DETIK-DETIK Pria Sidoarjo Berbuat Keji ke Mertuanya, 'Jejak' Benda Tumpul Jadi Petunjuk Penting
DETIK-DETIK Pria Sidoarjo Berbuat Keji ke Mertuanya, 'Jejak' Benda Tumpul Jadi Petunjuk Penting
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Aksi keji pria Sidoarjo ke mertuanya membuat warga Sidoarjo geger.
Seorang ibu ditemukan tewas di rumahnya Jalan Raya Sukodono, masuk Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/2020).
Korban diketahui bernama Siti Fadilah.
Ibu 48 tahun itu diduga menjadi korban pembunuhan.
• Daftar 7 Jenis Pelat Nomor yang Jadi Incaran Razia Polisi, Awas Kena Tilang, Punyamu Termasuk?
Dikabarkan dia mengalami luka di bagian kepala saat ditemukan.
Dia ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya.
"Saya dikabari ibu jatuh. Pendarahan. Saya pulang kok rame-rame begini. Saya belum tahu, di dalam gimana," kata Bagus, menantu korban.
Rumah tempat lokasi kejadian sudah dipasangi garis polisi.
Warga tidak boleh mendekat.
Sejumlah petugas kepolisian terlihat sudah di dalam rumah bercat hijau tersebut.
Anak korban saksikan ibunya bersimba darah
Kematian Siti Fadilah pertama kali diketahui oleh anaknya yang bernama Rahayu Firli, Rabu (26/2/2020) siang sekira pukul 12.00 WIB.
Ibu 48 tahun itu ditemukan sudah tergeletak tak bernyawa di dalam rumahnya.
"Katanya tadi di dekat kamar mandi," kata seorang warga di lokasi.
Firli pulang kuliah.
Dia melihat rumah dalam keadaan terbuka.
Padahal biasanya saat dua pulang, rumah kondisi tertutup.
Begitu masuk ke dalam, dia melihat ada beberapa bercak darah.
Setelah ditelusuri dia melihat ibunya tergeletak.
Rahayu Firli pun berteriak minta tolong.
Kemudian warga mendekat dan sempat melihat kondisi korban tergeletak.
Ada darah di dekat kepalanya.
Tak lama berselang, kabar beredar dan polisi juga sudah di lokasi kejadian.
Hingga sekarang polisi masih melakukan olah TKP di rumah yang berada di jalan raya Sukodono, masuk Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo tersebut.
Wajah 'Tegar' Anak Wanita 48 Tahun di Sidoarjo yang Tewas di Rumah, Mata Berkaca-kaca: Ibu Bagaimana
Haikal Nizar terlihat sangat tegar.
Meski matanya tampak berkaca-kaca, siswa kelas 3 SMP tersebut begitu kuat menunggui proses pemeriksaan terhadap jenazah ibunya, Siti Fadilah.
Masih mengenakan batik seragamnya karena baru pulang sekolah, Haikal berdiri di depan rumah selama sekira satu jam.
Sesekali dia menyeka air mata di antara ratusan orang yang berkerumun di rumahnya.
Sementara di dalam rumah, polisi sedang melakukan oleh TKP dan memeriksa jenazah Fadilah.
"Ibu bagaimana," tanya Haikal kepada Bagus, kakak iparnya yang berdiri di sampingnya sambil terus merangkul pundak Haikal.
Bocah ini juga sempat berbincang dengan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji yang memimpin proses pemeriksaan dan olah TKP di rumah yang berada di Jalan Sukodono, masuk wilayah Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/2020) siang.
"Tidak ada apa-apa sebelumnya pak. Ibu juga tidak pesan apa-apa," jawab Haikal Lirih.
Beberapa puluh menit kemudian, proses pemeriksaan jenazah korban selesai.
Mayat Siti Fadilah dibawa keluar, dalam posisi dibungkus kantong jenazah warna oranye.
Haikal terlihat tetap tegar.
Bersama kakak iparnya, dia ikut sampai jenazah ibunya dimasukkan ke dalam ambulan.
Haikal dan Bagus kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan kantung jenazah berisi ibunya.
Beberapa petugas dan warga sempat melarang sang bocah ikut dalam ambulans, tapi sang kakak mendampinginya.
Akhirnya diizinkan. Mereka menemani jenazah ibunya menuju rumah sakit.
Siti Fadilah ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumahnya, Rabu siang sekira pukul 12.30 WIB.
Saat ditemukan, ibu empat anak itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Dia diduga menjadi korban pembunuhan.
Menantu Jadi Pelaku, Bekas Benda Tumpul Jadi Petunjuk Penting Polisi
Hanya beberapa jam, peristiwa pembunuhan terhadap Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo berhasil terungkap.
