DETIK-DETIK Menegangkan KKB Pimpinan Egianus Kogoya Serang Pos TNI, Warga Sampai Berhamburan
DETIK-DETIK Menegangkan KKB Pimpinan Egianus Kogoya Serang Pos TNI, Warga Sampai Berhamburan
TRIBUNJATIM.COM - Inilah detik-detik menegangkan KKB serang Pos TNI.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga pada Rabu (26/2/2020) sekitar pukul 11.45 WIT.
Di saat penyerangan terjadi, warga sedang menggelar upacara bakar batu di lokasi yang berjarak sekitar 300 meter dari pos. Diduga KKB yang menyerang adalah kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
Gangguan tembakan berasal dari seberang Sungai Kenyam. Personel pos pun segera melakukan tindakan pengamanan keliling pos (alarm stelling).
• Gerakan Teror KKB Papua, Polda Jatim Lacak Para Pembeli Senjata dari Lumajang, Pengawasan Diperketat
Beberapa jam kemudian sekitar pukul 16.25 WIT. tembakan ke pos dari arah perkampungan semakin gencar.
Akibatnya warga yang melakukan upacara bakar batu berhamburan untuk mencari perlindungan.
Saat itu Komandan pos memerintahkan anggotanya untuk menahan tembakan sampai konsentrasi massa bubar.
Tembakan balasan baru dilakukan saat warga upacara bakar batu bubar dan mencari perlindungan.
Dua luka tembak, satu tewas
Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi menjelaskan seorang polisi dan dua warga terkena tembakan saat penyerangan terjadi. Dua warga tersebut adalah Waskina Tabuni seorang perempuan yang terkena luka tembak di bagian leher.
Ia meninggal setelah mendapat perawatan di Puskesmas Kenyam. Sementara satu warga lainnya adalah Yosman Wasiangge yang terkena luka tembak di punggung.
Ia saat ini mendapat perawatan di Puskesmas Kenyam.
Dua warga tersebut diduga terkena peluru nyasar saat mencari perlindungan setelah mengikuti upacara bakar batu.
Satu personel Brimob yang terkena tembakan adalah Brigpol Junaedi yang bertugas di Distrik Kenyam. Junaedi berusaha merapat ke pos TNI untuk membantu saat mendengar suara tembakan.
Ia tertembak di dada tembus ke punggung sebelum tiba di pos TNI.
"Pagi ini (27/2/2020) Junaedi sudah dievakuasi dan menjalani perawatan di Timika," kata Dax. Ia mengatakan kontak senjata berlansung sekitar 10 menit.
"Saat ini situasi Distrik Kenyam sudah berangsur kondusif. Personel TNI-Polri masih disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan keamanan dari KKB," tutur Dax.
3 Jam Penuh Ketegangan
Kontak Senjata antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali terjadi.
Kali ini di Kali Kabur, Arwanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pada Jumat (28/02/2020) sore.
Kejadian kontak senjata tersebut berlangsung cukup panjang, lebih dari tiga jam.
Akibat kontak senjata, menyebabkan seorang Brimob gugur tertembak.
Kapolda PauaIrjen Paulus Waterpauw membenarkan terjadinya insiden kontak senjata antara KKB dengan Polri di Mimika pada Jumat sore.
"Memang benar Jumat sore (28/2) sempat terjadi kontak tembak dengan KKB di Kali Kabur hingga menyebabkan meninggalnya Bharada Doni Priyanto," ujar Kapolda PauaIrjen Paulus Waterpauw melalui telepon, Sabtu (29/02/2020).
Kontak senjata akibat pergerakan Egianus Kogoya Menurut dia, kontak tembak terjadi sekitar pukul 14.30 WIT hingga pukul 17.00 WIT.
Satu brimob yang gugur tertembak adalah Bharada Doni Priyanto.
Kini jenazah Bharada Doni Priyanto tengah di evakuasi menuju Timika dan segera diterbangkan ke Jakarta.
Hingga kini belum diketahui kronologi penyebab terjadinya kontak senjata tersebut.
Namun Waterpauw sempat mengakui bila KKB pimpinan Egianus Kogoya tengah menuju wilayah Tembagapura untuk bergabung dengan KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Pangdam Tak Akan Tarik Pasukan
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih berulah di Kabupaten Nduga, Papua. Terakhir anggota KKB menyerang pos TNI di Distrik Kenyam saat masyarakat menggelar upacara bakar batu pada Rabu (26/02/2020).
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab menegaskan aparat TNI/Polri akan terus bertugas di Nduga. Meski ada desakan untuk menarik pasukan dari wilayah itu.
"Termasuk aparat di tarik, (permintaan) Pemda Nduga itu, saya kembalikan ke mereka, kalau mereka bisa menyampaikan kepada saudara-saudara kita yang beda pendapat untuk datang bersama-sama membangun daerah yang kita tinggali, karena kami di sana menjaga dan membantu, bukan merusak," kata Herman di Jayapura, Jumat (28/02/2020).
TNI, kata dia, selalu mengedepankan upaya persuasif untuk mengajak anggota KKB kembali ke pangkuan NKRI.
Tapi, aparat penegak hukum akan mengambil tindak tegas jika para anggota KKB memilih untuk tetap mengangkat senjata.
"Saudara kita yang beda pendapat dan masih pegang senjata, itu memang tugas TNI-Polri untuk mengambil kembali senjata oleh saudara kita, dan mereka itu tidak punya hak memegang senjata, yang punya hak TNI-Polri.
Untuk itu kejadian di atas dilakukan penegak hukum, oleh kepolisian dibantu oleh TNI," tutur Herman. Hal senada juga disampaikan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Polri tidak akan menarik pasukan dari Nduga karena tak ada pihak yang bisa memberi jaminan keamanan.
"Selama mereka (KBB) masih ada, kepolisian tetap akan ada untuk melakukan penegakkan hukum. Yang berhak memiliki dan menggunakan senjata api itu hanya dua, yakni Polri dan TNI serta beberapa satuan dalam lingkup terbatas," kata dia. Waterpauw meminta semua pihak mendukung keberadaan TNI/Polri di Nduga.
Aparat keamanan itu, kata dia, membantu pemerintah membangun kawasan Nduga. Waterpauw juga meminta kepala daerah setempat tak memperkeruh suasana dengan mengeluarkan pernyataan kontroversial.
"Seharusnya pemerintah di sana membantu, bukan malah membawa kerana politik. Buktinya anggota kami juga yang kena korban lagi," jelas Waterpauw.