Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Drama Emosi Anak Kandung ke Ibu Berujung Pukulan Sadis, Sang Kakak Pemicunya, Berakhir di Kepolisian

Seorang anak kandung memukul sadis ibunya dan kakaknya hanya karena suatu hal yang sepele, lihat pada akhirnya nasibnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Kolase Ilustrasi Tribun Bali, Tribunnews.com
Ilustrasi penganiayaan anak kandung kepada ibu dan kakaknya 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah konflik keluarga memicu perlakuan sadis dan kejam terhadap seorang ibu yang telah sepuh.

Seorang anak bernama Khoirudin (45) tega memukuli dan menghajar ibunya (71) hanya karena hal sepele.

Peristiwa tersebut menyimpulkan adanya penganiayaan anak kandung terhadap ibunya sendiri.

VIRAL Guru Geografi Nikahi Artis Terkenal, Bermula dari Telepon, Kue Pernikahan Menyedot Perhatian

Berikut kronologinya:

Khoirudin warga Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol Tulungagung secara tega menghajar ibu sendiri di kediamannya di Tulungagung.

Khoirudin menghajar ibu Rupingah (71) dan kakaknya Mujiati (48), dengan balok kayu pada Jumat pagi.

Drama berawal dari adu mulut ketika sang ibu sedang memasak di dapur.

VIRAL Curhatan Ayah di Indonesia, Anaknya Jadi Perwira Militer AS, Latihan Fisik ‘Luar Biasa Berat

Ibu Rupingah memasak di dapur kaget melihat sang anak sudah membawa balik kayu.

Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia melalui Kapolsek Sumbergempol AKP I Nengah Suteja, sebelum kejadian, Rupingah sedang memasak di dapur.

“Tiba-tiba tersangka ini datang dengan membawa balok kayu,” ungkap Suteja.

Khoirudin marah-marah tidak jelas dan memukulkan balok kayu yang dibawa ke punggung Rupingah.

Ilustrasi penganiayaan terhadap seorang pria
Ilustrasi penganiayaan terhadap seorang pria (Tribunnews.com)

Benda keras itu mendarat dua kali ke punggung perempuan sepuh ini, hingga membuatnya meraung kesakitan.

Mendapat serangan itu, Rupingah berusaha melarikan diri ke arah depan rumah sambil berteriak minta pertolongan.

Kekejaman Khoirudin belum selesai ketika ia melihat ibunya minta tolong kepada sang kakak.

Rupingah meminta tolong Mujiati, kakaknya yang rumahnya tak jauh dari TKP.

“Saat itu datang kakaknya yang bernama Mujiati. Dia mau menolong Rupingah,” sambung Suteja.

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan ()

Mujiati yang berusaha melerai malah menjadi sasaran kemarahan Khoirudin.

Ia mendapat pukulan balok kayu itu, dua kali di bagian kepala.

Warga sekitar pun berdatangan karena mendengar teriakan Mujiati dan Rupingah.

Akhirnya, ketika sudah terkepung banyak warga, Khoirudin pun melarikan diri.

VIRAL Video Truk Kontainer Terguling Timpa 7 Mobil, Cerita Korban di Mobil Terparkir, Berkat Tuhan

“Saat tibut-ribut itu, tersangka melarikan diri dari lokasi. Dia korban kemudian melapor ke Polsek Sumbergempol,” tutur Suteja.

Polisi sempat memeriksa saksi-saksi dan dua korban, serta melacak keberadaan Khoirudin.

Pada akhirnya, di ujung hari nahas keluarga Rupingah tersebut, akhirnya Khoirudin menyerahkan diri sendiri.

Beberapa jam kemudian, Khoirudin datang ke Mapolsek Sumbergempol dan akhirnya menyerahkan diri.

Ilustrasi penjara
Ilustrasi penjara (shutterstock via Banjarmasin Post)

Dari penyidikan dan keterangan Khoirudin akhirnya polisi berhasil mengulik motif aksi gila sang pelaku.

Pengakuan Khoirudin kepada penyidik, ia merasa cemburu dengan sikap Rupingah.

Sebab sebagai anak, Khoirudin mengaku kurang mendapat perhatian dibanding saudara-saudaranya.

Khoirudin menyimpan sakit hati kepada ibunya, hingga pada hari Jumat kemarin keduanya sempat terlibat perang mulut.

VIRAL Mobil Calon Pengantin di Aceh Nabrak Damkar, Tak Beri Jalan & Melaju Cepat, Fakta Terbongkar

Khoirudin kemudian membawa balok kayu itu dan melakukan penganiayaan.

“Kami masih melengkapi berkas penyidikan, sebelum nanti kami limpahkan ke Kejaksaan,” ujar Suteja.

Karena perbuatannya, Khoirudin dijerat pasal 351 ayat 1 KUH Pidana, tentang penganiayaan.

Ia terancam hukuman penjara paling lama dua tahun delapan bulan. (David Yohanes)

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Tribunnews)

Drama Pria Pamekasan Cekcok Berujung Penganiayaan, Keluarga Tak Terima Langsung Lapor ke Polisi

Ada juga kasus penganiayaan lain yang tak kalah miris dari sebelumnya.

Yakni drama Ali Mudin diduga menjadi korban penganiayaan oleh Saipul Bahri (26) warga Dusun Tengginah, Desa Tebul Timur, Kabupaten Pamekasan.

Sebelumnya, kedua warga Kecamatan Pegantenan itu terlibat pertengkaran di Desa Tebul Timur, Sabtu (11/1/2020) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Akibat pertengkaran tersebut, keduanya dirawat di rumah sakit berbeda di wilayah Pamekasan.

Saat ini, Ali Mudin sedang mendapat perawatan intensif di RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Sedangkan Saipul Bahri dirawat di Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan.

Selain itu, Ali Mudin mengalami sejumlah luka serupa sayatan.

Di antaranya di bagian dahi sebelah kanan sepanjang 9 cm.

Luka di dahi bagian tengah serupa sayatan sepanjang 4 cm.

Di pelipis di atas mata bagian kiri sepanjang 4 cm.

Cerita Sebenarnya Sedan Ringsek Nabrak Damkar, Postingan Viral di Facebook, Lihat Daftar Korbannya

Bagian pipi bagian kiri tepat di bawah mata sebelah kiri sepanjang 5 cm.

Luka di dada serupa sayatan di bagian kiri sepanjang 5 cm, dan di bagian punggung serupa sayatan sepanjang 10 cm.

Kepala Desa Bulangan Barat, Faisol mengatakan, Minggu (12/1/2020) sekitar pukul 00.00 WIB keluarga Ali Mudin melakukan pelaporan resmi ke SPKT Polres Pamekasan.

Menurut Faisol, berdasar keterangan yang pihaknya peroleh dari keluarga Ali Mudin, dia (Ali Mudin) adalah korban penganiayaan.

"Barusan saya dikonfirmasi oleh pihak keluarga ini sudah berangkat, sekitar jam 00.00 WIB melakukan pelaporan resmi ke SPKT Polres Pamekasan," kata Faisol.

Ilustrasi Penganiyaan
Ilustrasi Penganiyaan (Dictio Community)

Faisol juga mengatakan, sampai saat ini belum ada komunikasi antara pihak Pemerintah Desa Tebul Barat dan Pemerintah Desa Tebul Timur terkait adanya peristiwa ini untuk melakukan musyawarah.

Namun ia mengaku, menyerahkan sepenuhnya proses permasalahan ini ke Polres Pamekasan.

"Dari keluarga Ali Mudin ini membenarkan dan melaporkan ke SPKT Polres Pamekasan bahwa keluarganya menjadi korban penganiayaan," ujarnya.

VIRAL Pertemuan Anak Kembar Nadya & Nabila yang Terpisah 16 Tahun, Dilahirkan Keluarga Tak Mampu

Lebih lanjut Faisol berharap, peristiwa seperti ini tidak akan terulang lagi.

Ia mengimbau kepada semua warganya agar selalu menciptakan situasi yang aman, damai, tenang, tentram dan nyaman.

"Kami terutama sebagai pemerintah desa, akan memberikan penyadaran kepada masyarakat agar kejadian seperti ini jangan sampai memanas. Saya pasrahkan semua perihal permasalahan ini ke pihak Polres Pamekasan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved