Antisipasi Virus Corona di Jawa Timur
VIRAL Surat PMI Sebut 65 Warga Jatim Terkena Corona, Khofifah Beri Peringatan, Sebut Diksi Tak Tepat
Surat edaran PMI sebut 65 warga Jatim kena virus Corona viral di media sosial. Ini fakta sebenarnya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Surat edaran PMI sebut 65 warga Jatim kena virus Corona viral di media sosial.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun buka suara dan memberi peringatan.
Viralnya surat edaran PMI itu juga sudah ditanggapi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Herlin Ferliana.
Simak berita selengkapnya.
• Penangkal Mujarab Virus Corona Dimiliki Wagub NTT, Sebut 1 Pohon Ajaib: Penyakit Tidak akan Datang
Diketahui, surat edaran PMI yang viral itu adalah tentang.
Surat itu tertanggal 3 Maret 2020, dan dikeluarkan Palang Merah Indonesia Jawa Timur dengan nomor surat 267/02.06/Yankes/III/2020.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Herlin Ferliana mengaku telah mengkonfirmasi surat tersebut pada pihak PMI.
Tujuan sebenarnya surat itu pun terkuak.
"Ternyata surat tersebut adalah surat PMI Jawa Timur untuk PMI Kab/Kota yang mengimbau untuk mendampingi 65 mahasiswa yang baru selesai dikarantina di kepulauan Natuna yang sudah dinyatakan sehat oleh Kementerian Kesehatan RI, jadi bukan suspect," jelasnya dikonfirmasi TribunJatim.com, Kamis (5/3/2020).
• Perjuangan Kim Bisa Sembuh dari Virus Corona, Awalnya Putus Asa, Kini Beri Semangat: Bisa Dikalahkan
Pendampingan, lanjutnya, dilakukan untuk menghilangkan traumatis.
Sayangnya dalam edaran tersebut masih menggunakan istilah suspect, padahal seharusnya ditulis 65 orang tersebut merupakan mahasiswa yang telah dikarantina.
Herlin menambahkan, dalam kaitan untuk pencegahan dan perawatan orang dengan Covid-19 ini, Kemenkes membagi 2 kelompok.
Yaitu orang sehat dan orang dengan gejala atau sakit.
Orang sehat ini kemudian disebut Orang Sehat Dalam Risiko (ODR) atau Orang Sehat Dalam Pemantauan.
Mereka ini adalah orang yang saat dan atau dalam 14 hari datang dari negara/wilayah terjangkit dan tidak ada gejala sakit (sehat).
"Kemudian ada orang dengan gejala atau sakit," lanjutnya.
• Perasaan Jujur Pasien Virus Corona Diekspos Najwa Shihab, Kondisi Dikuak: Menolongku Melewati ini
Mereka yang dengan gejala atau sakit ini merupakan Orang Sakit Dalam Pemantauan (ODP) atau orang yang saat ini dan atau dalam 14 hari, datang dari negara/wilayah terjangkit mengalami sakit, namun tidak ada gejala pneumonia.
"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) adalah orang yang saat dan atau dalam 14 hari datang dari negara terjangkit mengalami sakit. Sakitnya dengan gejala pneumonia atau tanpa pneumonia tetapi ada riwayat datang dari provinsi Hubei atau kontak dengankasus positif Covid-19. Atau bekerja atau mengunjungi fasyankes yang merawat kasus positif Covid-19," urainya.
Kemudin ada istilah Probable, yaitu orang sakit tetapi para ahli ragu menyimpulkan hasil Laboratorium dan ditemukan pan-beta coronavirus.
Dan terakhir yaitu sebutan konfirmasi untuk orang sakit dan hasil laboratoriumnya ditemukan Covid-19.
"Istilah suspect dalam pedoman penanganan Covid-19 sudah dihapus karena orang cenderung panik dan itu masuk dalam kelompok sakit. Sedangkan 65 orang sesuai surat PMI, itu merupakan kelompok 1 yaitu orang sehat," tegasnya. (Sulvi Sofiana)
• Wabah Virus Corona Kapan Berakhir? Ahli Sebut Manusia Bakal Dihadapkan 2 Kemungkinan Nasib
Khofifah Buka Suara
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan kabar terkait 65 warga Jatim suspect virus Corona Covid-19 tidaklah benar.
Ia juga sudah mengkomunikasikan ke PMI melalui Dinas Kesehatan Jatim bahwa terminologi suspect yang digunakan adalah diksi yang kurang tepat.
Menurutnya terminologi suspect dan observasi adalah dua hal yang jauh berbeda maknanya yang harus dipahami oleh seluruh pihak di saat mewabahnya virus Corona seperti sekarang ini.
"Untuk PMI saya sudah minta dikoordinasikan. Tolong dijelaskan, kita tidak menggunakan terminologi suspect. Kalau ini memang harus diobervasi ya menyebutnya diobservasi, bukan suspect," kata Khofifah seusai acara misi dagang di Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (5/3/2020).
• VIRAL Fenomena Kondom Ludes Akibat Wabah Virus Corona, Foto Ramai di Twitter hingga Disebut ‘Trik’
Misalnya para WNI yang baru saja dipulangkan dari Wuhan dan dikarantina di Natuna beberapa waktu lalu.
Dikatakan Khofifa, mereka saat itu diobservasi karena dikhawatirkan suspect, itupun bukan dikatakan mereka adalah suspect.
"Bahasa seperti ini, hari ini, harus dijelaskan lebih clear, dan lebih detail, jangan jadikan orang kemudian menjadi sensitif, panik," katanya.
• Di Balik Video Baru Syahrini, ‘Kebohongan’ Soal Adegan Mesra dengan Reino, Sikapnya Tuai Komentar
Begitu juga dengan surat PMI yang sejak semalam membikin heboh.
Mantan Menteri Sosial ini menegaskan, yang dimaksud surat edaran oleh PMI itu adalah ada 65 warga yang baru saja pulang dari luar negeri.
Dan mereka sudah mengantongi surat keterangan sehat.
"Jadi mereka yang 65 orang itu bukan suspect," tandasnya.
• 2 Jenis Virus Corona Indikasi Covid-19 Bermutasi Diidentifikasi Ilmuwan, Apa Bahayanya Bagi Manusia?
Dikatakan Khofifah, ia sendiri sudah dua kali menerima hasil share informasi yang kurang benar.
Yang pertama bahkan tidak dalam bentuk surat, yang memberitahukan ada 16 orang warga Jatim disebut suspect, dan yang kedua yaitu kali ini ada 65 orang.
Padahal mereka ini bukan suspect melainkan warga yang baru pulang dari luar negeri dan sudah mengantongi surat keterangan sehat.
"Maka hari ini saya minta Kadinkes kalau bisa sowan ke PMI ke Pak Imam Utomo atau kalau tidak ketemu dengan tim dari PMI, agar semua bisa clear," kata Khofifah.
• Cara Cuci Tangan Praktis Cegah Corona ala RSUD dr Iskak Tulungagung, Perhatikan Juga Etika Batuk
Di sisi lain, gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menegaskan pihaknya pagi ini mengumpulkan 44 rumah sakit se Jawa Timur tekait persiapan menghadapi wabah virus Corona.
Rumah sakit rujukan pertama dan rujukan utama dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan apa yang harus dipersiapkan di saat ini di mana ada wabah virus Corona yang telah masuk ke Indonesia. (Fatimatuz Zahroh)