Pencarian Dihentikan, Fuad yang Loncat dari Jembatan Sembayat Gresik Belum Ditemukan
Hingga Hari Ketujuh, keberadaan pria yang melompat di atas Jembatan Sembayat, Kecamatan Bungah, Gresik tidak juga ditemukan.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Hingga Hari Ketujuh, keberadaan pria yang melompat di atas Jembatan Sembayat, Kecamatan Bungah, Gresik tidak juga ditemukan. Pencarian pada hari ini resmi ditutup.
Petugas sudah berusaha melakukan pencarian korban bernama Muhammad Fuad Thoifi Ihsan (22), warga Desa Abar Abir, Kecamatan Bungah itu.
Namun, hingga hari terakhir pencarian belum ditemukan tanda-tanda mengenai keberadaan korban.
Tiga SRU yang diterjunkan hingga saat ini juga masih belum menemukan tanda-tanda keberadaa korban. Bahkan keluarga korban ikut dalam pencarian.
Pencarian dipusatkan mulai dari Tempat Kejadian Musibah (TKM) tepatnya di Kecamatan Manyar hingga muara sungai di Kecamatan Ujungpangkah selama tujuh hari.
• Keluarga Korban Ikut Melakukan Pencarian Pemuda Yang Loncat Dari Jembatan Sembayat Gresik
• Terungkap Penyebab Pria Asal Blitar Ditemukan Membusuk di Kebonsari Surabaya
• Warkop di Gresik Sediakan Banyak Gadis Cantik, Ditawarkan Seharga Rp 150 Ribu ke Tamu, Prostitusi?
"Pencarian diakhiri Pukul 16.00 Wib, hasil Pencarian hari ke-7, belum menemukan korban operasi Pencarian ditutup," ujar kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Tarso Sagito kepada Tribunjatim.com
, Sabtu (18/1/2020).
Operasi pencarian akan dilakukan kembali jika ditemukan sejumlah barang milik korban. Seperti, sarung, baju berwarna merah dan songkok hitam yang dikenakan korban saat melompat di atas jembatan.
"Apabila ditemukan barang-barang milik korban maka operasi Pencarian akan dimulai kembali," tutupnya kepada Tribunjatim.com.
Ditutupnya operasi SAR ini sesuai dengan SOP untuk pencarian hingga hari ketujuh akan diberhentikan dengan syarat tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.
Hal ini disetujui oleh pihak keluarga dari korban Muhammad Fuad Thoifi Ihsan serta perangkat desa terkait keputusan untuk menutup operasi SAR ini.
“Sekarang memang kami menutup operasi ini, namun bila nanti ada laporan kembali tentang tanda-tanda keberadaan korban, sesuai prosedur kami bisa mulai membuka operasi SAR kembali,” tambah komandan tim rescuer Basarnas Surabaya, Novi.
Pada pencarian hari ketujuh ini, tim SAR gabungan telah berupaya membantuk SRU pencarian di sungai maupun di darat.
Menggunakan perahu karet, tim SAR gabungan telah berupaya mencari korban dengan menyusuri sungai sejauh 15 km dari pusaran air hingga area Randu Boto.
Selain itu juga dibantu dengan perahu jukung milik nelayan, SRU lain menyusuri sungai kearah muara sejauh 6.48km. Sedangkan SRU darat melakukan pemantauan di sekitar pusaran air.
“Kami juga membentuk SRU untuk melakukan pemantauan di area pusaran air karena diduga korban dalam keadaan meninggal dunia akan mengapung di pusaran sungai," tambahnya.