Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serangan Drone AS Bunuh Jenderal Iran, Kekuatannya Mematikan, Lihat Cara Kerjanya saat Perang

Drone pembunuh memang tidaklah main-main, karena yang bekerja adalah mesin tanpa awak.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Kolase Intisari, Tribunnews.com
Donald Trump saat berhasil membunuh jenderal tertinggi di Iran 

China juga mulai memasok berbagai negara, termasuk ke UEA.

Di mana mereka telah digunakan dalam serangkaian serangan mematikan di Libya, Mesir, Nigeria, Arab Saudi dan Irak, meskipun tidak setiap negara dapat menggunakan apa yang telah dibeli.

Mengintip Kamar Hotel Donald Trump Selama Mengunjungi Hanoi Vietnam, Pernah Diinapi Barack Obama

Setelah 9/11, drone predator sudah digunakan untuk mengamati Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda, dari udara.

Namun serangan pertama, pada Oktober 2001, meleset dari sasaran yang dituju, pemimpin Taliban Mullah Omar.

Beberapa pengawalnya tewas di dalam kendaraan di luar markas pemimpin itu.

Tetapi, kegagalan ini tidak menghalangi AS.

Sejak itu, Drone Predator dan Reaper telah dikerahkan oleh AS di Afghanistan dan wilayah utara suku Pakistan di berbagai iterasi "perang melawan teror", serta di Irak, Somalia, Yaman, Libya dan Suriah.

Qasem Soleimani
Qasem Soleimani (Intisari)

Kekuatannya

Statistik Inggris memberikan beberapa gagasan tentang frekuensi serangan drone kontemporer (AS tidak merilis data yang setara).

Dalam empat tahun perang melawan Isis di Irak dan Suriah dari 2014-2018, drone Reaper dikerahkan pada lebih dari 2.400 misi - hampir dua hari.

Drone menyumbang 42% semua misi udara Inggris melawan Isis, dan 23% dari serangan senjata, menurut statistik yang dikumpulkan oleh situs web Inggris Drone Wars melalui permintaan informasi kebebasan.

Jenderal Iran Qassem Soleimani dibunuh atas perintah Donald Trump
Jenderal Iran Qassem Soleimani dibunuh atas perintah Donald Trump (Theusposts.com)

Dampak ke Warga Sipil

Kenyataan pahit dari penggunaan drone adalah bahwa warga sipil telah menjadi sasaran dalam serangan demi serangan karena target salah diidentifikasi.

Angka-angka yang tepat sulit untuk ditetapkan karena banyak informasi yang diklasifikasikan.

Dalam sebuah pengungkapan yang langka, AS mengatakan 473 serangan udara (baik dari drone dan pesawat, angka-angka tidak dipisahkan) telah dilakukan terhadap target di luar Afghanistan, Irak dan Suriah antara Januari 2009 dan Desember 2015.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved