UMKM Berbasis Sociopreneur Batik Wistara, Jadi Wadah Berkarya Kaum Difabel di Surabaya
Batik Wistara merupakan UMKM asal Kota Surabaya yang memiliki visi sosial tinggi. Kini, Batik Wistara mampu berkespansi secara nasional.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Batik Wistara merupakan UMKM asal Kota Surabaya yang memiliki visi sosial tinggi.
Batik Wistara berdiri pertama kali pada tahun 2010 dengan 3 karyawan.
Kini, Batik Wistara mampu berkespansi secara nasional.
Batik Wistara terletak di daerah Juanda.
Seiring berjalannya waktu, Batik Wistara semakin berkembang hingga ke tengah kota Surabaya, yakni di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No.56B, Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.
Batik Wistara yang dipimpin oleh Ariyono Setiawan kini sudah memiliki 18 karyawan. Menariknya, dari keseluruhan karyawan Batik Wistara ini merupakan para difabel.
"Karyawan saya saat ini ada 18 dan semuanya difabel, semuanya tuna rungu dan tuna wicara," kata Owner Batik Wistara, Ariyono Setiawan saat ditemui TribunJatim.com di rumah produksi Batik Wistara di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No.56B, Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jumat (20/12/2019).
• PENGAKUAN Saksi Lihat Truk Kontainer Muat Mebel Kayu Terbakar di Depo Tanto, Ada Suara Ledakan Keras
• KRONOLOGI Truk Kontainer Bermuatan Mebel Kayu Terbakar di Depo Tanto III Surabaya, Karena Korek Api?

Ariyono Setiawan menceritakan, awal mula membangun bisnis batik tersebut di daerah Juanda.
Hanya karena sesuatu hal, akhirnya Ariyono Setiawan memindahkan basis bisnisnya di kantor sekaligus yang sebagai rumahnya yakni di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No.56B, Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.
Agar bisnis terus bertahan, Ariyono Setiawan menjelaskan, ia harus bisa konsisten pada apa yang sudah dimulai.
Menghadapi hambatan-hambatan tersulit yang hampir saja membuatnya menyerah, justru menjadi titik balik suksesnya bisnis batik tersebut.
"Yang jelas kuncinya itu konsisten. Harus punya konsistensi dan kemauan yang kuat. Memulai usaha ini tujuannya untuk apa itu harus jelas dan terus ditanamkan dalam diri," kata pria lulusan Magister Elektro ITS tersebut.
Sejak awal, Ariyono Setiawan merintis usahanya sebagai sebuah sosiopreneur yang melibatkan anak-anak difabel.