono.

Apalagi tamu yang dia bawa dari luar negeri. Wageono hanya memikirkan bagaimana mereka bisa selamat.

"Apabila terjadi apa-apa sama mereka, bisa jadi berita internasional ini," kata Wageono kepada Tribunjatim.com.

Menurut pria yang baru satu tahun menjadi porter di Gunung Raung itu, rombongan berada situasi yang sulit. Bertahan di camp 9 bisa membuat mereka mati kedinginan, karena saat itu angin berhembus kencang sekitar 10 km/jam. Apalagi perbekalan juga mulai menipis. Sementara kalau turun asap sudah di mana-mana dan api mulai merambat.

Hingga Jumat malam mereka masih bertahan di camp 9.

Beberapa tamu mulai kedinginan. Akhirnya sekitar pukul 22.30 malam, para pendaki termasuk dari Singapura sepakat untuk turun menerjang asap dan api.

"Setelah semuanya sepakat, kami akhirnya turun bersama-sama," kata pria berusia 75 tahun tersebut.

Sepanjang perjalanan para guide dan porter melindungi bule-bule Singapura itu. Sembari berjalan guide dan porter yang berasal dari Banyuwangi itu memadamkan api yang menghalangi menggunakan ranting yang masih ada duannya, tanah, dan peralatan seadanya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved