Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jawa Timur

Tak Boleh Kumpulkan Massa, Disperindag Jatim Siapkan Skema Operasi Pasar Lain untuk Tekan Harga Gula

Untuk menjaga agar harga gula pasir tidak terus melambung, Disperindag Jatim melakukan operasi pasar.

ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
ILUSTRASI - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Bulog turun melakukan operasi pasar di Surabaya, Jumat (2/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), harga gula pasir di pasaran Jawa Timur terus merangkak naik jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah Rp 12.500.

Dari data yang ditampilkan di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur (Siskaperbapo), harga gula pasir pada Sabtu (28/3/2020) mencapai Rp 17.705, naik Rp 61 dari sehari sebelumnya Rp 17. 645.

Untuk menjaga agar harga gula pasir tidak terus melambung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (Disperindag Jatim) terus melakukan operasi pasar.

Gubernur Jatim Khofifah Imbau Masyarakat Tunda Mudik Selama Masih Ada Wabah Covid-19

Pemkot Surabaya Bakal Produksi APD Sendiri untuk Perdatin Jatim, Wali Kota Risma Gandeng UMKM

Namun, dengan adanya virus Corona ini, Disperindag Jatim harus menyiapkan skema operasi pasar yang baru mengingat pemerintah melarang menyelenggarakan kegiatan yang mengundang kerumunan massa.

"Kita sudah siapkan beberapa skema operasi pasar, yang pertama adalah operasi pasar seperti biasa, dibuka lapaknya, tapi diatur satu per satu dengan antre teratur dan menjaga jarak. Tapi masyarakat kita tidak mungkin seperti itu dan pasti menggerombol, itu sudah terjadi di Jakarta dan akhirnya ditunda," ucap Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Tri Bagus Sasmito, Sabtu (28/3/2020).

Sedangkan skema yang kedua adalah dengan skema door to door mengantarkan gula ke setiap rumah warga.

"Kalau mau menunggu di rumahnya masing-masing tidak masalah, tapi yang menjadi masalah adalah ketika ada warga yang diujung gang khawatir tidak kebagian sehingga menjemput dulu, dan akhirnya akan berkerumun," lanjut Tri Bagus Sasmito.

Jatim Darurat Virus Corona, BI Perkirakan Ekonomi Jawa Timur Jangka Pendek Masih Tetap Terjaga

Liga 1 2020 Ditunda hingga 29 Mei, Persebaya Surabaya dan Madura United Pilih Legawa

Sedangkan skema yang ketiga, yang menurut Tri Bagus Sasmito paling aman adalah dengan mendistribusikannya melalui retail modern.

"Ini pengawasannya gampang, kemudian jaringannya juga sampai ke kecamatan dan relatif banyak sehingga masyarakat bisa menjangkau," kata Tri Bagus Sasmito.

Pemkot Surabaya Terima Ratusan Alat Rapid Test untuk Petugas Kesehatan dan ODP Covid-19

Machfud Arifin Serahkan Bantuan APD kepada Gubernur Jatim Khofifah dan Dirut RSUD dr Soetomo

Disperindag pun juga bisa mengendalikan harga gula di retail modern agar jika mengambil margin keuntungan tidak terlalu besar.

"Harganya bisa dikendalikan, kita bisa beri aturan main margin maksimal keuntungannya berapa. Jadi saya rasa skemanya paling aman adalah melalui retail modern," tambah Tri Bagus Sasmito.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved