Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Dosen Gunting Celana Mahasiswi saat Mengajar, Terpicu Seragam Basah, ‘Sudah Berulang-ulang’

Sebuah perlakuan tak pantas dilakukan oleh seorang oknum dosen kepada mahasiswinya di depan kelas, akhirnya sang dosen pun dilaporkan ke polisi.

Penulis: Ignatia | Editor: Adi Sasono
Kolase Kompas.com, Pos-Kupang.com
Ilustrasi oknum dosen yang melecehkan mahasiswinya di depan kelas saat mengajar 

"Depan loby lagi prepare dengan teman-teman untuk tampil ujian randai. Terus ada si dosen."

"Dia manggil, ya udah. Namanya dosen tentu kita salamin kan," ujar mahasiswi itu mulai bercerita.

Setelah salam, ia duduk di sebelah dosen tersebut.

Kehidupan Mantan TKW Blitar Pasca Nikahi Bule, Penampilan Berubah, Tersorot Sikap Bule ke Mertua

Pengakuan T, banyak hal yang mereka ceritakan ketika itu.

"Cerita tentang nilai lah, disuruh itulah, pokoknya tentang nilai aku yang gagal," ucap T.

T menuturkan, saat di loby tersebut banyak orang, namun si dosen mengusir orang-orang tersebut dengan cara meminta mereka untuk bersosialisasi dengan senior-senior di kampus.

"Ketika teman-teman aku datang malah diusir sama dia. Oi ang lai kenal samo senior ang tu. Pailah kenalan ang situ dulu ha. (Apakah kalian kenal sama senior itu? Pergilah, kenalan dulu ke sana!)," ucap T menirukan suruhan si dosen kala itu.

27 Pasien Corona Indonesia, Ada Kisah Masing-masing, Paling Unik Pasien 27, Dikuak Jubir Pemerintah

Menurut T, ada saja cara si dosen tersebut untuk membuat lingkungan sekitar sepi.

Bahkan tak terbesit pikiran aneh olehnya di balik perilaku si dosen yang mengusir teman-temannya.

"Aku gak connect sih dia nyuruh teman-teman aku pergi, kenapa. Ternyata itu maksud dan tujuannya."

"Sampai-sampai betis aku dicubit dengan alasan galigaman (gemas). Terus aku diam," ujarnya.

T menuturkan, walaupun dirinya anak tongkrongan, serta terlepas dari itu, dia juga tak semudah itu untuk melakukan perbuatan bejat tersebut.

"Aku juga gak semudah itu untuk digituin (dilecehkan). Mikirnya jangan terlalu kek gitu lah," ujar T.

Akhirnya, ungkap T, saat itu si dosen minta yang "panas-panas".

Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dosen, Kode Minta Panas-panas Bukan Kopi, Ending ke WC: Dia Paksa Aku

Dia mikir yang panas-panas itu kopi atau teh.

"Ya udah, aku mikirnya itu yang panas-panas kopi atau teh, karena dia udah pernah minta buatin kopi sebelumnya."

"Ada chat-nya. Pertama kali dia nge-chat itu minta buatin kopi ke jurusan. Makanya buatin yang panas-panas itu kopi lagi."

T memenuhi permintaan si dosen.

"Ya udah, Pak. Bisa, Pak," tutur T.

T sudah merasakan firasat kurang mengenakkan kala itu.

"Firasat gak enak, tapi ya mau gimana. Dia minta buatin kopi. Mikirnya masih positif," terang T.

T menyebut, di bawah tangga banyak teman-temannya sedang duduk-duduk namun si dosen menyuruh pergi ke pendopo untuk persiapan ujian.

Kata T, teman-temannya tersebut menuruti perintah si dosen.

"Namanya dosen yang ngomong. Dia mengatasnamakan dirinya dosen lo, bukan mengatasnamakan dirinya abang-abang atau siapa. Orang patuh lah sama dia," kata T.

Ketika sampai di depan dapur, si dosen bilang mau ke toilet dan T pun menyilakannya.

"Terus saya dipanggil, ke sinilah dulu. Apa Pak? Ke sinilah sebentar. Ngapain, Pak? Sini-sini, kata dia. Lalu aku ditarik langsung ke dalam WC. Terjadilah," ungkap T.

Pesan Risma Soal Sebaran Info Hoaks Virus Corona di Surabaya, Minta Tak Buat Orang Takut: Janganlah

T sempat menepis dengan tangan.

Seperti ketika si dosen mau buka baju, ditepis dengan tangan.

Lalu, dorong-dorong dengan bahu namun si dosen tetap memaksa.

"Pokoknya, dia paksa-paksa aku. Aku bilang, jangan, Pak. Jangan, Pak. Aku gak bisa, Pak. Aku gak pernah sama sekali kek gini. Tolong, Pak. Tolong," ujar T.

"Jangan keras-keras ngomong, terdengar sama orang, kata dia. Tolong Pak, udahlah Pak," ujar T.

Kala itu hal yang terbesit di benaknya hanya berusaha membela diri dari perbuatan pelaku.

Kalau dirinya teriak, ungkap T, dia berpikir bisa saja dibunuh atau dilakukan sesuatu yang tak diinginkan di dalam toilet tersebut.

T menuturkan, kejadian tersebut dialaminya di lingkungan kampus pada 10 Desember 2019.

Untuk melapor sebulan setelah kejadian itu, kata T butuh persiapan mental.

T mengaku sudah dipanggil penyidik sebanyak enam kali. Ada penyerahan bukti.

Untuk di pengadilan, dirinya juga sudah menyiapkan enam saksi.

Hingga saat ini belum ada panggilan berikutnya.

Maju jalur hukum, T diberi pendampingan dari LPSK, LBH, dan Nurani perempuan.

Teror Tokoh Slender Man, di Jakarta Siswi Bunuh Bocah 6 Tahun, di AS Habisi Nyawa Teman Sekelas

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved