Virus Corona di Jawa Timur
Ada 5 Pasien Positif Covid-19, PGS dan Pasar Kapasan Surabaya Jadi Klaster Penularan Baru di Jatim
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa saat ini telah dipetakan klaster.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM,COM, SURABAYA - Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa saat ini telah dipetakan klaster penularan corona di Jatim.
Total dari data yang ia kantongi, ada sebanyak 21 klaster penularan corona di Jawa Timur, termasuk dua titik klaster terbaru yaitu Pasar Pusat Grosir Surabaya (PGS) dan Pasar Kapasan Surabaya.
“Kami sudah mengembangakan tracing di beberapa klaster di Surabaya. Karena di Surabaya ini ada beberapa episentrum. Termasuk di pasar. Jadi kalau ditanya apakah masuk klaster ya, termasuk,” kata Kohar, Minggu (5/4/2020).
• 3 Minggu Jelang Puasa Ramadan, Harga Daging Sapi dan Kambing di Pasar Wonokromo Masih Stabil
• Pasar Kapasan & PGS Ditutup 2 Minggu Akibat 5 Warga Positif Covid-19, Pemprov Jatim Langsung Tracing
Dari dua pasar tersebut diketahui ada total lima pasien positif Covid-19, empat diantaranya berasal dari PGS dan satu sisanya dari Pasar Kapasan.
Karena sudah masuk dalam klaster penularan baru karena sudah ada yang dinyatakan positif covid-19, Kohar meminta pada masyarakat untuk membantu menyampaikan secara terbuka siapa saja yang mungkin memiliki kontak dengan orang tersebut sehingga bisa dilakukan tracing.
Dan ia juga mengimbau masyarakat untuk bersabar dan melakukan isolasi kawasan di klaster tersebut agar tidak menambah penyebaran.
Selain pasar, yang juga masuk dalam klaster penularan corona di Jatim adalah klaster pelatihan calon petugas haji di Sukolilo. Di klaster tersebut sudah ada sebanyak 18 yang dinyatakan positif covid-19.
“Perkembangan untuk yang klaster haji dimana sudah ada satu yang dinyatakan sembuh itu dari kota Kota Blitar. Tapi juga ada satu pasien masih PDP belum keluar hasil tesnya dan meninggal. Jadi total ada 18 konfirm positif, 1 sembuh di Kota Blitar dan 1 meninggal di Kab Kediri,” kata Kohar.
Dikatakan Kohar bahwa berdasarkan tracing klaster yang ada, terbukti ada second transmission. Misalnya untuk klaster Pelatihan Haji ini sudah ada satu orang dari Lamongan yang dinyatakan positif covid-19 karena tertular dari salah satu peserta pelatihan haji. Dia statusnya adalah teman dari peserta pelatihan haji.
“Jadi ini pentingnya adanya isolasi mandiri atau pembatasan selama 14 hari masa inkubasi. Agar tidak ada penularan baru. Maka kita imbau masyarakat untuk bersabar jangan keluar dulu,” tegas Kohar.
Terkait total klaster dikatakan Kohar dari 152 kasus positif covid-19 per Sabtu (4/4/2020), Tim Tracing sudah melakukan penelitian di 132 kasus dan ditemukan sebanyak 21 klaster titik penularan.
Klaster pertama yaitu terjadi dari satu kasus pertama di Malang yang teridentifikasi sakit karena usai mengikuti seminar internasional di Jogja. Yang kemudian berkembang dan mengalami titik puncak penularan tanggal 16 Maret. Dan ada indikasi menurun.
“Kami sudah identifikasi di berbagai klaster. Total kalau kami identifikasi ada 21 klaster atau episentrum titik penularan di Jatim,” kata Kohar.
Setelah dua pekan adanya imbauan tinggal di rumah tampak bahwa di sejjmlah jalanan di Jatim masyarakat sudah banyak yang keluar rumah lagi. Terkait itu Kohar menyampaikan agar masyarakat tidak terburu keluar.
“Karena terbukti masih ada potensi second transmission seperti yang terjadi di Lamongan. Maka PSBB atau yang di Jatim diterjemahkan sebagai isolasi kawasan harus benar dilakukan agar masyarakat tetap di rumah guna menutus rantai penularan,” pungkas Kohar.
Penulis : Fatimatuz Zahroh
Editor : Sudarma Adi