Toko Elektronik UFO Kertajaya Terbakar
Risma Turun Tangan Pantau Kebakaran Toko Elektronik UFO Kertajaya, Sekjen DPP PDIP: Pemimpin Teladan
Langkah yang diambil Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam insiden kebakaran di toko elektronik UFO menuai banyak apresiasi.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Elma Gloria Stevani
Salah seorang karyawan toko elektronik UFO bernama Aditya Purwa mengungkapkan kronologi kebakaran di toko elektronik UFO saat ditemui wartawan TribunJatim.com.
Aditya Purwa menduga kebakaran di toko elektronik UFO diduga akibat korsleting listrik.
Sekitar pukul 10.39 WIB, Aditya Purwa sedang bersama dengan rekan kerjanya mengemasi barang-barang.
Menurut kesaksian salah satu karyawan sales AC, titik api pertama kali muncul dari lantai 2.
"Kita dengar ada ledakan," katanya.
Menurutnya, dia dan rekannya menyangka ledakan suara bersumber dari barang yang jatuh.
Namun, betapa kagetnya dia dan rekannya saat mengetahui munculnya api.
"Sebagian karyawan berupaya memadamkan pakai Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dan sebagian lagi, mereka berlari keluar gedung,” tambahnya.
Saat kebakaran terjadi, para karyawan tengah beraktivitas dan melayani para pelanggan.
Kepala Dinas PMK Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, pihaknya menerima laporan kebakaran tersebut kemudian langsung menerjunkan petugas.
"Terima berita sekitar jam 10.00 WIB , kemudian langsung unit terdekat sama walang kadung ke lokasi dan melakukan pemadaman," kata Dedik.
Selanjutnya, puluhan unit mobil pemadam kebakaran pun terus berdatangan.
• Menangkan Pilkada Serentak 2020, PDIP Cetak Kader Militan di Wisma Perjuangan Kota Batu
• Belum Dapat Kontrak Baru di Persebaya, Otavio Dutra Pilih Libur Tahun Baru di Brazil

Dedik mengungkapkan, titik api pertama kali muncul dari lantai 2 dan merembet ke lantai 3 serta lantai 1 gedung.
Dugaan sementara yang didapat pihaknya yakni konsleting listrik.
"Awal di lantai dua kemudian terjadi perambatan ke lantai tiga dan lantai satu efek dari kabel-kabel yang terlalu panas tadi," kata Dedik.
Luasan yang terbakar sekitar lima hingga sepuluh persen dari total keseluruhan gedung.