Universitas Jember Miliki Dua Spesies Anyar Anggrek
Universitas Jember (Universitas Jember) meluncurkan dua spesies anggrek baru yakni anggrek Dendorbium unej-1 dan Dendobrium unej-2.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Universitas Jember (Universitas Jember) meluncurkan dua spesies anggrek baru yakni anggrek Dendorbium unej-1 dan Dendobrium unej-2.
UPT Agrotechnopark Unej meluncurkan dua spesies anggrek baru masih dalam rangkaian peringatan Dies Natalis Unej ke-55 pada bulan November 2019.
Kedua spesies baru anggrek itu telah mendapatkan pengakuan berupa register dari The Royal Horticultural Society (RHS) Inggris. Karenanya, mereka resmi diakui dunia sebagai spesies anggrek yang dihasilkan peneliti Universitas Jember.
Ketua UPT Agrotechnopark Usmadi mengatakan, peneliti Unej harus berjuang keras untuk mendapatkan spesies baru anggrek itu. Penelitian itu berawal dari tantangan Rektor Unej yang meminta bunga asli sebagai penghias gedung Rektorat Unej.
“Tahun 2012 kami mendapatkan tantangan dari Rektor untuk menghias ruang pimpinan di gedung rektorat dengan bunga asli, dan bukan bunga plastik, sehingga ruangan-ruangan terlihat asri. Apalagi Universitas Jember tengah giat berusaha mewujudkan green campus,” ungkap Usmadi seperti dikutip dari siaran pers Humas Unej, Minggu (24/11/2019).
Akhirnya terlintas ide UPT Agrotechnopark akan mengembangkan anggrek sebagai penghias ruangan-ruangan di kampus. Pilihan jatuh ke tanaman anggrek karena jika ditempatkan di ruangan bisa tahan selama dua hingga tiga bulan, dan perawatannya pun relatif mudah.
• Ucapannya Terbukti Saat Ahok Jadi Gubernur, Gus Dur Juga Ramal Nasib Masa Depan BTP, Terjadi Lagi?
• NMax Dirantai Raib Digondol Maling Saat di Parkir di Teras Rumah Warga Bendul Merisi Surabaya
• Museum Pendidikan Surabaya Resmi Dibuka, Pemkot Surabaya Bakal Terus Tambah Koleksi
Ide pengembangan tanaman anggrek ini kemudian berkembang menjadi keinginan untuk menemukan spesies baru anggrek, dengan jalan menyilangkan spesies anggrek yang sudah ada. Jalan untuk menemukan spesies anggrek baru ini berliku dan perlu perjuangan.
Sebab Usmadi dan koleganya, Parawita Dewanti membutuhkan waktu empat tahun untuk menghasilkan spesies Dendobrium unej-1 dan Dendrobium unej-2.
“Dimulai dari pembangunan sarana dan prasarana seperti green house dan laboratorium kultur jaringan di tahun 2012 hingga tahun 2013. Proses penyilangan anggrek kami mulai tahun 2014 dan baru berhasil di tahun 2019 dengan memperoleh pengakuan berupa register dari The Royal Horticultural Society Inggris,” tuturnya kepada Tribunjatim.com.
Sementara itu Parawita Dewanti, peneliti hortikultura Fakultas Pertanian, menambahkan, lamanya proses penyilangan anggrek hingga menemukan spesies anggrek baru disebabkan beberapa hal. Pertama peneliti harus tahu benar asal usul spesies anggrek yang akan disilangkan.
“Sering kami menemukan anggrek yang bagus, tapi ternyata kami tidak mengetahui asal usulnya alias tidak memiliki register, maka tentu hasil silangannya tidak akan diakui di dunia. Jadi kalau ingin anggrek yang kami silangkan diakui, maka syarat utamanya harus tahu nenek moyang anggrek tadi,” jelas Parawita kepada Tribunjatim.com.
Proses penyilangan anggrek bermula saat peneliti mengawinkan anggrek melalui cara menempelkan putik ke benang sari sehingga anggrek menghasilkan biji.
Proses mengawinkan anggrek hingga menghasilkan biji ini umumnya memakan waktu tiga hingga empat bulan. Biji ini lantas ditanam dengan cara kultur jaringan dalam laboratorium.
Perlu waktu sembilan hingga satu tahun untuk menumbuhkan tanaman anggrek dari biji menjadi tanaman berukuran 2 centimeter. Tanaman anggrek muda ini kemudian dipindahkan ke green house untuk proses aklitimasi dan menjalani masa pertumbuhan hingga menjadi anggrek yang berbunga.
“Jadi jika ditotal perlu dua hingga tiga tahun untuk mendapatkan spesies baru anggrek, namun durasi waktu ini bisa bertambah jika di tengah proses ada kegagalan,” imbuhnya.