Respons Disparbud Saat Disebut Kurang Gereget dalam Promosikan Wisata Desa di Gresik Utara
Promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan kebudayaan (Disparbud) disebut kalah jauh dibanding milik pemerintah Desa.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan kebudayaan (Disparbud) disebut kalah jauh dibanding milik pemerintah Desa.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gresik, Agustin Halomoan Sinaga mengatakan, pihaknya sudah membantu untuk promosi wisata desa tersebut.
Hanya saja, promosi tersebut hanya diunggah di website Disparbud.
"Sudah kita upload di website. Memangnya mau promosi seperti apa lagi," tegas Agustin Halomoan Sinaga, Kamis (23/1/2020).
Menurut informasi yang dihimpun, promosi wisata desa milik Disparbud di website.
Contoh, promosi wisata desa di Sekapuk yaitu Setigi. Hanya menampilkan dua foto saja.
Itupun saat belum dibangun sempurna alias tidak seperti kondisi wisata saat ini yang sudah diresmikan awal tahun 2020.
• Berkas Kasus Investasi Bodong MeMiles Dilimpahkan ke Kejaksaan, Polda Jatim Selidiki Unsur TPPU
• Khofifah Pastikan Jawa Timur Aman dari Indikasi Penyebaran Virus Corona, Ini Imbauan Gubernur
Kemudian, di aplikasi Sipatu milik Disparbud Gresik. Sejumlah kategori wisata baik alam maupun buatan ada di sana.
Hanya saja, foto yang diunggah terkesan kurang update.
Contoh, wisata Muara Bengawan Solo di Desa Pangkahwetan.
Di aplikasi tersebut, hanya mengunggah foto wisata Mangrove MBS.
Padahal, wisata ekosistem Mangrove tersebut sudah ditutup dan diganti dengan wisata MBS yang berbasis kuliner dengan produk unggulan ikan hasil tangkapan nelayan desa yang bisa dimasak sendiri oleh pengunjung.
Sedangkan, bentuk promosi wisata milik desa setempat jauh meninggalkan promosi Disparbud.
Selain lebih update, juga melek teknologi.
Memanfaatkan, aplikasi dan media sosial.
• ALASAN Keluarga Siswa Bunuh Begal di Malang Ikhlas Terima Nasib ZA Divonis Satu Tahun Pembinaan
• Ahli Hukum Pidana Universitas Brawijaya Pertanyakan Vonis Hakim Kasus Pelajar Bunuh Begal di Malang
Pada akun medsos, Disparbud di aplikasi instagram yang telah diunduh jutaan pengguna medsos juga tidak ada.
Pencarian menggunakan hastag #disparbud kurang dari 100. Jumlahnya hanya sembilan foto, itupun acara.
Sedangkan, Setigi memiliki akun instagram dan telah memiliki pengikut sebanyak 859 akun. Dibandingkan dengan menggunakan hashtag #setigi jumlah pencariannya jauh lebih banyak.
Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim sembari tertawa menanyakan bantuan promosi desa wisata oleh Disparbud terkesan jadul.
"Foto cuman dua, itupun foto lama saat dibangun. Promosi seperti apa itu," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Gresik, Markasim Halim Widianto tidak bisa berbicara banyak terkait bentuk promosi wisata desa.
Pihaknya belum menelusuri perbandingan wisata milik Disparbud dan Desa.
"Kalau memang tidak ada anggaran, harus ada greget jangan kalah sama desa. Kalau ada anggaran ya monggo dimaksimalkan," tegas politisi Gerindra ini.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik, Syahrul Munir menambahkan, memang promosi yang dilakukan Disparbud kurang greget.
"Kurang greget promosinya, aplikasi Sipatu milik mereka saya malah baru tahu," kata dia.
Menurut Syahrul, banyaknya hotel berbintang yang baru berdiri di Gresik bisa dijadikan modal promosi. Seperti halnya travel. Sehingga lebih terkenal dan membantu desa meski hanya sebatas promosi.
"Bulan depan lah kita panggil, seperti apa promosi mereka membantu wisata desa," tutupnya.
• Tidak Terima Bantuan dari Pemkab Gresik, Warga Desa Wisata di Gresik Utara Merasa Dianaktirikan
• Mondar-mandir di Minimarket Gresik, Dua Pemuda Asal Pasuruan Ini Ternyata Transaksi 0,36 Gram Sabu
Penulis: Willy Abraham
Editor: Elma Gloria Stevani