Wali Kota Sutiaji Geram Kunjungi Sekolah Siswa SMP yang Dikeroyok 7 Temannya: Informasi Tidak Utuh!
Wali Kota Sutiaji sambangi sekolah MS, siswa SMP yang dibully sampai terancam jarinya diamputasi, merasa geram karena ada informasi yang tidak utuh.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sylvianita Widyawati
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Siswa SMP Negeri di Malang, MS (13) diduga telah dianiaya oleh tujuh temannya di masjid sekolah
Polresta Malang Kota mendalami kasus tersebut, menduga korban alami perundungan atau bullying dari teman sekolahnya.
Atas bullying yang dialami siswa SMP Negeri di Malang itu, jari tangan korban dikabarkan memar hingga terancam diamputasi.
Menindak lanjuti kasus tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji mengunjungi sekolah MS.
• KRONOLOGI WNI di Singapura Bisa Idap Virus Corona Meski Tak Pernah ke China, Penyebabnya Terungkap
• Bedah Buku Menjerat Gus Dur, PWNU Jatim : Warga NU Akhirnya Bebas dari Beban Masa Lalu
Namun bukannya mendapat informasi yang diharapkan dari kunjungan tersebut, Wali Kota Sutiaji malah merasa geram.
Sebabnya, Wali Kota Sutiaji tidak mendapatkan informasi utuh atas kasus dugaan bullying itu, saat kunjungannya ke sekolah bersama Komisi D, Senin (3/2/2020).
"Karena ada kesan penggalan informasi yang tidak utuh saya terima (dari sekolah, red). Apa yang diinformasikan dari perkembangan berita sebagaimana dilansir (narasumber berita) oleh Polres Kota Malang, dan dibenarkan Bapak Kapolresta, tidak kami dapatkan saat melakukan kunjungan ke sekolah beberapa hari yang lalu bersama Komisi D DPRD Kota Malang," papar Sutiaji dalam rilis yang disampaikan humas Pemkot Malang, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya itu tidak bagus. Karena itu Wali Kota minta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah pembinaan teknis.
• Tiga Pejabat Pemkab Jember Menjadi Saksi Dugaan Korupsi Revitalisasi Pasar Manggisan Jember
Maka hari ini, Rabu (5/2/2020), para kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru guru BK diundang ke Balai Kota.
Ia tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Sedang Kabag Humas Pemkot Malang menyatakan jadwal pertemuan dinamis jamnya.
Sebab hingga pukul 11.00 WIB, Wali Kota masih ada jadwal terkait pipa air PDAM di Balai Kota.

Menurut dia, tanggung jawab mendidik anak memang tidak bisa dibebankan pada sekolah saja, memang harus ada keterlibatan aktif para orang tua dan pelibatan masyarakat.
"Namun saat anak anak di lingkungan sekolah, maka itu tanggung jawab sekolah, dimana kepala sekolah adalah top manajernya, " tegasnya.
• Kematian Tragis Istri yang Pergoki Suami Selingkuh, Pria Sumatera Bersandiwara, Seolah Menyelamatkan
• Hasil 38 Dugaan Kasus Virus Corona di Indonesia, Masyarakat Diminta Tetap Waspada dan Jaga Kesehatan
Apalagi kejadian perundungan ini di sekolah.
"Saya tetap menyalahkan sekolah karena terjadi di sekolah," kata Sutiaji pada wartawan usai kunjungan ke SMP itu, Senin (3/2/2020).
Dan sekolah baru tahu setelah keluarga korban mengkonfirmasi kejadian itu ke pihak sekolah. Saat itu korban sudah dirawat di RS hingga kini. Bahkan semalam, salah satu jarinya diamputasi.
• Jembatan Joyoboyo Mulai Pasang Tiang Pancang, Agustus 2020 Ini Ditagret Selesai, Langsung Beroperasi
Adanya itu, lanjutnya, maka logis dilakukan pola reward atau pun sanksi kepada lembaga sekolah atau kepala sekolah yang siswanya mengalami perundungan.
Wali Kota menyatakan akan terus memantau perkembangan siswa yang jadi korban dengan menjalin komunikasi dengan
orang tuanya, dokter pendamping serta kunjungan ke rumah sakit.
Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Heftys Suud