Herannya Warga Goa Pasir Tulungagung Tak Tahu Pohon Sonokeling Dicuri, 1 Tanda Kuak Hal Sebenarnya
Masyarakat sekitar situs sejarah Goa Pasir, di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol Tulungagung dibuat geram kawanan pencuri kayu.
Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
Herannya Warga Goa Pasir Tulungagung Tak Tahu Pohon Sonokeling Dicuri, 1 Tanda Kuak Hal Sebenarnya
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Masyarakat sekitar situs sejarah Goa Pasir, di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol Tulungagung dibuat geram kawanan pencuri kayu.
Sebab sebuah pohon sonokeling yang mereka jaga untuk melindungi kawasan itu, hilang dicuri pada Selasa (17/3/2020) dini hari.
Pencurian ini sekaligus membuat warga heran, karena semalaman mereka tidak ada yang mendengar suara gergaji mesin.
“Pohonnya jelas dipotong dengan gergaji mesin, tapi tidak ada warga yang mendengar suara mesinnya. Padahal jarak ke rumah penduduk hanya sekitar 100 meter,” terang warga setempat bernama Maliki Nusantara.
• Nasib Nahas Kakek Tulungagung Tewas Terjatuh dari Sepeda Saat Jualan Es Lilin, Kondisi Mengenaskan
• Pemkab Tulungagung Siapkan Dua Puskesmas Untuk Penyangga Penanganan Covid-19
• Gara-gara Pegawai Lupa Matikan Kompor Seusai Goreng Kentang, Cafe Surinala Tulungagung Terbakar
Lanjut Maliki, warga sekitar masih berjaga antara pukul 22.00 WIB-22.00 WIB, hari Senin (16/3/2020).
Menjelang dini hari warga sempat mendengar suara pohon yang ambruk.
Namun warga tidak curiga, karena sebelumnya tidak ada suara mesin pemotong kayu.
“Tahunya waktu pagi hari ada warga yang akan pergi ke ladang. Sonokeling, salah satu pohon yang kami jaga sudah hilang,” ungkap Maliki, yang juga aktisi LSM Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Tulungagung.
Dari penulusuran jejak, warga menemukan ceceran garam di area yang sangat luas, hingga ke jalan utama.
Warga menduga, garam yang disebar itu adalah sirep untuk membuat warga tidur sangat dalam sehingga tidak tahu apa yang terjadi di sekitarnuya.
Ilmu sirep pernah sangat populer di tahun 80-an hingga 90-an, saat marak pencuri karena kondisi ekonomi saat itu.
“Orang-orang sepuh menduga garam itu sirep, seperti ilmu yang dipakai maling zaman dulu. Agak aneh memang, tapi buktinya tidak ada satu pun yang mendengar para pencuri itu beraksi,” ucap Maliki.
Pohon sonokeling yang dicuri mempunyai diameter sekitar 65 sentimeter, keliling 233 sentimeter dengan panjang antara 15-20 meter.
Taksir harga kayu berwarna hitam pekat yang dicuri ini di pasaran sekitar Rp 80 juta hingga Rp 120 juta.