Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Festival Peragaan Busana Daur Ulang di Kota Mojokerto, Tampilkan Tema Kejayaan Majapahit

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar peragaan busana daur ulang yang menampilkan puluhan busana hasil kreasi kaum millenial. Pergelaran berte

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Yoni Iskandar
Febrianto/Tribunjatim
Puluhan peserta dari berbagai sekolah dan masyarakat umum di kota mojokerto meramaikan festival busana daur ulang di Alun-alun Kota Mojokerto, Kamis (21/11/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar peragaan busana daur ulang yang menampilkan puluhan busana hasil kreasi kaum millenial. Pergelaran bertema "Kejayaan Majapahit" digelar di Alun-alun Kota Mojokerto, Kamis (21/11/2019).

Karya-karya yang ditampilkan mampu mendeskripsikan tema yang diusung, yaitu "Raja Hayam Wuruk, Ratu Tribuana Tunggal Dewi dan Mahapatih Gajah Mada". Ada 44 peserta mengikuti peragaan busana Daur Ulang 2019 yang memeriahkan rangkaian Mojo Spekta 2019.

Deretan gaun-gaun era Majapahit ditampilkan oleh peserta dari kategori sekolah dan umur. Sebanyak 19 peserta dari kategori sekolah dan sebanyak 25 peserta dari kategori umur. Para peserta saling adu kreasi menghasilkan sebuah karya dari bahan daur ulang.

Material daur ulang yang digunakan para peserta diantaranya, karung goni, kardus, pelepah pisang, daun jagung dan aksesoris lainnya. Seperti biji-bijian dan bunga pinus. Tak jarang para peserta harus menahan panas dan berat karena mengenakan busana daur ulang tersebut.

Salah satu peserta dari SMPN 7, Nabila T Ramadhani mengatakan, busana daur ulang mengangkat tema Tribuana Tunggal Dewi.

Lagi Asyik Foto-foto Sepeda Motor, 3 ABG Ini Digerebek Polisi Surabaya, Postingan di FB Jadi Sebab

KRONOLOGI Percobaan Penculikan Siswa SD di Tambak Rejo, Pelaku Berjumlah 4 Orang

Isu Penolakan LGBT, Diskriminasi Gender, & Larangan Bagi Perempuan Hamil Mengikuti Seleksi CPNS 2019

"Bahannya dari karung goni, pelepah pisang, besek bambu, kulit jagung, kardus dan daun cemara," katanya kepada Tribunjatim.com, Kamis, (21/11/2019).

Siswi kelas VII tersebut menambahkan, mahkota dibuat dari bahan pelepah pisang, gaun dari karung goni yang dikombinasikan dengan besek bambu di bagian atas. Sementara bagian bawah, ada lilitan karung goni dan di bagian belakang diberi aksesoris bunga dari kulit jagung dan miniatur Candi Wringin Lawang.

"Miniatur candi dibuat dari kardus yang digunting dan disusun. Ide pembuatan busana ini dari Miss 2017 dipadukan dengan Tribuana Tunggal Dewi. Pembuatannya dua minggu, yang paling susah di lilitan dan bagian belakang candi nya," katanya kepada Tribunjatim.com.

Masih kata Nabila, untuk bahan daur ulang tak ada kesulitan karena semua bahan ada di sekitar. Namun saat menggunakan busana daur ulang tersebut, ia mengaku cukup kesulitan saat belok karena ada miniatur candi di bagian belakang gaun.

Terpisah, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, mengatakan, lomba ini bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah dalam prinsip 3R. Reuse, Reduce dan Recycle. Khususnya bagi generasi milenial untuk menunjukkan kreativitasnya dalam menciptakan menampilkan busana yang terbuat dari daur ulang sampah.

"Semoga event ini dapat dikenal di level nasional maupun level internasional. Saya berharap pelaksanaan festival busana daur ulang dari ke tahun menjadi lebih spektakuler dan semakin memberikan inspirasi bagi kita dalam berinovasi serta memanfaatkan barang yang tidak terpakai menjadi nilai produk, seni dan nilai ekonomi,".ujarnya, Kamis (21/11/2019). (Febrianto/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved