Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Cerita Heroisme Kopassus di Hutan Belantara, Ngotot Tak Akan Menyerah ke Belanda Walau Lengan Hancur

Yang terlihat hanya gundukkan hitam yang ternyata adalah hutan belantara dengan pepohonan menjulang tinggi bagaikan raksasa. Malapetaka pun menimpa.

Penulis: Ignatia | Editor: Melia Luthfi Husnika
Capture/Film Merah Putih Memanggil
Tim Kopassus Kena 'Cemooh' Media Thailand, Hanya Serangan Kilat 3 Menit, Dunia Langsung Tercengang 

TRIBUNJATIM.COM - Operasi Banteng II menjadi operasi penyusupan paling berbahaya pasukan Indonesia dalam Operasi Trikora.

Kisah heroisme Kopassus dalam Operasi Trikora akan terus diingat dalam sejarah.

Sebab, perjuangan Indonesia dalam rangka perebutan Irian Barat dari tangan Belanda jadi satu operasi militer yang paling heroik yang dilakukan Indonesia.

Berikut TribunJatim.com ulas kembali ceritanya seperti yang dikutip dari TribunJambi.com.

Pada Operasi Trikora, para prajurit TNI disusupkan ke kantong-kantong pertahanan musuh.

Misi tersebut melibatkan personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang saat ini bernama Paskhas dan RPKAD atau saat ini merupakan pasukan Kopassus.

Gabungan Kopassus dan Paskhas ini bakal diterjunkan di tengah wilayah hutan belantara di Irian Barat.

Mereka ditugaskan untuk masuk ke dalam wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan Belanda.

Kiprah Pasukan Harimau Indonesia Penjaga Terakhir Soekarno, Belanda Sampai Takut, Setara Kopassus?

Para prajurit yang siap bertempur tersebut dibagi ke dalam dua tim yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.

Banteng I dilakukan misi penerjunan di Fak-Fak yang dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.

Penerjunan di Kaimana yang pertama terdiri dari tiga pesawat Dakota yang diterbangkan oleh Kapten Udara Santoso dengan kopilot LU II Siboen, LU I Suhardjo dengan LU II M Diran, dan LU I Nurman Munaf dengan LU I Suwarta.

Penerbangan ini dipimpin Kapten Santoso.

Operasi ini menerjunkan satu tim gabungan PGT dan RPKAD (23 RPKAD, 9 PGT, dan satu perwira Zeni) di bawah pimpinan Letda Heru Sisnodo dan Letda Zipur Moertedjo sebagai pimpinan penghancur radar di Kaimana.

Setelah istirahat satu malam di Langgur, keesokan harinya 26 April 1962 pukul 04.45 waktu setempat, tiga Dakota lepas landas menuju sasaran di daerah Kaimana dengan terbang rendah dalam keadaan hujan.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus (Kolase Tribun Jambi dan Tribun Timur)

Pada saat fajar menyingsing sekitar pukul 05.30, pesawat mendekati daerah sasaran sekitar l0 kilometer dari kota Kaimana yang terletak pada suatu lembah.

Pertama-tama diterjunkan adalah logistik, baru kemudian satu per satu pasukan keluar dan mendarat di Kampung Urere.

KU II Godipun masih sempat melihat buih-buih berkejaran di pantai Kaimana sebelum bel tanda persiapan untuk terjun, memecah kesunyian subuh itu.

Karena masih gelap, umumnya tidak bisa menebak di mana akan jatuh.

Yang terlihat hanya gundukkan hitam yang ternyata adalah hutan belantara dengan pepohonan menjulang tinggi bagaikan raksasa.

Sampai di sini, malapetaka langsung menimpa mereka.

Hampir semuanya mendarat di puncak-puncak pohon yang tingginya sekitar 50 m.

Situasi ini sedikit menguntungkan bagi yang membawa beban ekstra berat, seperti pembawa radio.

Menguak Rahasia Pisau Komando Kopassus, Pantas Buat Tubuh Rusak Parah Jika Tertusuk, Lihat Bentuknya

Karena jika langsung mendarat di tanah, kemungkinan cedera sangat tinggi.

Dropping zone ini mereka ketahui sebagai wilayah Kampung Urere yang alias Pasir Putih.

Karena jatuh di atas pohon, banyak di antara anggota mengalami cedera.

Seperti KU I Sahudi, payungnya berhenti di antara dua pohon sehingga ia tergantung-gantung seperti buah mangga.

Tidak mau hilang akal, Sahudi berusaha mengulur tali yang dibawa agar bisa turun.

Rupanya tali yang dibawa sepanjang 30 meter itu tidak menyentuh permukaan tanah.

Taktik Jitu Kopassus Lumpuhkan Dukun PKI Mbah Suro di Padepokannya, Dikenal Sakti & Kebal Senpi

Dia pun memutuskan menjatuhkan ransel perbekalan agar bisa mengira-ngira ketinggiannya.

Cukup lama sebelum bunyi benda jatuh di tanah bisa didengarnya.

“Pohonnya tinggi sekali,” kenang Sahudi.

Hari sudah mulai siang dan badan pun mulai letih karena tidak makan.

Tidak mau mati konyol di atas pohon, Sahudi mulai mengayunkan payung agar bisa meraih dahan terdekat.

Berkali-kali ia coba namun sebanyak itu pula ia gagal.

Ilustrasi
Ilustrasi (YouTube)

Tanpa disadarinya, karena terus bergoyang, payungnya mulai merosot dari pohon.

Sampai akhirnya lepas dan Sahudi pun terpental ke pohon sebelum terhempas di tanah dengan punggung jatuh lebih dulu.

Ia merasakan sakit tak terperikan di punggung, membuatnya nyaris tidak bisa bergerak.

Baru kemudian ia sadari bahwa tulang punggungnya patah!

Tak jauh dari tempatnya jatuh, ia melihat rekannya KU I J. Dompas yang terluka dan Pratu Margono dari RPKAD mengalami patah kaki.

Mereka bermalam di situ selama beberapa hari, dan mendapat bantuan dari penduduk setempat.

Terjawab Tujuan Soeharto Selalu Cari Anggota Kopassus Berkaki Satu, Bertempur Habis-habisan di Papua

Siang itu Belanda mulai mencium kehadiran pasukan gabungan.

Gara-garanya setelah pesawat Belanda yang melintas, pilotnya melihat parasut bertaburan di puncak-puncak pohon.

Karena itu Belanda pun mengirim sejumlah polisi yang umumnya direkrut dari putra asli Irian untuk mengecek kebenarannya.

Untunglah ada penduduk berbaik hati mengabarkan bahwa ada polisi datang.

“Tuan besar datang, tuan besar datang,” kata mereka. Malam itu juga Sahudi dan kedua rekannya meninggalkan kampung kecil itu. Karena sedang sakit, Margono hanya bisa merangkak, sementara Sahudi tertatih-tatih.

Tim Kopassus Kena 'Cemooh' Media Thailand, Hanya Serangan Kilat 3 Menit, Dunia Langsung Tercengang
Tim Kopassus Kena 'Cemooh' Media Thailand, Hanya Serangan Kilat 3 Menit, Dunia Langsung Tercengang (Capture/Film Merah Putih Memanggil)

Seperti yang lainnya, Godipun juga tersangkut di sebuah dahan.

Pasukan ini mengalami kontak senjata dengan Belanda sewaktu memotong sagu.

Dalam kontak ini pasukan PGT tercerai-berai karena kekuatan tidak seimbang, disamping fisik mereka sudah lemah.

Setelah tembakan berhenti, Heru memerintahkan Godipun membantu rekan-rekan yang lain.

“Saya pergi dan menemukan bekas tempat mereka memasak sagu,” ujar Godipun.

Mengulas Slogan Menggetarkan Jiwa Milik Kopassus, 7 Pasukan Militer Dunia Juga Pakai Kalimat Keren

Besoknya Belanda kembali datang, dan kembali terjadi kontak tembak, namun tidak ada yang terluka.

Dalam kontak tembak ini KU I Fortianus tertembak di dada dan tewas di tempat, sedangkan Pratu Suyono dari RPKAD berhasil meloloskan diri dan akhirnya bertemu dua orang yang ditinggal karena cedera yaitu KU I Sahudi dan Pratu Margono.

Pada 18 Juli, dua orang yang cedera ini ditambah Pratu Suyono tertangkap Polisi Belanda di bawah pimpinan Letnan Pol Ayal (asal Ambon) dan wakilnya Torar (asal Manado).

Pada suatu hari, Godipun disuruh menebang pohon pisang yang agak jauh dari induk pasukan.

Begitu kembali, ia sudah tidak menemukan rekan-rekannya, pergi entah kemana.

Dia berusaha menyusul.

Hebatnya Kopassus Kalahkan Pasukan Anti Teror Korea Meski Membeku, Kuat Tempur di Medan Bersalju

Sial baginya, di perjalanan ia disergap Belanda.

“Angkat tangan, lempar senjata!” Salah seorang berteriak ke arahnya. Godipun langsung tiarap dan merayap menjauh. Karena tidak kunjung keluar, tembakan gencar pun diarahkan ke persembunyiannya.

“Saya betul-betul disiram,” kenang Godipun.

Sebuah timah panas akhirnya mendarat di pundaknya.

Sakit sekali, sampai-sampai rasanya mau nangis.

ILUSTRASI - Anggota TNI dari Kopassus Sedang Melakukan Defile di HUT TNI 2012
ILUSTRASI - Anggota TNI dari Kopassus Sedang Melakukan Defile di HUT TNI 2012 (fidel ali/kompas.com)

Pundak kirinya hancur dan tulang belikatnya mencelat keluar.

Nyaris sudah pasrah karena kondisinya cukup parah, Godipun masih berusaha untuk tidak tertangkap.

Dia bersembunyi di balik sebuah pohon besar.

Belanda tidak berhasil menemukannya sampai akhirnya pergi.

Detik-detik Benny Moerdani Gagalkan Rencana Penculikan AH Nasution, Rela Tangkap Komandan Kopassus

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved