Jenazah Siswi SMK Korban Pembunuhan di Sidoarjo, Polisi Sebut Diperkirakan Sudah Tinggal Tulang
Jenazah gadis SMK korban pembunuhan yang dibuang ke sungai di Siwalan Panji Sidoarjo diperkirakan tinggal tulang.
Penulis: M Taufik | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUJATIM.COM, SIDOARJO - Jenazah gadis SMK korban pembunuhan yang dibuang ke sungai di Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Sidoarjo diperkirakan sudah hancur dan tinggal tulangnya saja.
Sebab, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada 30 Januari lalu. Sudah sebulan lebih.
Namun ada potensi bisa ditemukan karena korban dimasukkan ke dalam glangsing oleh pelaku.
• Pencarian Jenazah Gadis SMK Korban Pembunuhan di Sidoarjo, Petugas Dikerahkan Terjun ke Sungai
Diduga dia dibunuh, lalu dimasukkan ke glangsing dan dibuang di sungai.
Sementara sepeda motornya dibawa kabur pelaku.
"Mungkin jenazahnya sudah tidak utuh, tapi karena dalam glangsing jadi berpotensi bisa ditemukan," ungkap seorang petugas Polresta Sidoarjo di sela melakukan penyisiran sungai, Rabu (11/3/2020).
• Mantan TKW Blitar Berubah Drastis Pasca Nikahi Bule, Sifat Suami ke Mertua Terungkap ke Publik
• Nasib Baru Lucinta Luna, Ini Alasan Dipindah ke Rutan Khusus di Pondok Bambu, Foto Terakhir Viral
Setidaknya, jika glangsing atau karung plastik itu ketemu, bakal ada bukti seperti jam tangan, pakaian, atau tulang-tulang korban.
Jika memang jenazahnya sudah tidak utuh.
Korban diketahui bernama Putri Dewi Atika, siswa SMK asal Wadungasih, Buduran, Sidoarjo.
• Kakek Jember Ini Tinggal Bersama Mayat di Rumahnya Sampai 3 Hari, Terkuak Warga dari Bau Menyengat
Gadis kelahiran tahun 2002 itu dilaporkan hilang oleh keluarganya pada akhir Januari lalu.
Ketika itu gadis cantik tersebut baru pulang dari Bank BRI Syariah Sidoarjo, 30 Januari lalu.
Siswa SMK itu sedang magang di sana.
• Nasib Siswi SMP Bunuh Anak, Kak Seto Memohon Agar Tak Ditahan, Kebiasaan Pelaku saat SD Terkuak
Informasi terakhir, korban ada Buduran. Pulang dari magang kerja.
"Pukul 18.30 WIB, handphonenya masih bisa dihubungi. Tapi saat ditelpon lagi pukul 19.00 WIB, sudah tidak bisa," kata Yoyok Efendi Kepala Dusun Wadung mewakili keluarga korban.
Karena tak kunjung pulang dan tidak bisa dihubungi, sehari berikutnya keluarga memutuskan untuk melapor ke Polsek Buduran.