Pelakunya ternyata menantunya sendiri.
Totok Dwi Prasetyo (25), warga Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.
"Pelaku ditangkap di tempat keluarganya yang berada di Desa Ganting. Tak jauh dari rumah korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.
Pelaku adalah suami dari Nafisah, anak kedua korban.
Dia datang ke rumah mertuanya sekira jam 09.00 WIB.
Saat itu rumah dalam kondisi sepi, korban sendirian di rumah.
"Setelah menghabisi mertuanya sendiri, dia mengunci rumah dari luar. Kemudian bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di desa setempat," urai Sumardji.
Diberitakan sebelumnya, kematian Siti Fadilah mengarah ke pembunuhan.
Fakta itu muncul setelah polisi menemukan 'jejak' benda tumpul.
Dari hasil pemeriksaan polisi, luka di kepala korban tidak teratur dan akibat benturan benda tumpul.
"Seperti bekas penganiayaan. Mengarah ke peristiwa pembunuhan," kata Kombes Pol Sumardji seusai melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
Korban ditemukan tergeletak di lantai, tak bernyawa.
Luka di kepalanya tidak teratur.
Seperti bekas benda tumpul. Mengarah ke peristiwa pembunuhan.
"Saat kejadian, korban sedang sendirian di rumahnya," sambung dia.
Totok Bunuh Ibu Mertuanya Karena Pinjam Uang Tak Dikasih
Totok Dwi Prasetyo tega menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo hanya karena pinjam uang tidak diberi.
Pria 25 tahun yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu pinjam uang Rp 3 juta.
"Untuk mengambil ijazah istri," jawab bapak satu anak tersebut ketika ditanya penyidik Reskrim Polresta Sidoarjo.
Dia datang ke rumah mertuanya sekira pukul 09.00 WIB. Rumah sedang sepi, korban saat itu di rumah sendirian.
Karena tak diberi pinjaman, pelaku kalap. Dia menghabisi nyawa mertunya kemudian bersembunyi di rumah familinya di Desa Ganting.
Korban dikunci di dalam rumah. Baru sekira pukul 12.30 WIB, jenazahnya ditemukan oleh anak ketiganya.
Tiga jam setelah penemuan jenazah itu, pelaku berhasil ditangkap polisi. Dia dijerat pasal 338 KUHP.
Aksi Keji Menantu Bunuh Mertua di Sidoarjo, Tubuh Korban Dibanting, Lalu Kepala Dikepruk Pakai LPG
Totok Dwi Prasetyo, tersangka pembunuhan sadis telah mengakui semua kejahatannya kepada polisi.
Pria 25 tahun itu juga menceritakan aksi kejamnya menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah (48).
Bapak satu anak yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo tersebut datang ke rumah mertuanya di Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo sekira pukul 09.00 WIB.
Dia bermaksud meminjam uang Rp 3 juta.
Karena tidak dikasih, dia kalap.
Leher ibu mertuanya itu dicekik, kemudian tubuhnya dibanting ke lantai.
Setelah korban tergeletak, kepalanya dipukul menggunakan miniatur kapal yang terbuat dari keramik.
Korban sudah tergeletak berdarah-darah.
Tapi karena terlihat masih bergerak, korban kemudian diseret ke dapur oleh pelaku.
"Sangat kejam, di dapur itu pelaku kemudian memukulkan tabung elpiji 3 kg ke kepala korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.
Tak cukup di situ, pelaku kemudian mengambil gunting.
Dihujamkan sekali-kali ke dada korban yang sudah tak berdaya.
"Tak hanya itu, pelaku juga menghujamkan gunting berulang kali (mohon maaf) ke kemaluan korban. Benar-benar sangat sadis dan kejam," ujar Sumardji.
Setelah korban tak bernyawa dalam kondisi sangat memprihatinkan, pelaku pergi dari rumah korban.
Pintunya dikunci dari luar.
Seusai Habisi Nyawa Mertuanya, Pria Sidoarjo ini Ambil ATM, Perhiasan, dan Ponsel
Tak hanya sadis dan kejam, Totok Dwi Prasetyo juga licik. Bagaimana tidak, seusai menghabisi nyawa mertuanya sendiri, pria 25 tahun itu tega mengambil harta mertuanya.
Bapak satu anak yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo tersebut mengambil perhiasan, ATM, dan Ponsel korban.
"Setelah korban tewas, pelaku mengambil perhiasan di rumah korban. Sejumlah gelang dan cincin emas," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji kepada Tribunjatim.com.
Tak hanya itu, menantu biadab ini juga mengambil ponsel dan kartu ATM milik korban. Tapi belum sempat dipakai, sudah keburu tertangkap polisi.