Kisah Taryaningsih Pejuang Disabilitas Berkualitas di Trenggalek, Lihat Difabel Bak Dirinya Sendiri

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Taryaningsih mengenal para difabel seperti ia mengenal dirinya sendiri.

Ini tak berlebihan karena ketika masih balita, Tary lahir sebagai difabel.

Salah satu kaki Tary mengalami kelainan yang mengakibatkan kondisinya tak biasa.

• Sosok Taryaningsih PNS Trenggalek, Bangun Galeri Produk & Tempat Pelatihan Demi Difabel Berkualitas

Pemahaman orang tua yang keliru membuat kaki Tary tak segera tertangani secara cepat.

Sampai akhirnya, kaki Tary baru bisa "diluruskan" beberapa waktu kemudian.

Kini, kaki itu sekilas tampak biasa-biasa saja.

"Padahal, ukuran dengan kaki sebelahnya berbeda," kata Tary, lalu tersenyum.

Pengalaman menjadi difabel di masa balita membuat Tary sedikit tahu soal pergulatan batin para penyandang disabilitas.

"Saya memutuskan untuk dekat dengan para penyandang disabulitas salah satunya karena saya pernah seperti mereka," imbuh Tary.

• Kisah Sukses Blendi Tewel Bu Nunik, Kuliner Khas Blitar yang Pedas & Nagih, Tembus Singapura-Taiwan

Selama ini, Tary aktif bersuara memperjuangkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas.

Ketika ada seorang difabel yang sulit mendapat akses kesehatan, misalnya, ia bakal "berteriak". Itu terjadi beberapa tahun silam.

Selain itu, Tarry juga mendorong agar fasilitas publik yang ada di Trenggalek ramah penyandang disabilitas.

• Kisah Sukses UMKM Sandal Lucu Sancu Malang, Mulanya Menyasar Anak-anak Malah Disukai Orang Dewasa

Ia menagih keberadaan, misalnya, bidang miring di trotoar dan fasilitas publik lain.

Tary juga fokus pada kemandirian para difabel. Ia sepakat bahwa penyandang disabulitas harus mandiri.