VIRAL Video Gunung Sumbing Diselimuti Awan Aneh Mirip UFO, Ahli Ungkap Fakta Sebenarnya, ‘Badai’
Video fenomena pemandangan awan aneh Gunung Sumbing buat netizen ngeri, ahli akhirnya mengungkap fakta soal adanya badai.
Merujuk artikel Kompas.com (grup TribunJatim.com), Lilik Setiyawan, Koordinator Forum Pengelola Gunung Sumbing membenarkan fenomena tersebut.
Menurutnya, fenomena awan yang menutupi gunung Sumbing tersebut terjadi pada Jumat (3/1/2020) dan akan kembali terlihat pada Sabtu (4/1/2020).
"Iya (terlihat lagi) itu fenomena kalau ada badai di atas jadinya seperti itu," ujarnya kepada Kompas.com (4/1/2020).

Saksi mata pertama, Armando, menceritakan kejadian fenomena awan tersebut terjadi pada Jumat (3/1) sekitar pukul 08.00 WIB.
"Hanya beberapa detik saja, soalnya setelah kejadian itu langsung ditutupin sama kabut," kata dia.
Dihubungi terpisah, Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Nanda Alfuadi mengatakan jenis awan yang terlihat dalam postingan tersebut dimungkinkan merupakan jenis awan lenticularis yang umum terjadi saat siang hari di musim kemarau.
Menurutnya awan tersebut bukan penanda cuaca buruk tapi penanda potensi turbulensi.
"Sehingga sebetulnya yang perlu hati-hati adalah penggiat penerbangan atau olahraga paralayang karena dalam kondisi atmosfer seperti itu daya angkat atmosfer tidak begitu bagus," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (4/1/2020).
• VIRAL Nasib Gadis Jateng Ajak Pria Bercinta di Rumah Majikan, Ngaku Konglomerat & Jemput Pakai Mobil
Saat disinggung terkait bentuk awan tersebut yang juga disebut-sebut oleh para netizen mirip UFO, ternyata fakta sebenarnya adalah adanya aktivitas khusus di awan itu.
Hal itu terjadi lantaran proses pembentukan awan ke atas terhambat karena kondisi atmosfer di puncak gunung cenderung stabil sehingga awan melebar ke samping dan bukan tumbuh ke atas.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan awan lentikuleris dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin.
• Sosok Viral Wanita Cantik Naik Ban Bebek di Tengah Banjir Jakarta, Ternyata Seorang Model?

Fenomena ini disebutnya wajar terjadi di gunung namun juga bisa terjadi di dataran luas.
"Di gunung terdapat sebuah mekanisme yang disebut gelombang gunung, salah satu tandanya adalah awan lentikuler," ujarnya Sabtu (4/1/2020).
Agie mengatakan fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.
Namun yang perlu diwaspadai suhu udara yang menjadi lebih dingin karena suhu dingin adalah pendukung pembentukan awan lentikular.
