Cara Bandar Narkoba Asal Malaysia Kirim Sabu ke Pembeli, Pakai Sistem Ranjau & Rekam Video Transaksi
Tak banyak yang tahu cara kerja 2 komplotan asal Malaysia mengirim sabu kepada pembeli. Cukup unik karena memanfaatkan teknologi. Simak selengkapnya!
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ditresnarkoba Polda Jatim menangkap empat orang komplotan penyelundup sabu jaringan Internasional.
Dua di antaranya berasal dari Malaysia.
Berdasarkan pantauan TribunJatim.com, kedua orang tersebut bernama Chee Kim Tiong dan Lhau Chu Hee.
Adapun, dua orang lainnya merupakan warga Indonesia.
Mereka adalah Dio Anggriawan Soebandi dan M Arifin.
Polda Jatim berhasil mengamankan barang bukti narkoba jenis sabu dengan berat sekitar 30 kilogram.
30 kilogram sabu tersebut acapkali dikemas dalam sebuah wadah bungkus aluminium foil teh berwarna hijau muda.
Wakil Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Nasriadi mengungkap, cara kerja komplotan itu mengirim barang narkotika jenis sabu kepada pembeli.
• Zikria Dzatil Diduga Menghina Wali Kota Surabaya di FB, Kini Memanggil Risma dengan Sebutan Bunda
• Aksi Nekat Maling Motor di Malang, Curi Honda Vario di Parkiran, Gerak-gerik Pelaku Terlihat Jelas

• Repotnya Polres Lamongan Tangkap 9 Pengedar Narkoba, Sampai Ada yang Sembunyikan Sabu di Atas Plafon
• Tergiur Upah Rp 200.000, Tukang Ojek Ponorogo Malah Kehilangan Motor di Pasar Ngemplak Tulungagung
• Siti Badriah Sebatas Artis yang Diundang, Sempat Ditawari Jadi Member Memiles Tapi Menolak, Mengapa?
Mereka menggunakan, metode 'Ranjau'.
Yakni, meletakkan sabu disebuah tempat, lalu si pembeli diintruksikan untuk mengambil sendiri.
Cara itu dimaksudkan, mengelabuhi intaian petugas polisi.
"Artinya ketika barang itu dikirim ke pemesan, pemesannya orangnya gak tahu, hanya diranjau," katanya di Gedung Tri Brata Mapolda Jatim, Senin (3/2/2020).
Namun, ada hal unik yang dilakukan oleh mereka dalam menerapkan penyelundupan sabu menggunakan metode ranjau.
Nasriadi mengungkapkan, mereka memanfaatkan kecanggihan teknologi ponsel untuk merekam video aktivitas transaksi mereka.