Berita Persebaya Surabaya
News Analysis: Jika Persebaya Kereta Api, Maka Andik Vermansah Menjadi Solarnya
Bursa transfer Liga 1 musim 2020 menjadi kesempatan bagus bagi Persebaya Surabaya untuk berburu pemain.
Penulis: Eko Darmoko | Editor: Elma Gloria Stevani
News Analysis, Eko Darmoko, Jurnalis SURYA
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bursa transfer Liga 1 musim 2020 menjadi kesempatan bagus bagi Persebaya Surabaya untuk berburu pemain.
Dalam urusan pemain, Persebaya Surabaya alias Bajul Ijo punya standar yang harus dipenuhi, yakni pemain tersebut harus ngeyel dan ngosek sebagaimana karakter Arek Suroboyo.
Drama, tidak melulu terjadi dalam Persebaya, tapi juga selalu menyelimuti klub lain dan pemain dalam setiap proses transfernya.
Namun, setidaknya, dalam dua tahun belakangan ini semenjak Bajul Ijo mentas di kasta tertinggi, drama adalah santapan utama Persebaya dalam perburuan pemain.
Pecinta Persebaya yang kondang dengan sebutan Bonek dan Bonita, memiliki keinginan dalam setiap pembentukan tim di awal musim dan transfer window.
Yakni, mereka ingin Persebaya merekrut putra daerah atau produk asli hasil binaan klub Internal di Surabaya, khususnya adalah pemain yang menjadi simbol perlawanan ketika Persebaya ‘dibunuh’ PSSI dalam insiden dualisme.
• Gelandang Asing Persebaya Rela Dibayar Murah dan Abaikan Persija Jakarta: Aryn Williams Itu Bonek
• Persebaya Susun Kerangka Tim untuk Liga 1 2020 : Sudah 90 Persen Terbentuk
Simbol perlawanan ini, jika tidak berlebihan, tersemat pada nama Andik Vermansah.
Nama gelandang enerjik langganan Timnas Indonesia ini sudah kadung melekat di kebanyakan hati Bonek dan Bonita.
Andik Vermansah bukan hanya simbol perlawanan, tapi juga kesetiaan.
Kala situasi Persebaya terjepit oleh dualisme dan upaya ‘pembunuhan’ yang dilakukan PSSI terhadap Persebaya, Andik Vermansah tetap setia berkostum Bajul Ijo.
• Mie Setan Mulyorejo Terbakar, Korban Jiwa Akibat Ledakan Elpiji Restoran Bertambah Jadi 2 Orang
• Dimas Nur Sarifudin Jadi Korban Kebakaran Mie Setan Mulyorejo, Dikenal Sosok yang Gemar Kopi Pahit
Simbol perlawanan dan kesetiaan inilah yang menjadi pemantik Bonek dan Bonita agar manajemen bersedia memulangkan Andik Vermansah.
Namun, hingga detik ini agaknya keinginan Bonek dan Bonita susah direalisasikan oleh manajemen Persebaya yang dinahkodai Presiden Azrul Ananda.
Dua musim belakangan, proses ‘balikan’ antara Andik Vermansah dan Persebaya selalu kandas di tengah jalan.
Tidak ada kata sepakat di antara keduanya.
Drama bertajuk cinta lama bersemi kembali (CLBK) antara Andik Vermansah dan Persebaya pun menjadi penyedap di setiap bursa transfer.
Buntut dari kandasnya pulang ke Surabaya, Andik Vermansah pun memilih berburu Ringgit di Liga Malaysia bersama Kedah FA di musim 2018, dan berlayar ke Pulau Garam bersama Madura United di musim 2019.
Bahkan ketika Persebaya mati suri, Andik Vermansah enggan berlabu ke klub Indonesia lainnya, dan lebih memilih membela Selangor di Liga Malaysia selama bertahun-tahun.
• Terungkap Firasat Aneh Koki Mie Setan Mulyorejo, Sebelum Kebakaran, Sampai Mati Aku di Mie Setan
• Jenazah Koki Mie Setan Dimas Nur Sarifudin Tiba di Rumah Duka, Kerabat dan Tetangga Berdatangan
KegagalanAndik Vermansah pulang ke Surabaya, juga dialami oleh putra daerah lainnya, yakni kreator serangan Timnas Indonesia, Evan Dimas.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 6 ini juga memendam hasrat bisa kembali pulang ke rumah lawasnya; Persebaya.
Namun, meminjam penggalan syair lagu; entah apa yang merasuki pihak-pihak terkait hingga Andik Vermansah dan Evan Dimas selalu gagal pulang ke rumah?
Nasib Andik Vermansah dan Evan Dimas berbeda dengan Hansamu Yama.
Bek tangguh kelahiran Mojokerto ini mulus dipinang Persebaya dari Barito Putera pada bursa transfer 2019.
Hansamu Yama yang merupakan hasil didikan klub internal Persebaya, serta mengaku berdarah Bonek, menjadi salah satu rekrutan besar yang dilakukan Persebaya pada bursa transfer 2019.
Kini, ketika kursi pelatih Persebaya dipegang Aji Santoso—sang legenda hidup Persebaya—besar harapan terapung padanya untuk memulangkan putra daerah yang kini tercecer di tanah rantau.
Aji Santoso yang memahami pola permainan ngeyel dan ngosek yang melekat pada Persebaya, diharapkan bisa terus menghidupkan karakter itu dengan cara memulangkan bahan bakar yang sesuai.
Ibarat kata, bukan bermaksud memugar masa lalu atau gagal move on: jika Persebaya adalah kereta api, maka solarnya adalah Andik Vermansah. (eko darmoko)
• Refleksi Akhir Tahun 2019 Gerakan Santri Millenial Jatim: Siapkan SDM untuk Kemajuan Indonesia
• PW Muhammadiyah Jatim: Tahun Baru Bukan untuk Dirayakan, Tapi Evaluasi