Investasi Bodong di Jakarta
UPDATE Keterlibatan Keluarga Cendana di Investasi Memiles Menguat, Ari Sigit Terima 3 M di Rekening
UPDATE Keterlibatan Keluarga Cendana di Investasi Memiles Menguat, Ari Sigit Terima 3 M di Rekening.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
UPDATE Keterlibatan Keluarga Cendana di Investasi Memiles Menguat, Ari Sigit Terima 3 M di Rekening
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Keterlibatan Keluarga Cendana dalam pusaran kasus investasi bodong Memiles PT Kam and Kam makin terbukti.
Selama enam jam dicecar 39 pertanyaan oleh penyidik di Ruang Rapat Ditreskrimsus Mapolda Jatim, Rabu (22/1/2020) kemarin, tabiat Cucu Presiden Kedua RI Soeharto, Ari Haryo Sigit, dalam investasi itu terkuak.
Penyidik Subdit I Tipid Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim menengarai, Ari memiliki keterlibatan serius dalam bisnis tersebut, setelah mendapati temuan sejumlah aliran dana masuk ke rekening pribadinya.
• Dugaan Pencucian Uang Investasi Memiles, Kucuran Dana ke Rekening Saksi yang Diperiksa, Siapa Saja?
• Ramalan Keuangan Zodiak Hari Ini Kamis, 23 Januari 2020: Libra Berusaha Hemat, Virgo Salah Investasi
• Dugaan Pencucian Uang Investasi Memiles, Kucuran Dana ke Rekening Saksi yang Diperiksa, Siapa Saja?
Aliran dana itu bersumber dari nomor rekening pribadi satu diantara lima pelaku yang digerojok dari nomor rekening inti PT Kam and Kam.
"Aliran dana kemungkinan nanti hari Senin, ada masuk lagi dari hasil pemeriksaan kemarin," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung Ditreskrimsus Mapolda Jatim, Kamis (23/1/2020).
Jumlah aliran dana yang diketahui masuk ke rekening Ari Sigit terbilang fantastis, yakni lebih dari tiga miliar rupiah.
"Ada beberapa pemeriksaan saksi kemarin yg kami periksa, hari senin sesuai berita acara ada pengembalian sejumlah aset, Rp 3 Miliar, lebih," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Subdit I Tipid Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim mengungkap kasus investasi bodong berbasis aplikasi 'Memiles' yang dijalankan 'PT Kam and Kam', Jumat (3/1/2020).
Perusahaan yang berkantor di kawasan Sunter Jakarta itu, baru berumur delapan bulan.
Namun sudah memiliki sedikitnya 264.000 orang member aplikasi, dan dalam kasus ini diperoleh total kerugian sekitar Rp 761 Miliar.
Kasus tersebut mulai masuk tahap penyelidikan oleh Ditreskrimsus Polda Jatim sejak Desember 2019 silam.
Hasilnya, dua orang petinggi perusahaan telah ditetapkan sebagai tersangka, Kamal Tarachan atau Sanjay sebagai direktur, Suhanda sebagai manajer, Jumat (3/1/2020).
Delapan hari pasca kasus tersebut dirilis, Ditreskrimsus Polda Jatim kembali merilis dua tersangka baru, yakni Martini Luisa (ML) alias Dokter Eva sebagai motivator atau pencari member dan Prima Hendika (PH) sebagai ahli IT, Jumat (10/1/2020).
Kemudian, dua pekan pasca rilis kasus, penyidik kembali mengungkap tersangka kelima, bernama Sri Wiwit (SW) yang bertugas sebagai penyalur barang hadiah bonus (Reward) ke member, Kamis (16/1/2020).