Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Wanita Cantik Batam yang Rela Kemaluan Dimasuki Sabu dan Kesakitan Berjam-jam Demi Rp 15 Juta

kisah memilukan wanita cantik asal Kota Batam yang rela kemaluannya dimasuki sabu dan harus kesakitan berjam-jam demi mendapatkan Rp 15 juta

Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/FIRMAN RACHMANUDIN
kisah memilukan wanita cantik asal Kota Batam yang rela kemaluannya dimasuki sabu dan harus kesakitan berjam-jam demi mendapatkan Rp 15 juta 

TRIBUNJATIM.COM - Polrestabes Surabaya baru-baru ini kembali berhasil menggagalkan penyelundupan sabu dari Malaysia ke Surabaya yang dilakukan dengan cara tak wajar dan ekstrim.

Sabu tersebut disembunyikan dan ditaruh di kemaluan dan dubur seorang wanita cantik.

Jumlah sabu yang dimasukkan di organ intim wanita cantik tersebut seberat 212, 81 gram.

Si wanita cantik yang diperalat menyelundupkan sabu dari Malaysia ke Surabaya bernama Lin Ayunda (28).

Akibat tindakan tak wajar itu membuat Lin Ayunda yang juga seorang terapis pijat ini harus menahan rasa sakit berjam-jam dari Malaysia ke Surabaya.

Semua itu dilakukannya hanya demi mendapat upah sebesar Rp 15 juta.

Namun, wanita cantik asal Kota Batam ini akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia ditetapkan menjadi tersangka usaha peyelundupan serbuk haram itu oleh Polrestabes Surabaya.

Lin Ayunda yang diringkus united Idik III Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, ketahuan menyelundupkan sabu di dalam kemaluannya.

Lin sendiri mengaku sudah dua kali mengirim paket sabu-sabu atas perintah RT di Lapas Batam.

Lin membawa paket sabu langsung dari Johor Malaysia ke Batam menggunakan kapal Ferry.

Selanjutnya, ia menggunakan pesawat tujuan Surabaya membawa paket sabu-sabu tersebut untuk diserahkan ke seorang penerima di Surabaya.

Meski sempat lolos pemeriksaan bandara Batam dan Juanda, Lin tetap saja tak bisa menipu polisi.

Ia digeledah saat hendak masuk di Apartemen di Jalan Kedung Baruk Surabaya.

Kepada polisi, sabu seberat 212, 81 gram itu disembunyikan tersangka di lubang dubur dan lubang kemaluannya saat menuju pemeriksaan bandara.

"Saya masukkan ke dalam kemaluan dan dubur," kata Lin.

Menurut Lin, cara itu direkomendasikan oleh sosok yang memberi dia pekerjaan menyelundupkan narkoba.

"Ya disuruh masukkan ke situ biar aman, kata atasan saya," akunya dihadapan polisi.

Untuk menghindari rasa sakit berlebih, tersangka menggunakan gel yang dijual di apotek.

Fungsinya, untuk mengurangi rasa sakit ketika bungkusan sabu yang dibuntal itu dimasukkan ke dalam lubang dubur dan kemaluan.

Paket sabu itu dibuntal dengan lakban berwarna hijau itu terdiri dari tiga poket masing masing berisi 57,9 gram, 59,91 gram dan 95,00 gram.

Lin mengatakan, sehari-hari ia bekerja sebagai terapis pijat di Batam.

Janda satu anak itu nekat masuk ke jaringan narkoba karena kebutuhan hidup.

Wakasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Heru Dwi Purnomo mengatakan jika tersangka sudah dua kali ini mengirim paket sabu dengan imbalan sebesar 15 juta rupiah.

"Di sini dikirim terus ditinggal pergi. Sampai ada konfirmasi barang diterima. Nanti upahnya per kirim itu dapat Rp 15 juta," kata Heru kepada Tribunjatim.com, Senin (10/2/2020).

Lin Ayunda (28) kurir sabu asal Batam Kota saat di Polrestabes Surabaya, Senin (10/2/20120)
Lin Ayunda (28) kurir sabu asal Batam Kota saat di Polrestabes Surabaya, Senin (10/2/20120) (Surya/Firman Rachmanudin)

Lin Sudah Diintai

Wakasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Heru Dwi Purnomo menuturkan, awal mula terbongkarnya kasus penyelundupan narkoba itu setelah polisi melakukan pengembangan terhadap jaringan narkotika yang sebelumnya pernah diungkap.

"Berdasarkan hasil pengembangan, akan ada penyelundupan sabu dari Johor Malaysia dengan tujuan Surabaya sebagai penerimanya," beber Heru kepada Tribunjatim.com, Senin (10/2/2020).

Setelah melakukan penyelidikan, polisi mencurigai seorang perempuan di terminal kedatangan bandara Juanda.

"Kami lakukan pengintaian sampai di sebuah apartemen di Jalan Kedung Baruk Surabaya. Disana kami lakukan penangkapan dan penggeledahan," tambah Heru kepada Tribunjatim.com.

Usai digeledah, tersangka tak dapat mengelak lantaran polisi menemukan 2 ons sabu yang dibuntal menggunakan lakban berwana hijau.

Selundupkan Sabu 15 Kg Tanpa Ekspedisi

Penyelundupan sabu ke wilayah Jatim juga dilakukan oleh Chee Kim Tiong dan Lhau Chu Hee yang berkewarganegaraan Malaysia misalnya.

Sejak 2019 dua orang bandar nakotika jenis sabu itu kerap hilir mudik, Malaysia-Indonesia untuk menjual serbuk kristal memabukkan tersebut.

Di pertengahan tahun 2019, dengan cara mengelabuhi kepolisian Indonesia, mereka berhasil menyelundupkan 15 kilogram sabu.

Dibantu oleh kaki tangan mereka, dua orang pribumi, atau warga Indonesia yaitu Dio Anggriawan Soebandi dan M Arifin, sabu seberat 15 kilogram itu, laku keras di pasar lingkaran setan.

Namun, saat keduanya hendak melakukan penyelundupan sabu kembali untuk kedua kali di awal Januari 2020, mereka terpaksa gigit jari.

kisah memilukan wanita cantik asal Kota Batam yang rela kemaluannya dimasuki sabu dan harus kesakitan berjam-jam demi mendapatkan Rp 15 juta
kisah memilukan wanita cantik asal Kota Batam yang rela kemaluannya dimasuki sabu dan harus kesakitan berjam-jam demi mendapatkan Rp 15 juta (TRIBUNMADURA/FIRMAN RACHMANUDIN)

Satu per satu kurir jaringan bandar sabu Malaysia itu dicokok Anggota Ditresnarkoba Polda Jatim.

Dan perlahan-lahan dua bandarnya asal Malaysia pun turut diringkus, hingga akhirnya jaringan bawah tanah penyelundupan sabu yang mereka bangun itu, tumbang.

"Alhamdulillah kami berhasil cegah belum tersebar," ujar Wakil Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Nasriadi di Markas Polda Jatim, Senin (3/2/2020).

Ia juga mengungkap, jaringan penyelundupan sabu yang mereka bangun terbilang nekat.

Tak seperti modus penyelundupan narkotika jaringan lain melalui ekspedisi tanpa orang sama sekali, demi menghindari sergapan aparat.

Mereka ternyata berani pasang badan mengantarkan pasokan barang sabu itu secara langsung dengan menempuh perjalanan di jalur darat.

Nasriadi menambahkan, demi mengelabuhi petugas yang sewaktu-waktu melakukan razia di tengah perjalanan.

Mereka mengemas paketan sabu itu dalam wadah alumunium foil bekas teh siap saji, berwarna hijau.

Lalu, mereka menyimpannya di dalam celah ruang di bawah kursi mobil bagian depan.

Adapula dibenamkan dalam tumpukkan barang di kabin belakang mobil jenis SUV yang mereka kendarai, seakan tengah memuat barang-barang kebutuhan pokok dari satu lokasi ke lokasi lain.

"Mobil Extrada kan ada kabinnya," jelasnya.

Setelah dikemas apik dan tertata rapi, mereka lantas membawanya dari melalui rute perjalanan darat.

Mulai dari kawasan Negara Myanmar, lalu ke Negara Thailand.

Kemudian masuk ke Serawak Malaysia, lalu menyeberang laut melalui pelabuhan untuk menuju ke kawasan perbatasan, Kuching, Malaysia.

Selanjutnya mereka menempuh jalur darat hingga tiba di Entikong, Kalimantan Barat, dari situ perjalanan mereka terus berlanjut hingga tiba di kawasan Jawa Timur.

"Orang-orang mereka ini pakai mobil, langsung bawa sendiri, lewat pelabuhannya ya normal," tuturnya.

Menurut Nasriadi, komplotan jaringan ini kerap mengedarkan sabu pasokan yang mereka miliki ke beberapa kawasan kota besar di Jawa Timur.

"Ya ke pulau itu (kawasan Madura), lalu ke kota-kota besar Malang, Surabaya, Jember dan sebagainya," pungkasnya.

Tersangka kurir sabu yang diungkap Unit Idik III Satresnarkoba Polrestabes Surabaya
Tersangka kurir sabu yang diungkap Unit Idik III Satresnarkoba Polrestabes Surabaya (istimewa)
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved