Bocah 4 Tahun Tewas Minum Obat di Madiun
Balita 4 Tahun di Madiun Meninggal Setelah Minum Obat, Jawaban Dinkes: Mungkin Klinik Langgar SOP
Menurut dr Soelistyo Widyantono, klinik Klinik Wahyu Husada kemungkinan tidak menjalankan standar operasional prosedur.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Elma Gloria Stevani
Namun, berdasarkan pengamatan dari luar, kemungkinan Muhamad Noval Muhtarom mengalami sindrom Stevens-Johnson (Suatu darurat medis, ini sering merupakan reaksi terhadap obat atau infeksi)
"Nggak tahu, itu harus diteliti lebih lanjut. Tapi, kemungkinan itu Stevens Jhonson, kalau lihat gambarnya.
Tapi saya belum tahu wujudnya (secara langsung), tapi kalau dari fotonya, kemungkinan adalah Stevens Jhonson," tambahnya.
Sejauh ini, Kabupaten Madiun mempunyai empat klinik swasta yang melayani masyarakat Kabupaten Madiun.
• Samsuri Alias Kancil Cabuli Anak Tetangga di Bengkel, Pameri Film Dewasa pada Korban yang Masih ABG

Diberitakan sebelumnya, Muhammad Noval Muhtarom meninggal diduga akibat kesalahan dalam pemberian obat.
"Tadi pagi, kami mendapat laporan dari Kades Nglambangan, ada anak yang meninggal. Dugaan sementara, anak ini sakit panas, kemudian diperiksakan di Klinik Wahyu Husada, kemudian diberi obat, setelah minum obat, timbul bintik-bintik, kulitnya melepuh kecil-kecil," kata Kapolsek Wungu, AKP Nugroho, saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2019) pagi.
Karena sakitnya semakin parah, orangtua korban kemudian membawa Muhammad Noval Muhtarom kembali ke Klinik Wahyu Husada.
Sepulang dari klinik, luka melepuh di Klinik Wahyu Husada korban semakin membesar.
"Kemudian, hari Senin (2/12/2019), korban dibawa ke RS Santa Clara. Pada Rabu (4/12/2019) pagi, sekitar pukul 04.00, korban dinyatakan sudah meninggal dunia," katanya.
AKP Nugroho mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu Tim Inafis Polres Madiun untuk melakukan identifikasi luka pada korban.
Sementara, orangtua korban, Heri melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Madiun.
"Kami belum bisa menyimpulkan, masih menunggu proses dari Tim Inafis Polres Madiun, saat ini sedang meluncur ke sini," imbuhnya.
• Terbongkarnya Sindikat Pembuat Uang Palsu Senilai Rp 650 Juta di Jember, Sudah Beredar ke Masyarakat
Sementara itu, kakek korban, Samiun (57) mengatakan, cucunya awalnya mengalami demam. Setelah itu, orangtua korban membawanya ke klinik Wahyu Husada, Desa Dimong, Kecamatan Madiun.
"Awal sakit Sabtu (30/11) sakit oanas, hari Minggu (31/11/2019) dibawa ke klinik jam lima pagi. Sampai rumah, dikasih obat, nggak ada reaksi, pukul 14.00 WIB dibawa ke klinik lagi, dikasih obat lagi, malah keluar bintik-bintik di sekitar mulut. Kemudian dibawa ke sana lagi, hari Senin (1/12/2019) dibawa ke klinik, di suruh ngaamar, dari pagi jam 12.00 hingga 18.00 diinfus di sana. Tapi sakitnya semakin parah, kemudian dicabut, dibawa ke RS Santa Clara," katanya.
Dia menuturkan, berdasarkan cerita ibu korban, hampir separo kulit tubuh korban melepuh. Separo badan, mulai perut ke atas hingga wajah melepuhn
"Kulitnya, melepuh, kalau dipegang kulitnya mengelupas. Bagian dada depan gosong, di punggung juga melepuh," katanya.