Penuh Sesaknya Penghuni Liponsos Keputih Surabaya, Kapasitas 600 Tapi Dihuni 1027 Orang
Penuh Sesaknya Penghuni Liponsos Keputih Surabaya, Kapasitas 600 Tapi Dihuni 1027 Orang.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Sudarma Adi
Penuh Sesaknya Penghuni Liponsos Keputih Surabaya, Kapasitas 600 Tapi Dihuni 1027 Orang
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Liponsos Keputih sebagai tempat penanganan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa), Gepeng serta Lansia di Surabaya mengalami overload penghuni.
Hingga saat ini, sebanyak 1027 orang menjadi penghuni di Liponsos Keputih.
1027 orang itu terdiri dari 878 ODGJ, Gepeng 57 orang, Lansia 70 orang, anak jalanan 17 orang, PRSE 4 orang dan terlantar 1 orang.
Idealnya, Liponsos Keputih diisi oleh 600 orang.
• Liponsos Keputih Surabaya Bakal Pasang Musik Agar Pasien ODGJ Ingat Asalnya-Usulnya
• Liponsos Keputih Surabaya Overload, harusnya Cuman 600, Tapi Dihuni 1.073 orang
• Razia Gabungan di Stasiun Wonokromo, Dari 14 PSK yang Terjaring Ada 8 Kena HIV, Diobati di Liponsos
Hal itu terungkap saat hearing bersama di Komisi D DPRD Surabaya, Selasa (14/1/2020).
Kepala Dinas Sosial Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan, hampir setiap hari ada penghuni baru yang masuk.
"Banyak hasil penertiban PMKS, gelandangan, pengemis dari Satpol PP itu langsung ditampung di Liponsos Keputih," katanya.
Setiap hari sedikitnya terdapat sekitar 25 orang yang masuk dari hasil razia yang dilakukan oleh tim dari Pemkot Surabaya itu.
Pria dengan sapaan akrab Anang itu mengatakan, pihaknya selama ini melakukan verifikasi data kependudukan untuk para penghuni.
Artinya, mereka yang dapat terlacak akan dikembalikan kepada pihak keluarga.
Sedangkan untuk mereka yang mengalami ODGJ akan diberikan pengobatan.
Pihaknya juga rutin memulangkan penghuni yang berasal dari luar daerah, terutama mereka yang telah bisa terdeteksi dari data kependudukan maupun yang telah mengingat betul alamat asalnya.
Meski begitu, Anang mengatakan, tak jarang juga penghuni di Liponsos tak bisa dilacak data kependudukannya oleh pihak Dispendukcapil, serta juga tak bisa mengingat betul alamat asalnya.
"Tapi kita berusaha setelah pengobatan setelah ditemukan kependudukan atau keluarga yang bisa dikembalikan," ungkapnya.