ES-PORT, Inovasi Kotak Pendingin Ramah Lingkungan Tim ITS Raih Emas di Korea
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengusung gagasan kotak pendingin ramah lingkungan bernama ES-PORT raih penghargaan tiga instansi berbeda.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Teknologi ramah lingkungan telah menjadi isu strategis di kalangan akademisi.
Untuk itu sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengusung gagasan kotak pendingin ramah lingkungan bernama ES-PORT dalam kompetisi gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 di Korea pekan lalu.
• Wali Kota Malang, Sutiaji Raih Penghargaan Enterpreneur Award 2019
Tim dari Departemen Teknik Industri ITS berhasil meraih medali emas dan beberapa penghargaan spesial pada gelaran yang merupakan perhelatan tahunan pameran produk riset yang diikuti oleh 635 inventor dari 30 negara.
Gagasan produk Portable, Practical, and Eco-Friendly Storage (ES-PORT) yang merupakan hasil kolaborasi mahasiswa dan dosen Departemen Teknik Industri ITS ini mendapatkan penghargaan spesial dari tiga instansi, yaitu Taiwan Invention Association, Universiti Malaysia Trengganu, dan Patent Office of Cooperation Council for the Arab States of The Guils (GCCPO).
• Akses Jalan Taman Nasional Baluran Beraspal Hotmix, Wisatawan Diimbau Speed Maksimal 20 KM/Jam
• Jawaban Pinkan Mambo Diminta Pilih Mulan Jameela atau Maia Estianty, Diam Saat Bahas Ahmad Dhani
Delegasi ITS yang dibimbing oleh Adithya Sudiarno dan Ratna Sari Dewi tersebut beranggotakan tiga mahasiswa lintas angkatan, yaitu Muhammad Adrian Fadhilah, Reza Aulia Akbar, dan Dito Abrar Amanullah.
Adithya Sudiarno, salah satu dosen yang ikut andil dalam perancangan produk tersebut memaparkan, produk ini terinspirasi dari permasalahan para nelayan yang enam sampai tujuh persen hasil tangkapannya sering membusuk sebelum dijual.
• VIRAL Video Gerobak Mie Ayam Jalan Sendiri di Madiun, Mbah Mijan Istighfar Lihat Ada Sosok Duduk
• GBT Jadi Kandidat Venue Piala Dunia 2021, Whisnu Sakti Buana: Warga, Bonek, Harus Ikut Jaga
"Juga mengacu pada masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh media penyimpanan bahan pangan yang masih menggunakan freon (Chlorofluorocarbon),"ujarmya.
Konsep inilah yang menjadikan timnya meraih penghargaan spesial dari GCCPO adalah atas dasar konsep desain 4 in 1 practically.
• Masuki Pekan Ke-31 Liga Indonesia, Empat Tim Klasemen Terancam Degradasi
• Sinopsis No Time to Die atau Bond 25, Aksi Terakhir Daniel Craig Jadi James Bond
“Konsep 4 in 1 practically yang pertama yaitu eco design dari produk tersebut yang menggunakan bahan 100 persen Recycled High Density Polyethylene (HDPE),"urainya.
Hal ini berpengaruh pada penambahan kapasitas penyimpanan. Sehingga dengan menambah lembaran baru HDPE di beberapa bagian, maka kapasitas produk akan membesar.
• Luncurkan Kredit Kepemilikan Bermotor, Ada Promo Bombastis Sampai Akhir Januari 2020
• Intel Kopassus Sembunyikan Istri Panglima hingga Nyamar Jualan, Misi Hebat Sersan Badri Melegenda
Kedua, adalah pada komponen pendingin yang menggunakan termoelektrik (perangkat konversi energi panas) dan ice gel.
"Ketiga, adalah penggunaan panel surya dan listrik. Serta terakhir, desain mobilitas produk yang dibuat mengacu prinsip rancangan antropometri (pengukuran dimensi tubuh manusia) agar produk bersifat ergonomis,"paparnya.
• Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini Kamis, 5 Desember 2019: Cancer Terlalu Drama, Leo Hampa, Libra Menarik
• Gelar Ulang Tahun Pertama, IKEI BPD Jatim Kuatkan Motto Maju Bersama, Bersama Kita Besar
Muhammad Adrian Fadhilah, salah satu anggota tim menjelaskan, produk ES-PORT telah diuji coba dan diaplikasikan langsung pada nelayan di wilayah Kenjeran, Surabaya.
“Dalam pengujiannya, produk ini mampu mendinginkan hingga suhu minus 5,5 derajat celcius selama kurang lebih sepuluh jam,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Adrian tersebut.
• Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis, 5 Desember 2019: Gemini Ingin Ketenangan Batin, Emosi Virgo Meledak
• Persiapan Laga Persebaya Vs Bhayangkara FC Mepet, Bajul Ijo Fokus Latihan Peningkatan Fisik
Selama enam bulan, produk ES-PORT dirancang dengan banyak tantangan yang dihadapi oleh tim. Terutama selama proses perancangan purwarupa produk tersebut.
“Seperti halnya ketidaksamaan antara ide awal dan kondisi riil ketika pembuatan, sehingga ada rancangan yang harus diganti ataupun dirancang ulang,” jelas mahasiswa angkatan 2018 tersebut. (SURYA/Sulvi Sofiana)