Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mayat Dicor di Musala

Kumpulan Pembunuhan Sadis Oleh Anggota Keluarga, dari Racun Sianida hingga Dikubur di Musala

Kumpulan Pembunuhan Sadis Oleh Anggota Keluarga, dari Racun Sianida hingga Dikubur di Musala

Editor: Januar
SURYA/SRI WAHYUNIK
Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres) tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember 

Kumpulan Pembunuhan Sadis Oleh Anggota Keluarga, dari Racun Sianida hingga Dikubur di Musala

TRIBUNJATIM.COM - Kasus pembunuhan tak hanya dilakukan oleh para pelaku yang tak dikenal korban.

Tak jarang pembunuhan tersebut juga dilakukan oleh orang dekat atau keluarga korban.

Berikut ini adalah sejumlah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh keluarga korban sendiri.

BREAKING NEWS: Polisi Tetapkan Anak & Istri Jasad Pria Jember di Bawah Musala Jadi Tersangka

1. Pembunuhan Jasad Pria Jember di Bawah Musala, Pelaku Tak Sengaja 'Kuak' Kematian Ayahnya

Pembunuhan yang dilakukan Bahar Mario (25) terhadap sang ayah, Surono (51) terbilang sadis.

Sedangkan Busani (45), istri Surono, juga terbilang tega karena 'mengamini' perbuatan anaknya terhadap Surono.

Bahar dan Busani kini sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan kasus jasad pria Jember di bawah musala terhadap petani Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember itu.

Anak dan ibu itu disangka memakai Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, junto Pasal 55 KUHP tentang melakukan perbuatan pidana secara bersama.

Perbuatan yang terbilang sadis, serta sikap istri yang tega itu diketahui dari paparan yang disampaikan Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Dua orang tersangka yakni Bahar, dan Busani dihadirkan saat rilis tersebut. Keduanya sudah memakai baju tahanan Polres Jember.

Polisi yang menyelidiki peristiwa itu sejak dilaporkan Minggu (3/11/2019) malam, akhirnya menetapkan Bahar sebagai pembunuh sang ayah. Sedangkan Busani, membantunya serta mengamini perbuatan anaknya.

Alfian membeberkan, pembunuhan itu dilakukan di akhir Maret 2019. Suatu malam, Bahar pulang ke rumahnya sekitar pukul 23.00 Wib. Kepulangannya itu untuk membunuh sang ayah.

Busani menyambut kepulangan anak keduanya itu. Tak lama setelah di rumah, Bahar mendatangi Surono yang sedang tidur di kamar depan rumah bagian barat.

Sebagai gambaran, rumah keluarga Surono memiliki dua bangunan induk tetapi gandeng. Ada dua pintu masuk. Kedua bangunan berjejer dari timur ke barat. Ketika Bahar datang, Busani tidur di kamar rumah sisi timur, sedangkan Surono ada di sisi barat.

Saat Surono tidur itulah, Bahar memukulnya memakai linggis. Wajah bagian kiri Surono mengalami luka parah, dan terjadi pendarahan hebat. Busani membantu sang anak, dengan mematikan lampu di depan rumah yang berada di dekat kamar Surono.

"Korban S juga memiliki riwayat sakit pernafasan. Luka berat ditambah riwayat penyakitnya itulah yang diduga menjadi penyebab kematian dia," ujar Alfian.

Surono tewas akibat pukulan linggis itu. Bahar bersama Busani kemudian menggotong mayat Surono ke belakang rumah itu. Bahar menggotong bagian atas, sedangkan Busani memegangi kakinya. Saat menggotong itu, Busani melepaskan gotongannya karena diduga tidak kuat. Akhirnya Bahar menyeret tubuh sang ayah ke bagian belakang rumahnya.

Ketika peristiwa itu terjadi, bagian belakang rumah belum menjadi dapur permanen seperti saat kasus itu terendus pada Minggu (3/11/2019). Di belakang rumah hanya ada bangunan semi permanen, dan lahan kosong. Bahar menggali tanah di bangunan semi permanen itu. Dia pun memasukkan tubuh ayahnya ke liang itu.

Karena liangnya tidak begitu panjang, kaki Surono tertekuk dengan kepala ada di sisi barat. Dia menempatkan linggis di bawah jasad ayahnya. Surono terkubur bersama baju dan sarungnya. Setelah itu, Bahar menimbun tubuh ayahnya memakai semen yang telah dicampur air hingga lubang itu tertutup.

Setelah peristiwa yang terjadi tengah malam itu, Bahar mengambil tas milik Surono. Di tas itu, tersimpan uang tunai sebanyak Rp 6 juta. Uang itu diambil oleh Bahar. Setelahnya, dia membonceng ibunya memakai sepeda motor CBR ke rumah neneknya. CBR milik Surono ini belakangan dijual oleh Bahar seharga Rp 19 juta.

Setelah membunuh ayahnya, Bahar menitipkan ibunya ke rumah sang nenek, Misnatun, yang tidak jauh dari rumah Surono. Kemudian, dia pulang ke rumah istrinya yang masih berada di Desa Sumbersalak. Bahar masih menginap semalam di rumah istrinya. Keesokan harinya, dia kembali ke Bali.

Selang beberapa hari, Busani mengabari Bahar kalau lubang yang dibuatnya merenggang. Bahar kemudian meminta sang ibu kembali menguruk lubang penguburan Surono memakai semen dicampur air.

Beberapa hari kemudian, Bahar pulang. Dia pun kembali menutup lubang itu. Dia menguruknya memakai tanah, kemudian menutupnya memakai keramik. Pemasangan keramik dilakukan sekaligus memperbaiki dapur itu.

Dapur dibangun menjadi bangunan permanen. Lubang penguburan Surono diubah menjadi musala atau tempat shalat berkeramik hitam. Dapur dibuat bergaya modern. Dapur itu juga bisa menampung sepeda motor.

Tidak ada yang curiga dengan peristiwa itu. Hingga akhirnya, kasus itu terungkap pada Minggu (3/11/2019). Bahar juga yang secara tidak sengaja membuka kematian ayahnya. Meskipun dia sudah mengarang cerita kepada Kepala Dusun Juroju, Misri (bukan Misli, seperti dalam berita sebelumnya, red).

Kepada Misri, Bahar bercerita kalau ayahnya telah mati dan dibunuh Jm (suami siri Busani). Dia mengetahui itu, setelah bertanya kepada sang ibu. Kepada Misri, Bahar mengaku bermimpi ditemui sang ayah. Dia pun menelepon ibunya untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya. Bahar juga bercerita kepada Misri, setelah dia bertanya kepada ibunya, ternyata ayahnya telah mati.

"Kata Bahar waktu cerita ke saya, ayahnya katanya dibunuh oleh lek-nya. Lek-nya itu mengacu kepada suami siri Busani. Waktu cerita ke saya, saya kan nggak ngerti apakah itu benar atau tidak. Kalau tidak benar, kan berarti dia mengarang cerita. Namun tentang tidak adanya Pak Wid (panggilan akrab Surono, red), memang saya ketahui sudah agak lama. Dia lama tidak terlihat," ujar Misri kepada TribunJatim.com.

Setelah mendengar cerita Bahar itulah, akhirnya Misri dan Bahar mendatangi Polsek Ledokombo dan melaporkan peristiwa itu. Dari sinilah, akhirnya misteri hilangnya Surono terkuak. Surono tidak hilang, namun meninggal dunia. Jasadnya terkubur di rumahnya sendiri.

Tidak disangka pula, pelaku pembunuhan ternyata Bahar, anak keduanya. Sang istri, Busani juga terlibat dalam peristiwa itu.

2. VIRAL Suami Bunuh Istri, Sempat Tulis Kalimat Romantis di Facebook, Sang Anak Juga Jadi Korban

Kisah wanita dibunuh suami sendiri padahal kerap unggah kemesraan di facebook menjadi viral di media sosial.

Entah apa yang terjadi pada pasangan romantis ini, kemesraan rumah tangga mereka justru berujung tragis.

Sejak Jumat 11 Oktober 2019, kasus pembunuhan seorang wanita Malaysia dan anak lelakinya menjadi sorotan publik.

Jenazah Norfazera Binti Bidin (27) dan Muhammad Iman Asraf Bin Abdullah (11) ditemukan seorang pemotong rumput dalam kondisi termutilasi.

Tubuh keduanya dalam kondisi tanpa baju dan sudah terpotong diletakkan di kawasan Gulung Kampung Ladang, Malaka, Malaysia.

Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan.

Keterangan resmi belum dirilis, namun suami korban merupakan tersangka pembunuhan.

Dilansir dari Harian Metro, kepala kepolisian Malaka, Datuk Kasim Karim mengatakan bahwa tersangka ditangkap dengan bekerja sama dengan kepolisian Singapura.

Setelah informasi terverifikasi bahwa lokasi rumah teras korban yang berlokasi di Taman Merdeka Jaya telah ditemukan berbagai bukti.

"Polisi juga menemukan darah di ruang bawah tanah"

"Dan percaya bahwa kasus itu melibatkan seorang pria dari Singapura yang terkait dengan korban."

Sementara sebuah pernyataan resmi belum dipublikasikan oleh pihak berwenang, banyak unggahan telah beredar di media sosial.

Unggahan tersebut berspekulasi bahwa pria itu cek-cok dengan istrinya mengenai masalah keluarga.

Hal ini mengakibatkan si suami menikamnya dan memutilasi istrinya karena kemarahannya yang tidak terkendali.

Setelah itu, tersangka, diduga, merasa ia juga harus membunuh putranya karena bocah malang berusia 11 tahun itu adalah saksi mata dari cek-cok yang terjadi hingga pembunuhan. (Tribun Style)

3. VIRAL Wanita Bunuh 6 Keluarganya, Racuni Suami dan Mertua Pakai Siandia, Sehari-hari Dikenal Baik

Kisah viral wanita jadi pembunuh berantai, dikenal sebagai menantu yang baik, suami dan keluarganya diracun sianida.

Seorang perempuan di India yang diakui sebagai 'menantu teladan' dituding membunuh enam keluarganya pakai sianida.

Bahkan perempuan di India ini diolok-olok, dicemooh, dan diejek oleh para pengunjung sidang yang dilaksanakan.

Menurut kepolisian setempat, Jolly Shaju mengaku telah membunuh suami pertama, dua mertuanya, mantan istri suaminya sekarang, dan dua lainnya di antara tahun 2002-2014.

Dilansir BBC dan Intisari pada Kamis (10/10/2019), korban yang paling muda dilaporkan masih bayi ketika Jolly Shaju membunuhnya pada 2014 silam.

Perempuan berusia 47 tahun ini telah ditahan sampai 16 Oktober bersama dengan dua orang yang disinyalir sebagai kaki tangannya saat membunuh.

Salah satu dari terdakwa, Prajikumar dituduh memasok sianida untuk membunuh enam anggota keluarga Jolly dan menegaskan dirinya tidak bersalah.

Kepada Press Trust of India (PTI), pria yang bekerja sebagai pandai emas itu mengira Jolly membeli racun itu untuk membunuh tikus.

Kecurigaan awal pada kasus itu menyembul ke permukaan setelah Roko Thomas, saudara dari suami pertama Jolly, Roy Thomas, meninggal pada 2011 menjadi awal penelusuran polisi.

Karena kematian Roy ini memunculkan kecurigaan kepada Jolly dua bulan lalu.

Korban pertama Jolly adalah ibu mertuanya sendiri, Annamma Thomas.

Annamma disebut meninggal setelah memakan makanan yang Jolly siapkan pada tahun 2002 silam.

Enam tahun kemudian Tom Thomas, mertuanya yang berumur 66 tahun, meninggal diduga mengalami gejala serupa dengan istrinya.

Kemudian Roy sendiri meninggal pada 2011 silam.

Saat dilakukan pemeriksaan post-mortem, ditemukan adanya jejak sianida.

Namun saat itu, polisi tak melakukan penuntutan karena dikatakan belum memiliki bukti kuat.

Pada 2014, saudara Annamma, Matthew, bersikukuh harus segera dilakukan pemeriksaan post-mortem yang kedua kepada keponakannya.

Keluarga semakin khawatir ketika di tahun 2016 lalu, sepupunya Scaria Shaju wafat.

Juga putri terkecilnya, Alfine, meninggal dua tahun sebelumnya.

Polisi menyatakan bahwa mereka menduga Jolly membunuh enam anggota keluarga karena dipicu oleh uang jika merujuk pada iparnya.

Sang ipar, Renji, mengatakan Jolly mengurus keuangan keluarga sepeninggal ibunya.

Namun karena ayahnya, Jolly diibaratkan sebagai "menantu teladan".

"Saya menganggap Jolly sebagai kakak saya."

"Dulunya saya menyukainya."

"Dia bisa bersikap dan disukai semua orang," terang Renji. (TRIBUN STYLE)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved