Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jawa Timur

Kakek ODP di Blitar Meninggal Bukan karena Virus Corona tapi Komplikasi, Ini Riwayat Penyakitnya

Nyawa kakek di Blitar tak tertolong, pasien ODP ini meninggal dunia di RSUD Ngudi Waluya, Kecamatan Wlingi, Senin (23/3/2020) karena komplikasi.

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Januar
Business Insider
Ilustrasi - Pria berusia 63 tahun asal Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar meninggal dunia di RSUD Ngudi Waluya, Kecamatan Wlingi, Senin (23/3) siang atau pukul 11.00 WIB. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang kakek di Kabupaten Blitar yang masuk ke dalam daftar orang dalam pemantauan (ODP) meninggal dunia usai dirawat di RS milik Pemkab Blitar.

Namun penyebab meninggalnya sang kakek dipastikan bukan karena virus Corona namun karena komplikasi berbagai penyakit.

Kakek berusia 63 tahun itu berasal dari Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

Nyawa korban tak tertolong dan meninggal dunia di RSUD Ngudi Waluya, Kecamatan Wlingi, Senin (23/3) siang atau pukul 11.00 WIB.

Korban belum sempat ditangani khusus oleh tim medis karena baru tiba beberapa menit di RS milik Pemkab Blitar itu.

"Saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah kritis sehingga baru dapat penanganan di IGD, namun korban akhirnya meninggal dunia," kata dr Endah Woro Utami, Direktur RSUD Ngudi Waluya Wlingi.

Demi Tambah Stamina, 2 Tukang Potong Ayam di Gresik Asyik Pesta Sabu, Endingnya Digerebek Polisi

Sejumlah Pemain PSG Gresik Sakit, I Putu Gede Bakal Beri Materi Latihan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Setelah ditelusuri riwayat penyakitnya, papar dia, rupanya korban menderita komplikasi di antaranya, diabetes, dan batuk dengan disertai sesak nafas.

Karena curiga dengan penyakit korban, petugas terus mencari informasi soal rekam jejak penyakitnya itu.

Hasilnya, korban diketahui masuk salah satu dari 66 orang di Kabupaten Blitar, yang sudah terindikasi orang dalam pemantauan (ODP).

Namun, itu tak diketahui pihak RS saat korban masuk pertama kali ke RS siang kemarin itu.

Makanya, ia dikira pasien biasa sehingga tak langsung ditangani khusus namun masih sempat ditaruh di IGD terlebih dulu.

Status korban ODP itu baru diketahui, setelah korban meninggal dunia.

"Ternyata, korban diketahui sudah ODP itu sejak 13 Maret lalu. Saat itu, korban menderita batuk dan sesak nafas. Itu diperiksa di puskesmas setempat," paparnya.

Curiga dengan penyakit batuk dan sesak nafasnya, pihak puskemas menanyainya.

Korban mengaku kalau habis pulang dari rumah saudaranya yang ada di Malang.

Sidoarjo Tambah 2 Rumah Sakit Rujukan Corona, Berikut Rincian Lengkap Ruang Isolasi Pasien Covid-19

Arema FC Store Ditutup Sementara karena Virus Corona, Omzet Tim Menurun

Saat itu juga, ia sudah dinyatakan ODP.

Itu terjadi sehari setelah korban pulang dari Malang pada 13 Maret lalu.

Namun sayang, korban hanya dikarantina di rumahnya sendiri, bukan diawasi tim medis langsung.

"Karena itu, keluarga duka (korban) harus dikarantina supaya menghindari penyebaran virusnya," paparnya.

Cuma, yang jadi persoalan saat ini, di mana tempat karantina di Kabupaten Blitar itu.

Baik buat orang yang sudah ODP maupun keluarganya, yang masih sehat, agar tak kontak langsung dengan si ODP.

"Kalau standar nasional, bagi orang yang ODP dikarantina di rumahnya masing-masing selama 14 hari. Namun, itu dalam pengawasan tim medis kami. Terkecuali bagi pasien dalam pengawasan (PDP), harus dikarantina di RSUD Ngudi Waluya dan sudah kami siapkan tempatnya," kata dr Kuspardani, Kadinkes Pemkab Blitar.

