Virus Corona di Indonesia
Nasib Pilu Lansia Pasien Suspect Corona Meninggal di Ambulans, 3 RS Tak Ada Slot Kosong Untuknya
Nasib pilu kali ini datang dari kisah pria lanjut usia ( lansia ) suspect Corona yang meninggal dunia di ambulans seusai ditolak beberapa Rumah Sakit.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Januar
Di samping kabar buruk, ada kabar baik terkait Corona.
Kabar baik virus Corona hari ini, vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan bisa tahan lama.
Di tengah wabah Corona yang terjadi secara global ada kabar baik yang diumumkan para ahli kesehatan.
Meski saat ini masih diusahakan untuk dicari, vaksin Corona diperkirakan akan bertahan lama.
Vaksin untuk penyakit Covid-19 memang masih dalam tahap pengembangan, dan prosesnya memakan waktu cukup lama.
Namun, vaksin ini diperkirakan akan sangat efektif dan mampu bertahan cukup lama setidaknya dalam beberapa tahun, sebagaimana dilansir dari techcrunch.
Tidak hanya itu, kabar baik lainnya sebagaimana dilansir dari penelitian Universitas Johns Hopkins, mengatakan bahwa virus Corona alias SARS-Cov-2 alias Covid-19 tidak melakukan mutasi di dalam tubuh manusia.
Semua virus biasanya mengalami evolusi, yaitu melakukan replikasi diri dari inangnya dan menyebar ke seluruh populasi.
Namun, Covid-19 rupanya tidak cepat bermutasi.
• Gara-gara Wabah Corona, Penumpang Terminal Purabaya Turun hingga 50 Persen, Bus Cuma Angkut 5 Orang
• UNIQLO Indonesia Gandeng Ayudia C Luncurkan Panduan Modest Wear Manual untuk Perempuan Berhijab
Mengenal tahapan uji klinis vaksin
Selain kabar baik tersebut, pakar ilmuwan juga berusaha memaparkan bagaimana tahapan uji klinis vaksin berproses.
Lamanya proses itu untuk memastikan keselamatan manusia dan mengetahui seberapa bermanfaatnya vaksin tersebut.
Menurut Bruce Thompson, Dekan Fakultas Kesehatan di Universitas Swinburne, Australia, pengobatan apa pun yang dijual harus melewati beberapa tahapan proses standardisasi berdasarkan uji coba klinis mulai dari fase 1 sampai fase 3.
Dia mengatakan, "Kita harus memastikan obat atau vaksin itu aman, tidak melukai dan tahu seberapa efektivitasnya."
Prosesnya secara umum terbagi menjadi enam fase:
Desain Vaksin: Proses di mana para pakar mempelajari patogen dan memutuskan bagaimana sistem imun bisa menyadari kehadiran patogen tersebut.
Uji Hewan: Vaksin baru yang diuji kepada hewan berfungsi untuk menunjukkan apakah vaksin itu dapat bekerja dan tidak memiliki efek samping yang ekstrem.
Uji Klinis Tahap I : Merepresentasikan uji pertama kepada manusia untuk mengetahui tingkat keamanannya, dosisnya dan efek sampingnya. Uji coba ini hanya membutuhkan sedikit relawan.
Uji Klinis Tahap II: Terdapat analisis mendalam tentang bagaimana cara kerja vaksin secara biologis.
Uji coba ini melibatkan relawan lebih banyak dan membutuhkan penilaian terhadap respons psikologis dan interaksi selama perawatan.
Intinya, uji coba vaksin virus corona menilai bagaimana stimulasi vaksin dalam sistem imun bekerja.
Uji Klinis Tahap III: Adalah tahap akhir yang melihat bagaimana jumlah besar relawan yang diuji coba merespons dalam waktu lama.
Persetujuan Peraturan: Terakhir, badan pengawas akan melihat bukti dari hasil uji coba klinis dan menyimpulkan apakah vaksin dapat diberikan seluruhnya atau tidak.
Namun, untuk kasus Covid-19, proses uji klinis dipercepat dalam beberapa tahap.
Seperti yang dilaporkan STAT News, vaksin yang dikembangkan Moderna telah melewati tahapan dari desain vaksin langsung ke uji klinis tahap I.
Vaksin mRNA-nya bahkan melewatkan tes klinis kepada hewan.
Tes-tes itu telah berlangsung di Seattle, Kaiser Permanente Washington Health Institute dengan jumlah relawan yang sudah mendaftar. (Kompas.com/ Miranti Kencana Wirawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Vaksin yang Dikembangkan Bisa Tahan Lama".