Puting Beliung Sapu Rumah Warga Blitar, Balita Selamat Berteduh di Kandang Kambing, Emak-emak Nangis
Angin puting beliung menerjang rumah warga Blitar. Balita 4 tahun selamat berteduh di kandang kambing. Emak-emak nangis.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Hujan deras yang disertai angin puting beliung terjadi di wilayah Blitar selatan, Senin (27/1/2020) sore.
Akibatnya, puluhan rumah yang ada di Dusun Krajan, Desa Lorejo, Kecamatan Bakung mengalami rusak berat dan ringan.
Tercatat, ada tiga rumah dan satu kandang ayam yang berisi 1.000 ekor ayam potong itu mengalami rusak parah.
• Rekam Jejak Rangga Sasana Petinggi Sunda Empire, Pernah Kecam Oknum Banser yang Bakar Bendera Tauhid
Selain, satu rumah roboh karena terbuat dari bambu, juga atapnya ambruk.
Sementara, 86 rumah warga lainnya mengalami rusak ringan.
Seperti atapnya atau gentengnya melorot atau berjatuhan. Namun, tak sampai atapnya ambruk.
Tiga rumah yang mengalami rusak parah, di antaranya milik Sumarsi (63), Didik (37), Saijan (58). Mereka bertetangga.
Sedang, kandang ayam yang atapnya ambruk itu, adalah milik Jaid (53), yang juga warga dusun setempat.
Akibatnya, 1.000 ekor ayam potong yang sudah siap dipanen minggu ini, sebagian mati akibat tertimpa atap (asbes) berukuran 8x12 m2 itu.
• Bocah SD di Kediri Terserempet KA Gajayana Saat Berangkat Sekolah, Tubuh Ambruk, Lihat Kondisinya
Bambang Ismaki (40), Kades Lorejo, menuturkan, sore kemarin atau pukul 16.00 WIB, terjadi hujan lebat, dan juga disertai angin kencang.
Itu juga terjadi di desa sekitarnya, seperti Desa Bakung, Desa Kedungbanteng, Desa Lorejo sendiri.
"Hujan berlangsung selama satu jam, dan cukup lebat. Selama berlangsung hujan itu, juga disertai angin kencang, sehingga membuat warga waswas. Namun, tak ada yang berani keluar rumah," paparnya.
• King of The King Raja Lain Pasca Sunda Empire-Sejagat, Klaim Miliki Warisan Soekarno Rp 60 Ribu T
Di saat hujan akan reda, datang angin puting beliung, yang berlangsung cepat dan terjadi sekitar 15 menit.
Akibatnya, warga panik dan saling berteriak.