Ketua HDII Sebut Kolaborasi dan Manfaatkan Teknologi Jadi Kunci Desainer Hadapi Persaingan Era 4.0
Hadiri Interior Designers Gathering,Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Regional Jawa Timur sebut Teknologi jadi kunci hadapi persaingan
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM, SURABAYA - Di era disrupsi saat ini, profesi desainer interior juga harus melakukan inovasi agar bisa bertahan dalam menghadapi perubahan jaman. Disrupsi merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya.
"Nah, bagi desainer interior yang sebelumnya konvensional, harus bisa mengikuti era disrupsi ini dengan melakukan kolaborasi dan bisa memanfaatkan teknologi yang ada," kata Hari Santoso, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Regional Jawa Timur, Kamis (28/11/2019) malam, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Interior Designers Gathering di VIVERE Multi Kreasi, Surabaya.
Hari menyebutkan, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kolaborasi dan memanfatkan teknologi yang sudah meningkat tersebut.
Kolaborasi bisa dilakukan dengan menampilkan karya desain interior tidak sekedar display pada ruang, tapi juga bisa display di area umum, dalam kegiatan gathering, seperti fashion show, gandeng pengembang perumahan, apartemen atau hotel dan lain sebagainya.
"Juga memanfaatkam teknologi itu, seperti media sosial untuk sharing dan komunikasi tentang desain interior. Tidak lagi terbatas pada kantor khusus dengan ruang penuh display," ungkap Hari.
Tren kantor bersama atau co-working space juga bisa menjadi pendukung paling mudah saat ini.
• Sulap 12 Kereta Ekonomi GBMS Serasa Kereta Eksekutif, Direktur Utama PT KAI: Ini Komitmen Kami
Pemanfaatan teknologi aplikasi pada sistim Internet of Thing (IoT), bisa menggantikan ruang display atau studio. Diatas laptop atau komputer jinjing bahkan smartphone, bisa memberi gambaran desain interior yang diinginkan.
Kolaborasi dengan produsen juga sudah bisa dilakukan lewat teknologi.
"Misalnya klien perlu desain seperti ini, ditunjukkan lewat aplikasi, kolaborasi dengan produsen, dibuatkan dan hasilnya tentu memiliki nilai lebih. Apalagi trend custom juga membuat pasar desain interior cukup bergairah," ungkap Hari, dalam gathering dengan tema Design Talk, Interior Design for Public Space 4.0 itu.
• Kembali Tinjau Progres Perbaikan Stadion GBT Surabaya, Wali Kota Risma: Sesuaikan Standart FIFA!
• TERPOPULER: Siswa SMA di Bojonegoro Bunuh Janda Muda 1 Anak, Pelaku Diminta Tanggung Jawab
Selain Hari Santoso, dalam kegiatan tersebut, hadir pula Budi Kurniawan, yang merupakan Interior Designer & Founder BK Interior & Architecture Planning Studio, dengan Anggra Ayu Rucitra sebagai moderator.
Acara dihadiri oleh sekitar kurang lebih 70 peserta, yang berasal dari desainer interior, arsitek, kontraktor, produsen furniture, dan beberapa mahasiswa.
Interior Designers Gathering ini terdiri dari beberapa segmen yakni Design Talk, Sharing Session, dan makan malam bersama.
Dalam kesempatan itu, Budi menjelaskan tentang interior yang baik untuk ruang publik.
• Bocor Foto Jadul Via Vallen Pangku Bocah Laki-laki, Si Biduan Jawab Tuduhan Punya Anak Tak Diakui
"Bagaimana desain interior bisa mempengaruhi psikologis dan interaksi pengunjung dalam area publik. Sehingga peran desainer interior sangat penting untuk menciptakan harmonisasi yang baik di ruang publik," ungkap Budi.
Dan juga tentunya dengan pemilihan material dan furniture yang tepat, atmosfir yang baik juga akan terbangun dalam desain interior di ruang publik.
Hal ini menjadi komitmen VIVERE Group, khususnya HPL Wilsonart & Arborite, dan juga VIVERE Collection dalam menghadirkan produk yang selain berkualitas baik, dan memiliki durability yang baik, juga membantu mengakomodir kebutuhan desainer interior dalam menciptakan opsi desain yang baik bagi ruang publik.
• Sinopsis Kasam Episode 53 Sabtu, 30 November 2019, Serial India Tayang di ANTV
• Anak Empat Tahun Diduga Dianiaya, Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya Periksa Dua Saksi
Selain itu, sertifikat Green Label serta Green Guard yang dimiliki oleh HPL Wilsonart & Arborite juga menjamin area publik tersebut aman bagi semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Banyak aspek yang tentunya menjadi pertimbangan dalam mendesain interior bagi ruang publik.
"Agar para desainer interior tidak hanya menciptakan desain yang hanya estetis dan ergonomis saja, melainkan juga berdampak positif bagi lingkungan sekitarnya dan juga menghasilkan atmosfir yang nyaman, interaksi yang baik terutama untuk area publik," tandas Budi.(SURYA /Sri Handi Lestari).