Bagaimana dengan 65 orang yang sudah ODP itu, papar Kuspardani, mereka dikarantina di rumahnya masing-masing.

Termasuk, 14 orang dari keluarga korban yang meninggal Senin (23/3) siang kemarin.

Mereka juga dikarantina di rumahnya masing-masing.

Selain korban meninggal dunia itu, Kuspardani juga menjelaskan bahwa Minggu (22/3) malam kemarin, juga ada pasien, yang diduga sudah positif Corona.

Ia adalah ibu-ibu dengan usia 27 tahun, yang asal Kecamatan Ngelegok.

Karena sudah dinyatakan positif Corona, malam itu juga si penderitanya langsung dilarikan ke RS Pare (Kediri).

Katanya, si penderita itu baru pulang dari Bogor, dan baru tiba sehari di rumahnya Nglegok.

Sehari kemudian, ia mengalami batuk dan sesak nafas.

Begitu diperiksa malam itu, ia sudah positif virus Corona. (TribunJatim.com/Imam Taufiq)

Pembahasan Rekomendasi PDIP di Pilkada Jawa Timur Dibahas via Teleconference, Antisipasi Covid-19

Dapat Libur Seminggu, Gelandang Persebaya Surabaya Pilih Pulang Kampung ke Kalimantan

UPDATE TERBARU Pasien Virus Corona di Jatim, ODP Covid-19 Tembus Angka 1.405, PDP Capai 125 Orang

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengumumkan data terbaru terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jatim, Senin (23/3/2020).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengumumkan data terbaru terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jatim, Senin (23/3/2020). (SURYA/FATIMATUZ ZAHROH)

Berikut update terbaru pasien virus Corona di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengumumkan data terbaru terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jatim.

Per hari ini, Senin (23/3/2020), dikatakan Khofifah tidak ada penambahan kasus positif Covid-19.

Namun untuk kasus pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya bertambah dari 88 orang menjadi 125 orang.

Sedangkan untuk orang dalam pemantauan (ODP) ada penambahan dari 999 orang menjadi 1.405 orang.

“Dari data yang masuk di pemprov ada 41 yang positif Covid-19. Tidak ada penambahan. Sedangkan untuk PDP bertambah menjadi 125 orang dan untuk yang statusnya ODP tembus angka 1.405 orang," katanya.

PKS Jatim Aktifkan Genta Covid-19, Awasi Protokol Pencegahan Virus Corona di Pemerintah Daerah

Resep Aji Santoso Menghindari Covid-19, Biasakan Berjemur di Bawah Sinar Matahari Pagi

Ditegaskan mantan Menteri Sosial ini, peningkatan jumlah ODP ini bersumberkan dari hasil tracing tim yang menjangkau masyarakat yang memiliki interaksi dengan yang positif Covid-19.

Atas kondisi ini, Khofifah memastikan, pihaknya sudah sudah melakukan rapat koordinasi bersama Pangdam dan Kapolda Jatim.

Ia menegaskan, Pemprov Jatim sudah melakukan berbagai imbauan ke semua lini dan level.

“Saat ini imbauan aparat dari semua hingga desa sudah dilakukan. Imbauan di tingkat Kabupaten kota juga sudah dilakukan tapi masih banyak masyarakat yang rupaya belum mengikuti imbauan,” tegas Khofifah.

Oleh sebab itu, ia menegaskan karena Covid-19 ini penyebarannya meningkat terus menerus dari hari ke hari, ODP terutama.

Maka ia meminta msyarakat di daerah terjangkit tidak menyepelekan hal ini.

“Jadi jangan membuat kegiatan yang mendatangkan banyak orang. Dan berdasarkan koordinasi polda dan polres, mulai malam ini tempat hiburan malam yang belum ditutup sementara agar segera ditutup. Ini akan berlangsung sampai di Jatim terkonfirmasi tidak ada lagi kasus Covid-19,” tegas Khofifah. (TribunJatim.com/Fatimatuz Zahroh)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved