Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bikin Geleng Kepala, Reynhard Sinaga yang Pintar, Tampan, & Kaya, Apa Motifnya Lakukan Pemerkosaan?

Bikin Geleng Kepala, Reynhard Sinaga yang Pintar, Tampan, & Kaya, Apa Motifnya Lakukan Pemerkosaan?

Facebook via BBC
Motif Reynhard Sinaga Lakukan Pemerkosaan 

Berikut ini penjelasan psikolog klinis tentang motif Reynhard Sinaga melakukan pemerkosaan melansir dari Kompas.com:

Disebut pemerkosaan jika…

Psikolog klinis Jennyfer M.Psi., menyebutkan bahwa pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal yang berhubungan dengan seksual.

“Terjadi jika seorang individu memaksakan individu lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan menggunakan penis, tangan, atau benda-benda lainnya secara paksa,” tutur Jennyfer kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Disebut pemerkosaan, lanjut Jennyfer, jika aksi tersebut dilakukan dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Bukan atas dasar suka sama suka, baik dalam kekerasan maupun non kekerasan.

5 Fakta Reynhard Sinaga, Bertindak Sendiri hingga Mengaku Dirinya Peter Pan, Narsistik & Naif

Motif pemerkosaan

Reynhard Sinaga Pemerkosa Berantai 'Predator Seks' di Inggris
Reynhard Sinaga Pemerkosa Berantai 'Predator Seks' di Inggris (Instagram.com/@reynhardsinagaa_)

Panduan yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) berjudul “Sexual Violence: Prevalence, Dynamics, and Consequences” menyebutkan bahwa hasrat seksual bukanlah satu-satunya alasan dilakukannya pemerkosaan.

“Pemerkosaan itu terkait dengan hasrat seksual. Namun motivasi di belakangnya berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan WHO, bahwa motivasi seseorang memperkosa bisa karena power, anger, dominance, dan control,” tutur Jennyfer.

Transkrip Chat WA Reynhard Sinaga Setelah Memperkosa, Manchester Kota Sihir, Kota Romansa Para Gay

Motivasi pemerkosaan telah dianalisis oleh beberapa peneliti dan bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Kekerasan seksual merupakan aksi agresif.

Faktor utama dari banyak kekerasan seksual adalah kekuatan dan kontrol terhadap korban, bukan hasrat seksual.

2. Seks menjadi medium yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan non-seksual seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kontrol, dominasi, dan kekuatan (power).

3. Kekerasan seksual digunakan untuk “menggantikan perasaan tidak berdaya, memperlihatkan kemampuan seksual, menegaskan identitas, menguatkan eksistensi diri di kalangan teman, mengurangi anxiety seksual, mendapatkan gratifikasi seksual, dan mengatasi frustasi.”

Reynhard Sinaga Psikopat? Gelagat Sang Pemerkosa Berantai di Inggris asal Indonesia Dikuak Psikiater

“Tidak semua orang yang punya kontrol dan kekuatan melakukan pemerkosaan. Maksudnya adalah ketika melakukan pemerkosaan, si pemerkosa merasa memiliki kontrol penuh atas korban, menguasai si korban, dan merasa memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja terhadap korban,” papar Jennyfer.

Terkadang, lanjutnya, dalam beberapa kasus pemerkosaan bisa terjadi untuk menutup rasa inferior dari si pemerkosa dengan menunjukkan superior terhadap orang yang ia anggap lebih lemah atau tak berdaya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved