Golkar Masukkan Nama Gus Hans Dalam Negosiasi Koalisi di Pilkada Surabaya 2020
Golkar masih cukup optimistis memasukkan salah satu kadernya, KH Zahrul Azhar Asumta atau yang biasa akrab disapa Gus Hans.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Golkar belum memutuskan rencana koalisi di Pilkada Surabaya.
Dalam menentukan arah koalisi, Golkar masih cukup optimistis memasukkan salah satu kadernya, KH Zahrul Azhar Asumta atau yang biasa akrab disapa Gus Hans.
Berdasarkan penjelasan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathoni, keputusan mengusung kader internal menajadi salah satu target partainya.
”Di Surabaya, Golkar memiliki jargon ’Saatnya Memiliki pemimpin di Surabaya’. Artinya, (kader Golkar) bisa Calon Walikota atau Wakil Walikota,” kata Arif Fathoni kepada TribunJatim.com ketika dikonfirmasi di Surabaya (Senin, 27/1/2020).
• FAKTA Baru Investasi Bodong MeMiles, Ari Sigit Akan Kembalikan Uang Rp 3 Miliar dari PT Kam and Kam
• Kesan Pemain Film ‘Mangga Muda’ Tentang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
• Jebolan Indonesian Idol Regina Ivanova Setor Rp 13,5 Juta ke PT Kam and Kam Lewat Aplikasi MeMiles
• Mangga Muda, Film Komedi Menyegarkan yang Disutradarai Girry Pratama akan Tayang 23 Januari 2020
Oleh karena itu, dalam membangun komunikasi politik antar partai, pihaknya mengusulkan nama Gus Hans
"Artinya, kami mendorong. Sebab, hari ini kader yang aktif menyapa masyarakat adalah Gus Hans,” tegas Arif Fathoni yang juga Anggota DPRD Surabaya.
”Tentu, kami mengusulkan nama Gus Hans ke partai yang akan kami ajak berkoalisi. Kalau kemudian bisa (mendukung Gus Hans), kita bisa jalan bareng. Salah satu instrument di titik koalisi, ya itu,” tegas Arif Fathoni yang juga Ketua Fraksi Golkar di DPRD Surabaya ini.
Selain unggul di internal partai, nama Gus Hans dinilai memiliki elektabilitas tinggi di Surabaya.
Survei menjadi salah satu alasan mendukung calon.
”Prinsipnya, Golkar bisa mengusung kadernya sendiri. Namun, ini bukan titik, ada komanya. Syaratanya, ketika kader sendiri itu memiliki elektabilitas yang cukup, serta memiliki modal sosial yang cukup,” tegasnya.
Meskipun demikian, Arif Fathoni menyadari, bahwa target tersebut tak bisa terealisasi tanpa adanya dukungan dari koalisi.
Mengingat, Golkar yang masih memiliki lima kursi membutuhkan tambahan kursi di Pilkada Surabaya 2020.
• Disidang Kasus Pencabulan Anak Pacar, Bos Karaoke di Surabaya Bantah Dakwaan Jaksa
• Mengenal Kapal Selam Alugoro, Alutsista Buatan Anak Negeri dengan Teknologi Berkelas Dunia
Menanggapi hal itu, Arif Fathoni menegaskan, bahwa koalisi masih cukup cair.
”Komunikasi masih cair. Belanda masih jauh,” tegasnya.
Untuk diketahui, dari 10 partai yang memiliki kursi di DPRD Surabaya, lima di antaranya telah solid mendukung Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin sebagai bakal calon Walikota.
Total, ada 18 kursi yang mendukung mantan Kapolda Jawa Timur tersebut.
Praktis, selain Golkar (5 kursi), kompoisisi partai masih menyisakan PDI Perjuangan (15 kursi), PKS (5 kursi), PSI (4 kursi), dan NasDem (3 kursi) yang hingga kini belum menentukan pilihan.
Penulis: Bobby Koloway
Editor: Elma Gloria Stevani